Sabtu, Mei 29, 2010

5 Hal yang harus dimiliki

Mendapatkan 5 hal melalui 5 jalan
1. Berkah Rizki melalui dhuha
2. Cahaya dalam kubur melalui tahajud
3. Kemudahan dalam menjawab pertanyaan kubur melalui membaca al-Quran
4. Kemudahan Mustaqim melalui puasa dan sedekah
5. Mendapatkan perlindungan Allah pada hari hisab melalui Dzikrullah

Himbauan untuk Para Guru

Himbauan dari Mendiknas dan Menkes RI waspadalah terhadap 11 penyakit yang rentan di derita oleh para guru dan ini penyakit yang sangat BERBAHAYA:
1. TIPES : Tidak punya selesa
2. Mual : mutu amal lemah
3. Kudis : kurang disiplin
4. Asma : Asal masuk kelas
5. Kusta : Kurang strategi
6. TBC : Tidak bisa computer
7. KRAM : kurang trampil
8. Asam urat : asal sampaikan materi urutan kurang akurat
9. LESU : Lemah sumber
10.Diare : dikelas anak anak diremehkan
11.Ginjal : gajinya nihil jarang aktif dan lambat.......

Kerinduan

Wahai kekasih hati siapa lagi selain Engkau? kasihanilah pendosa yang telah datang kepadaMu. Wahai kekasih hatiku, beningku dan harapanku, hati dusta jika mencintai selain diriMu. Wahai mesraku, harapan dan hasratku betapa panjang rinduku, kapan bisa bertemu denganMu.

Dawuhe Umar Bin Khotob

Umar berkata : " Ada empat macam lautan :
1. Lautan dosa adalah hawa
2. Lautan syahwat adalah nafsu
3. lautan usia adalah kematian
4. Lautan penyesalan adalah kuburan

Hijab

Penghalange Menungso gawe Wushul Marang Allah iku Ono papat :
1. Godane Syetan
2. Iming-iming dunyo
3. Demen kalian makhluk/sakliyane Allah
4. Nuruti nafsu

Senin, Mei 17, 2010

Ideologi Perubahan

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Radu ayat 11)
Ayat tersebut adalah ayat yang bisa dilihat dari berbagai sudut. Kalau ditafsirkan model Mu’tazilah atau qadariyah, Allah tidak akan merubah nasib manusia kecuali manusia itu sendiri yang merubahnya. Jadi titik perubahan nasib manusia, itu ditentukan oleh manusia. Allah tidak bisa cawe-cawe merubah nasib manusia. Seakan-akan Allah tidak tahu menahu dan tidak bisa campur tangan terhadap nasib manusia. Jelek tidaknya nasib manusia itu ditentukan tangan manusia, bukan Allah.
Penafsiran macam ini, memang menjadikan manusia menjadi progresif, karena jika mereka sendiri tidak merubah keadaan mereka tidak akan menjadi lebih baik. Karenanya mereka bekerja keras mati-matian untuk berubah menjadi yang lebih baik. Namun kelemahan dari penafsiran ini, manusia cenderung percaya diri dan mengesampingkan peran Allah. Pertanyaan mendasarnya, apakah setiap manusia ketika mengupayakan nasibnya dengan bekerja keras, semua bisa berubah? ada 10 orang bekerja ke Jakarta, mereka ingin merubah nasibnya. Mereka akhirnya sama-sama bekerja keras, namun kenapa ke sepuluh orang tersebut berbeda-beda nasibnya? Kenapa seluruh lulusan SMAN 3, atau UNESA, atau IAIN, memiliki nasib yang berbeda, padahal mereka sama-sama satu lulusan/angkatan, yang sama-sama ingin merubah nasibnya? Lalu dimanakah letak kehebatan tangan manusia merubah nasibnya? Kenapa tidak semua keinginan dan cita-cita itu terwujud? Kenapa orang yang berharap dengan bekerja keras dan ikhtiar sekuat tenaga, tidak selalu sesuai dengan harapannya?
Penafsiran lainnya, dari sudut Jabariyah, menyatakan bahwa yang bisa merubah apapun itu bukan manusia, tetapi hanya Allah saja jualah. Kalau Allah sudah menetapkan seseorang menjadi maling, bagaimanapun manusia akan tetap menjadi maling. Manusia tidak akan bisa merubahnya. Begitupun jika Allah telah menetapkan dia menjadi ahli surga, ahli korupsi, ahli jambret, ahli quran, semuanya telah ditetapkan dan manusia tidak cawe-cawe. Manusia seperti wayang di tangan dalangnya. Kelemahan dari pendapat ini, manusia kurang diberi kepercayaan untuk merubah keadaannya menjadi lebih baik. Seakan ikhtiar tidak guna. Dan usaha apapun tidak ada gunanya. Lalu buat apa ada dosa dan pahala? Surga neraka?
Lalu bagaimanakah kita menyikapinya? Yang mana yang benar dan yang mana yang salah? Menurut Prof. Zahro, dalam urusan Aqidah Islan dan Non Islam, harus ada benar dan salah. Kalau Islam benar berarti lainnya wajib salah. Tetapi kalau dalam intern Islam sendiri, misalnya antara ke empat Madzab fiqh yang sama-sama berpendapat dan berbeda, bisa diterapkan ke empat-empatnya adalah benar. Begitupun dengan Mufasir, diantara mereka bisa dibenarkan. Tentu autokritik tetap harus dimasukkan di dalamnya.
Kalau kita lihat diantara dua kutub Mu’tazilah dan Jabariyah, sama memiliki koleksi ayat yang beragam dan sama-sama kuat. Sama-sama mendukung pendapat free act dan apatisme. Ya begitulah. Kalau ingin mendalami, silahkan dalami ilmu-ilmu kalam atau teologi Islam.
Namun menarik, apa yang diungkap oleh KH. Djamal, beliau berpendapat, bahwa yang perlu dirubah itu bukan nasib. Karena nasib itu hanya Allah yang bisa merubahnya. Sedangkan manusia itu tidak akan mampu mengubah nasib. Manusia hanya disuruh mengubah sikapnya yakni mengubah amaliah sholihahnya dan taqwanya dihadapan Allah. Dengan mengubah seseorang pada level taqwa, Allah akan mengubahnya dengan perubahan yang tidak disangka-sangka. Artinya tidak menggunakan hukum-hukum sebab akibat.
Perhatikan firman Allah swt,
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya Jalan Keluar (At Tholaq ayat 2)
Karenanya, jika anda ingin berubah kepada kehidupan yang lebih baik, maka yang harus dirubah adalah dekat tidaknya kita dengan Allah. Kalau anda dekat, pasti anda akan dikabulkan permintaan-permintaan anda. Coba anda rasakan dan pikirkan, jika anda dekat dengan ibu anda, kira-kira bagaimana perasaan ibu anda? Bandingkan dengan, bila anda jauh dari ibu, bagaimanakah perasaan ibu? Jika kita dekat dengan ibu, disuruh ibu mau, disuruh ini itu mau, pasti tanpa memintapun anda akan dikasih sesuatu kesukaan kita. Namun jika anda jauh, dan tidak pernah menjalankan perintah-perintah ibu, so pasti, meskipun anda sering merengek-rengek, tidak akan dikabulkan permintaannya. Begitupun juga dengan doa kita kepada Allah. Mungkin begitu logikannya. Walahu’alam.
Pernah suatu kali, dalam diskusi Mahasiswa Muslim, saya mengajukan pertanyaan, kenapa umat Barat, itu lebih hebat dalam merubah kehidupannya dibanding dengan Islam. Kenapa yang sejahtera-sejahtera justru orang Barat? Kenapa bukan Islam. Menjawab pertanyaan ini, saya tertarik dengan ulasan dari Prof. Zahro, bahwa kita umat Islam, masih belum maksimal dalam memaksimalkan fasilitas yang diberikan Allah kepada umat Islam. Kedua fasilitas itu adalah ikhtiar dan doa. Dalam ikhtiar kita kurang maksimal dan dalam berdoa sekalipun kita masih setengah-setengah. Lalu bagaimana kita bisa merubah kehidupan kita. Sedangkan orang barat hanya satu yang ia tawarkan kepada Tuhan, HANYA IKTIAR. Sedangkan doa mereka, karena non Muslim, TERTOLAK. Namun karena ikhtiarnya itu maksimal sehingga ia benar-benar bisa berubah menjadi lebih baik melebih umat Islam. Ya begitulah.
Karenanya, sebagai sesama muslim, saya mengajak kepada pembaca, agar memaksimalkan ikhtiar dan doa. Jangan setengah-setengah. Bukankah dalam masuk Islam pun, kita harus udhulu fi silmi kaffah, masuklah ke dalam Islam secara sempurna, serius, jangan setengah-setengah. Islam 100%, Yakin Allah 100%, dan lain-lain.
Selamat mencoba. Semoga.

Al-Fakir

Budak Cinta

Setelah burung Hudud selesai bercerita, burung-burung yang lain mulai bersemangat membahas kebesaran sang Raja, dan dipenuhi kerinduan untuk menerimanya sebagai penguasa mereka. Semuanya tidak sabar untuk segera berangkat. Mereka memutuskan untuk pergi bersama, masing-masing ingin menjadi sahabat yang lainnya dan menjadi musuh untuk dirinya. Tetapi, ketika mereka menyadari betapa jauhnya perjalanan dan betapa beratnya menempuh perjalanan itu, mereka mulai ragu.
Walaupun setiap burung sudah berniat untuk menempuh perjalanan, masing-masing mengajukan keberatan. Burung bulbul yang sedang kasmaran, maju ke depan dengan penuh perasaan. Ia mencurahkan gelora hatinya pada ribuan nada lagu-lagunya. Pada setiap nada ada satu alam rahasia. Ketika ia menyanyikan seluruh misteri ini, burung-burung menjadi bungkam. “Rahasia cinta sudah aku ketahui, kata dia. “Sepanjang malam, aku ulang lagu-lagu cintaku. Tidak adakah Dawud yang malang supaya aku dendangkan baginya Mazmur cinta yang penuh kerinduan? Rintihan seruling yang manis terjadi karenaku, begitu pula jeritan suara biola. Kuciptakan goncangan di antara bunga mawar dan juga hati para pecinta. Selalu kuajarkan misteri yang baru. Ketika cinta menguasai jiwaku, nyanyianku seperti lautan yang mendesah. Siapa saja yang mendengarku, meninggalkan akal sehatnya walaupun ia termasuk orang yang bijak.
Jika aku berpisah dari Mawar kesayanganku, aku berduka cita. Kuhentikan nyanyianku dan tidak kuceritakan rahasiaku kepada siapapun. Rahasiaku tidak diketahui oleh siapapun, hanya Sang Mawar yang tahu pasti. Begitu dalamnya aku mencintai sang mawar, aku tidak pernah memikirkan wujudku sendiri. Aku hanya memikirkan sang Mawar dengan putik sarinya. Perjalanan menuju simorgh di luar kemampuanku. Cinta sang Mawar sudah cukup bagi burung bulbul. Untuk dakulah sang mawar berbunga dengan ratusan putiknya, apalagi yang aku inginkan sang mawar yang merekah hari ini penuh dengan kerinduan dan ia tersenyum bahagia buatku. Ketika ia menampakkan wajahnya di balik kelambu, aku tahu itu dilakukan untukku. Bagaimana mungkin sang bulbul melewatkan satu malam pun tanpa kecintaan pesona ini?
Burung Hudhud menjawab : “ Hai bulbul yang terpesona oleh bentuk luar, berhentilah dalam kebahagiaan karena keterikatan kepada hal yang menipu. Kecintaan sang mawar mengandung banyak duri, ia telah mengganggu dan menguasaimu. Walaupun mawar itu indah, keindahannya akan segera hilang. Siapa saja yang mengejar kesempurnaan diri, tidak boleh menjadi budak bagi cinta yang segera berlalu. Jika senyum bunga mawar membangkitkan gairahmu, senyum itu akan mengisi siang malammu hanya dengan rintihan. Tinggalkan mawar, karena pada setiap musim semi yang baru, ia menertawakanmu. Setelah itu, ia tidak pernah tersenyum lagi, malulah pada dirimu sendiri

(Dalam Tafsir Al-Fatiha, Kang Jalal)

Gambaran di atas adalah gambaran yang sangat indah yang dihadirkan ulama dalam menasehati umat agar tidak terjebak pada cinta yang sementara, padahal kian banyak umat terjebak pada cinta-cinta semu. Cinta yang menjebak, cinta yang liar dan cinta yang menipu. Ia hadir pada tiap orang, walau mereka yang berjubah dan bersimbolkan kesalehan sekalipun............wallahu a’lam.

Mojokerto, 19: 33 tanggal 16 Mei 2010
Al-Fakir

Andai Iblis Bertaubat?????

Terbayang tidak dalam benak kita, mungkinkah iblis bertaubat? Mungkin ini adalah khayalan tingkat rendah atau juga khayalan tingkat tinggi, tergantung dari kaca mata mana penggunaannya dalam memandang dunia ke-Iblisan. Kita tahu dalam sejarah sebagaimana dipaparkan dalam al-Quran
Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Al baqarah ayat 34)

Dalam ayat ini menerangkan tentang cikal pertama perbuatan yang dilanggar/perbuatan dosa oleh makhluk yang bernama Iblis atas kewajiban menjalankan perintah Allah. Perbuatan itu adalah tidak mau sujud kepada Adam. Kenapa iblis tidak mau bersujud? Konon beberapa penafsir menyatakan, Iblis tidak mau bersujud karena dia berijtihad bahwa dia ingin memurnikan ketauhidannya, menyembah hanya kepada Alloh, doang. Tidak kepada makhluk semacam Adam yang derajat atau kualitas penciptaannya lebih rendah dari dirinya. Namun bukankah ijtihad Iblis ini menurut Allah salah? Karena yang dilihat Allah (Wallahua’lam) bukan terletak kepada pemurnian tauhidnya tetapi pemurnian ketaatannya. Apapun alasannya jika tidak menjalankan perintah Allah itu adalah bentuk makar yang dilaknat oleh Allah. Ini adalah kesalahan ijtihad Iblis yang pertama.
Kesalahan Iblis berikutnya (kedua), bukankah dalam mempertahankan Ijtihadnya, tidak mau bersujud kepada Adam terselip ketakaburan, bahwa dia adalah makhluk yang lebih baik dari Adam yang terbuat dari tanah.
Penggambaran secara utuh ayat yang menerangkan tentang ketakaburan Iblis sebagaimana diterangkan dalam surat Shad ayat 71-83.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, Kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang Telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan Aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan". Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah Aku sampai hari mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, Sampai kepada hari yang Telah ditentukan waktunya (hari kiamat)". Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.

Mengambil Pelajaran

Pelajaran pertama dari sikap IBLIS adalah jangan suka ngeyel jika diperintah Allah. Titah Allah itu, meminjam istilah Jawa, Sabda Pandita Ratu, kalau sudah bersabda harus segera dijalankan. Tidak usah mendiskusikan ba, bi, bu, tetapi jalankan saja. Jangan seperti kaum Yahudi, sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Baqarah, masih suka bertanya ketika diperintah Allah. Mendiskusikan bagaimana manfaat dan mudlorat, jika ini dan jika itu. Padahal kata Allah, Inni a’lamu mala ta’lamun, Allah lebih ngerti daripadamu.
Bukankah sekarang ini masih banyak orang-orang model seperti ini, pandai berdiskusi, berseminar, diklat, workshop, umbar sana-sini, mengaku-ngaku, tetapi tidak menjalankan perintah Allah. Ia hanya suka pamer, katanya bertauhid, ahli al-Quran, hebat bersedeqah, ahli jihad, ahli segala-galanya tetapi tiap-tiap perintah tidak terjalankan. Mereka berkoar-koar lewat mimbar, lewat speaker-speaker, lewat facebook, namun perintah-perintah Tuhan, tidak terjalankan. Ya begitulah.
Kalau kita berani berkesimpulan revolusioner, bukankah Iblis hanya melakukan kesalahan sekali, yakni tidak menjalankan perintah Allah menyembah Adam? Kalau kita sudah berapa kali, ya?????? Namun yang menarik, kenapa Allah tidak memberikan pintu taubat kepada Iblis? Sedangkan manusia yang berkali-kali membangkang perintah Allah, kenapa pintu taubat selalu ada? Seandainya pintu taubat diberikan Iblis, bagaimana ya? Mungkinkah kejahatan di dunia ini akan sirna? Walahu’alam. Semua adalah skenario-NYA.
Begitupun dengan sikap Iblis yang sombong yang mengatakan Ana khoiru minhu (Aku lebih baik daripada dia), yang dikemudian membuat Allah murka karena pakaian sombong-Nya, telah direbut Iblis. Sehingga mengakibatkan terusirnya Iblis dari surga. Bagaimanakah dengan kita? Bukankah kita malah sering, baik dalam pikiran, gerak maupun lisan, tidak sadar menyatakan Aku lebih baik dari temanku, Aku lebih baik dari Dia, Aku lebih baik dari masku, adikku, dulurku, mbahku, Pak deku, Bu de ku, Pak lekku, dan lain sebagainya. Iblis cuma sekali, kita????????
Walahu’alam.

Minggu, Mei 16, 2010

Kata Bijak dari Siti

Siti Bilang dari Pak de Tarzan " Orang Pandai itu Lisannya ada di Hati sedangkan orang Bodoh Hatinya ada di Lisan".........Glodak

Bungkus Kebaikan

Ilahi, Jika dalam kebaikan seseorang masih banyak kemaksiatannya, maka bagaimanakah tidak akan menjadi kemaksiatan itu sebagai dosa? dan jika ilmu dan pengertian seseorang itu sekedar pengakuan belaka, maka bagaimana tidak akan menjadi semua pengakuannya itu sekedar kepalsuan belaka?

(Ibnu Atho')

Doaku Harapanku

Ilahi Betapa dekatnya Engkau kepadaku, dan alangkah jauhnya Aku dari-Mu. Ilahi, betapa besarnya Kasihmu kepadaku, Maka apakah yang telah menutupi aku dari Mu?
(Ibnu Atho')

Sabtu, Mei 15, 2010

Sendiku, Sendi Kehidupan

Pak Imam Yang Ganteng

Memori Baksos

Baksos Memory

SMS Kenaikan Gaji

Pemerintah tahun ini akan menaikkan gaji PNS/TNI/POLRI yang besarnya akan disesuikan berdasarkan golongan, yaitu golongan I = Rp. 5 jt Golongan II = Rp 6 Jt Golongan III = 7 Rp 7 jt, dan golongan IV = 10 Jt. namun kenaikan tersebut akan dibayarkan dalam bentuk mata uang "Yen" dengan ketentuan :
1. Yen Ono Duwite
2. Yen Ora lali
3. Yen enek sisane bang Century
4. Yen ing tawang ono lintang
5. Yen Presidene Mbahku
6. Yen Wakil Presidene Koncoku
7. Yen Temenan

Kethuk Hati © 2008 Por *Templates para Você*