Jumat, Maret 04, 2011

PILIHAN!!!!!!!

seringkali kita dihadapkan pada pilihan menyelesaikan urusan diri dengan Allah ataukan menyelesaikan diri dengan urusan makhluk. Anehnya kebanyakan manusia lebih memilih menyelesaikan urusan dengan makhluk. sedangkan urusan dirinya dengan Allah seringkali dibengkelaikan????? Padahal urusan dengan makhluk selalu dalam bentuk kegelisahan satu ke kegelisahan lainnya. Sedangkan Allah adalah dzat yang menjamin kebahagiaan yang abadi, Karena Ia adalah dzat yang Abadi.

IKHLAS YANG IKHLAS

Ikhlas dapat terwujud manakala
a. Kita tidak suka memandang amaliah kita. artinya tidak suka melihat atau menceritakan segala apa yang kita lakukan kepada orang lain. Bahkan kepada Allah.
b. Tidak suka untuk meminta ganti atas apa yang sudah kita lakukan.
C. Lillah billah fillah

SUARA HATI

Suara Hati adalah suara yang menyerukan untuk kembali ke nilai Universal ilahiah.
Suara Pikiran adalah suara yang menyerukan untuk merenungkan segala kejadian, baik buruk, benar dan salah, pantas tidak pantas.
Suara Nafsu adalah suara yang menyerukan untuk menjauhkan diri dari jalan Allah demi memuaskan diri dan kenikmatan sesaat.
Suara Syetan adalah suara yang menyerukan untuk menyesatkan ke jurang, lemba kehinaan manusia menuju jahanam...............................
Suara apa yang paling dominan dalam diri anda?????????

KHALIFAH???

Surat Al Baqarah ayat 30 yang sering dibaca anak anak ujian praktek juga sekaligus menjadi materi kelas X, adalah membincangkan tentang khalifah. namun ayat ini memaknai khalifah sebagai pengganti. ada beberapa ayat, yang memaknakan khalifah adalah sebentuk penguasa ketika Allah menunjuk nabi Daud menjadi raja.
Menjadi teringat kuliah peradaban Islam, bahwa Negara-negara Islam saat ini telah gagal mencitrakan dirinya sebagai raja yang diamanahi. karena mereka senantiasa menganggap bahwa mereka adalah citra Tuhan, sayyidin panoto agomo ing alogo. Sehingga kesan yang selalu muncul adalah sebentuk otoriter yang abadi. karenanya negara negara Timur tengah bergolak. dan sunnatullah ketika sebuah power yang represif pasti akan terjadi resistensi. Tidak terkecuali Saudi. Namun kenapa tidak sampai terjadi revolusi????? Ah barangkali yang bernama Upeti bisa mengalahkan segalanya......wallahu a'lam.........tetapi revolusi jika tidak disiapkan pranata maka siap siap hanya akan seperti apa yang dilakukan JENGIS KHAN...........................................................menghancurkan peradaban......

ADAB

YANG PENTING ADALAH ADAB/TATA KRAMA

"Yang terpenting bukannya tercapainya apa yang engkau cari, tetapi yang penting adalah engkau dilimpahi rizki adab yang baik"

Dalam ajaran thariqat Sufi, adalah yang terpenting bukannya tercapainya apa yang engkau cari, tetapi yang penting adalah engkau dilimpahi rizki adab

yang baik terwujudnya apa yang diinginkan (sukses), tetapi lebih penting dari itu semua kita dikaruniai adab yang bagus. Baik adab dengan Allah, adab dengan Rasulullah saw, adab dengan para Syeikh, para Ulama, adab dengan sahabat, keluarga, anak dan isteri, dan adan dengan sesama makhluk Allah Ta'ala.

Apa yang ada di sisi Allah swt, tidak bisa diraih dengan berbagai upaya sebab akibat, namun kita harus mewujudkan adab yang baik di hadapanNya, karena dengan adab itulah ubudiyah akan terwujud. Allah swt, berfirman: "Agar Allah menguji mereka, manakah diantara mereka yang terbaik amalnya." (Al-Kahfi: 7), Allah tidak menyebutkan bahwa yang terbaik itu adalah yang terbanyak suksesnya, juga bukan yang terbaik adalah raihan besarnya.

Rasulullah saw, bersabda: "Taqwalah kepada Allah dimana pun engkau berada, dan ikutilah keburukan itu dengan kebajikan, sehingga keburukan terhapus. Dan bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik." (Hr. Imam Ahmad, dan At-Tirmidzy).

Seluruh proses adab itu adalah menuju keserasian dengan sifat-sifatNya, dan inilah yang disebutkan selanjutnya oleh Ibnu Athaillah:
"Tak ada yang lebih penting untuk anda cari disbanding rasa terdesak, dan tidak ada yang lebih mempercepat anugerah padamu ketimbang rasa hina dan rasa faqir padaNya."

Sikap terdesak, hina, fakir, itulah yang membuat anda terus kembali kepada Allah swt tanpa sedikit pun faktor yang menyebabkan rasa tersebut muncul. Dan sebaik-baik waktu tentu saja, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Atyhaillah dalam Al-Hikam pula adalah waktu dimana anda menyaksikan sifat butuh anda kepada Allah, dan dikembalikan pada wujud hinamu di hadapanNya.
Para sufi sering bersyair:

Adab sang hamba adalah rasa hinanya
Sang hamba tak pernah meninggalkan adab
Sang hamba jika sempurna rasa hinanya
Sang hamba meraih cinta dan kedekatannya.

Hajat manusia bertingkat-tingkat, Ada hajat dunianya, ada hajat akhiratnya, ada hajat meraih anugerahNya, ada hajat hanya kepada Allah swt, saja.
Tentu hajat tertinggi adalah menuju dan wushul kepada Allah Ta'ala, dan itu semua harus diraih dengan rasa butuh yang sangat, rasa hina dan fakir. Kepada Allah ta'ala.
Pernah dikatakan kepada Abu Yazid, "Pekerjaanmu senantiasa dipenuhi dengan rasa bakti, bila engkau menghendakiKu maka engkau harus datang dengan rasa hina dan butuh."

Diantara makna berguna dari rasa butuh itu adalah:
1) Rasa berpaling dari makhluk Allah Ta'ala secara total,
2) Menghadap Allah dengan total pula,
3) Sang hamba berhenti di batasNya tanpa membuat pengakuan sedikit pun.

Tiga hal yang merupakan jumlah kebajikan dan kesempurnaan. (SUFI nEWS)

KEHAMBAAN DIRI

Kebergantungan terhadap Sifat-sifat Rububiyahnya Allah swt, merupakan perwujudan kehambaan ('ubudiyah), sehingga sang hamba merasakan fana’nya diri dalam perwujudan kehambaannya. Sifat-sifat Rububiyah yang dijadikan gantungan hamba itu adalah: Sifat Maha Cukup nan Kaya; Sifat Maha Mulia; Sifat Maha Kuasa dan Maha Kuat. Maka dengan Sifat-sifat Rububiyah tersebut, muncullah respon 'Ubidyah atau kehambaannya, yang menjadi kebalikan dari Sifat Rububiyah. Yaitu, sifat faqir, sebagai respon terhadap Maha Cukupnya Allah, sifat hina-dina, sebagai respon hamba terhadap Sifat Maha MuliaNya, dan sifat tak mampu hamba sebagai respon sifat Maha KuasaNya, serta sifat lemah hamba merupakan respon agar bergantung pada Maha KuatNya.
Dalam proses interaksi antara Ubudiyah dan Rububiyah tersebut, seorang hamba kadang-kadang mengalami dua situasi yang berbeda. Terkadang yang muncul adalah Sifat Maha Kaya dan Maha Cukupnya Allah dalam pandangan hamba, terkadang yang muncul adalah sifat fakirnya si hamba kepada Allah swt. Apabila yang muncul adalah sifat fakirnya si hamba kepada Allah swt, maka sang hamba haruslah kembali untuk berselaras dengan adab
Pertama: Posisi dalam keleluasaan dan dan kemuliaan.
Kedua: Posisi adab dan pengagungan.
Rasulullah saw, pernah memberikan seribu sho' untuk menujukkan betapa Allah Maha Cukup nan Kaya, di satu sisi pun beliau mengikat batu di perutnya untuk menunjukkan sifat butuhnya kepada Allah swt. Pada kondisi pertama beliau menunjukkan betapa butuhnya manusia kepada Allah swt, dan kedua, untuk mendidik ummatnya.
Sepanjang manusia tidak memiliki rasa fakir, hina, tak berdaya, dan lemah, lalu dirinya merasa cukup, mulia, hebat, kuasa dan kuat, maka ia telah terhijab dari Sifat rububiyahnya Allah swt. Dan orang tersebut akan terlempar dari sifat kehambaanya, kemudian jadilah ego dan kesombongannya menguat.
Iblis dan Firaun adalah representasi "keakuan" paling fenomenal yang muncul kekuatannya dari kegelapan. Sifat "keakuan" yang sering dieksplorasi untuk pendidikan manusia modern, pendidikan yang menggiring manusia agar muncul dan eksistensial, sehingga lahir kekuatan-kekuatan adidaya manusia. Dan ketika kekuatan itu benar-benar muncul jadilah dirinya sebagai neo-Iblisian dan Firaunan. (Sufi News)

SYAHWAT BERILMU

Jarang aku menemui seorang siswa yang memiliki dedikasi istikomah yang tinggi dalam urusan agama khususnya semangat keberilmuan tinggi dalam menggali ilmu agama. Karena mereka belajar dipaksa oleh sebuah sistem jika tidak belajar maka tidak akan lulus!!!!!!
andai lan-lanan.........tidak ada penilaian, tidak ada UNAS, tidak ada raport.......masihkan mereka mau belajar serius???????

WUJUD

“Tak satupun wujud yang bisa menutupi Allah, karena sesungguhnya tidak satu pun yang menyertaiNya. Bahwa sesungguhnya anda tertutup dari Allah disebabkan oleh imajinasi (seakan) ada wujud yang menyertaiNya.”
(Al Hikam)

MEMBAKAR RUMAH TUHAN

Baru-baru ini sebuah masjid Ahmadiyah dibakar massa di Jawa Barat. “Gereja saja haram dibakar, apalagi masjid. Ini kegelapan model apa ya di zaman ini?” komentar Parjo pada kawannya.
“Lha ya, dulu masjidil Aqsa pernah dibakar orang Yahudi, seluruh dunia Islam marah. Sekarang orang Islam mbakar-mbakar masjid malahan…” tumpang Salikin, kawan Parjo.
“Tapi mereka itu kan sudah divonis menyimpang oleh MUI, aliran sesat segala….”
“Lhah kalau aliran sesat di Indonesia ini ada 300-an aliran sesat lho…Kok MUI bungkam saja…”
Obrolan pinggir jalan itu membeku, saling merenung diantara mereka, dan tiba-tiba kakek-kakek tua bertongkat ikut nimbrung.
“Sekarang ini sudah banyak orang kebakaran. Modelnya beda-beda. Ada kebakaran jenggot. Ada kebakaran kumis. Ada kebakaran kepala sampai mendidih ubun-ubunnya. Ada kebakaran…kebakaran….” Kakek tua itu menyebutkan ada seratus model kebakaran,sampai kebakaran yang berbau pornografi, yang membuat hadirin terpingkal-pingkal.
“Mbah sampean ini dapat istilah segudang dari mana?” Tanya Parjo.
“Jelek-jelek si Mbah ini kang senang survey…” katanya terkekeh-kekeh.
“Kalau membakar masjid itu model kebakaran apa Mbah?”
“Itu jilatan api neraka yang membakar hati orang yang membakar. Jadilah seperti itu….”
“Yang turut menyulut api neraka berarti ikutan dalam neraka donk Mbah…?” Tanya Paijo agak politis.
“Sudah tau kok bertanya..hehehe….” kata Kakek tua sambil ngeloyor.[pagebreak]

DOA

Allah swt, bergegas menjawab para pendo’a, “Berdoalah padaKu, maka Aku Ijabah bagimu."
Ada yang salah atas doa-doa kita? Bunyi doa kita sudah bagus, munajat kita sangat indah, namun barangkali hati kita tidak beradab ketika berdoa.
Rupanya, doa kita tak lebih dari memaksa Allah untuk menuruti selera kita. Doa kita tak lebih dari mengatur takdir Allah atas kehidupan dunia akhirat kita. Doa kita lebih banyak memanfaatkan suasana terjepit belaka, untuk merajuk padaNya, bahkan tak lebih dari protes kita padaNya.

Semoga doa-doa seperti itu telah menjadi masa lalu kita. Sedangkan doa di masa depan kita adalah doa sebagai wujud kehambaan kita yang sangat butuh, sangat lemah, sangat hina dan tak berdaya.
“Janganlah rasa sukamu atas doamu adalah ketika ditunaikan hajatmu, bukan karena engkau ditakdirkan bisa munajat kepadaNya...” demikian kata Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily.

Semoga itu, masa depan doa kita. Karena doa lebih utama dibanding terkabulnya doa. Karena dalam doa ada munajat komunikatif dan interaktif dengan Allah swt.

GURU YANG GURU

Al-Ghozali mengatakan bahwasanya criteria guru yang baik adalah orang yang dapat diserahi tugas untuk mengajar. Yang secara umum guru yang baik selain cerdas dan sempurna akalnya, juga baik akhlaqnya dan kuat fisiknya. Kenapa harus kuat akalnya? dan kuat jasmaninya? karena ia dapat menjadi contoh dan teladan keilmuan bagi para muridnya, dan dengan keadaan fisiknya yang kuat ia dapat melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan anak-anak muridnya.

Sedangkan secara khusus sifat guru yang baik adalah: mempunyai jiwa kasih sayang, ikhlas, jujur dan benar, simpatik (halus), bisa dijadikan suri tauladan, faham potensi peserta didik, faham terhadap bakat, tabiat, dan kejiwaan murid, teguh terhadap prinsip yang diucapkan dan berupaya merealisasikannya sedemikian rupa dalam kehidupan sehari-hari.

Bisakah guru melengkapi sifat itu???????

ISTIQOMAH

Istiqomah, kata pendek yang mudah diucapkan, sulit dilaksanakan. Karena Istiqomah adalah musuhnya hawa nafsu, musuhnya syetan, musuhnya alasan-alasan manusiawi yang konyol. Karena itu, siapa yang meraih Istiqomah, sesungguhnya telah meraih berjuta Karomah.
Sebab dalam Istiqomah ada Cinta, ada Anugerah, ada Kelembutan Ilahiyah. Tetapi kenapa begitu berat melaksanakan Istiqomah? Yang berat adalah beban-beban yang menumpuk di pundak anda. Beban nafsu dan duniawi.
Menjadi sangat terpuruk jiwa kita kalau ketidak-istiqomahan itu harus ditukar oleh sekadar alasan hina, alibi hawa nafsu kita, bahkan dengan recehan dunia yang bersampah. Apalagi ditukar dengan gugatan-gugatan kepada Allah swt, dengan sejumlah deretan bukti yang belum muncul dalam karomah. Apakah ini semua bukan bentuk su’udzon kepada Allah Ta’ala?
Lawanlah segala penghadang yang menghambat Istiqomah. Karena anda telah melakukan peperangan besar melawan diri sendiri. Kemenangannya adalah sorak sorai jiwa yang bahagia dalam syukur dan limpahan cintaNya.
Kegagalan, bahkan kesuksesan sering menghadang Istiqomah anda. Apakah anda lebih rela kehilangan CintaNya?

CEMBURU TUHAN

Ada bencana di nusantara. Bertubi, seperti gulungan petir dan badai. Itu bentakan yang seharusnya memalukan diri, karena terlalu terlena kita tak tahu diri. Allah

sangat mencintai ummat Nabi-Nya di nusantara ini, saking cintanya, Dia pun sangat Cemburu atas perselingkuhan pemuka-pemukanya. Terlalu alpa, mereka mengabaikan cinta-Nya, lebih berpaling pada cinta makhlukNya.

Padahal sudah sejak dahulu kala, Allah membanggakan manusia sebagai KhalifahNya di muka bumi, membanggakan pada para malaikat dan makhluk-makhluk-Nya, betapa Allah swt, telah memilihnya, sebagai pengemban amanah Cinta-Nya.

Salking buta matahatinya, saking tuli telinga batinnya, saking bisu lisan qalbunya, manusia lebih suka menggunakan mata nafsunya,

telinga syetannya, lisan kebinatangannya, lalu mereka tinggalkan Cinta Abadi itu, berganti dengan cinta instant yang memabukkan, cinta syahwat yang mengalpakan, cinta nafsu yang menghijab Cinta-Nya.

Sekadar pelajaran sunyi dari-Nya, kalian yang berburu badai, kalian yang mencari kehancuran, kalian mengagungkan ketidakabadian, kalian yang memlih kehinaan, kalian yang memberhalakan bangunan-bangunan tinggi bertahta harta, jabatan dan syetan, kalian yang setiap hari mengeduk kubur sendiri, sekarang benar-benar diberikan. Kenapa kalian berteriak? Kenapa mengeluh dan memberontak takdir-Nya? Bukankah itu pilihan anda sendiri?

JUJUR!!!!!!!!!!

Banyak siswa siswaku yang benci ketika ditipu sama seseorang, dan mereka ingin sekali ada orang yang jujur mendekat kepadanya. dan itu kayaknya semua manusia mendamba akan kejujuran. Hubungan yang penuh kejujuran.
Namun realitasnya banyak siswa takut berbuat jujur.
Takut dengan resiko yang akan timbul dari sebuah kejujuran.
TAKUT TIDAK LULUS

UJIAN

Kebetulan beberapa hari menguji Anak anak kelas XII. Menguji membaca, makhroj, tajwid dan isi kandungan. Yang menarik, seringkali dirasani karena bikin anak anak dag dig dug. Tetapi itulah proses melekatkan segala peristiwa dalam benak memori seseorang. Sebuah pengalaman, diuji kualitas diri.
Baru dewasa ini aku menyadari, bahwa ujian yang berat justru sangat melekatkan diri kita pada memori perjuangan itu. Pernah diri ini dikritik habis oleh guru PAI Jawa Timur, waktu jadi kelinci percobaan siklus dalam PTK di batu Malang. Pernah juga diuji habis oleh Profesor kritis dari UIN Jakarta. Tetapi justru itu semua menjadikan pengalaman itu melekat dan terus berupaya memperbaiki kualitas diri. Andai tidak ada tantangan, pasti kita akan mlempem terus.....tetapi anehnya banyak orang yang tak suka tantangan????????

MISUH??????

Betapa ingin aku mengurutkan dada. Melihat banyaknya facebooker yang suka misuh misuh. Tidak tanggung tanggung yang suka misuh, para selebriti, politisi, bahkan mereka yang menjadi tanggunganku mendidiknya baik itu yang berjilbab maupun tidak. Ah sekeras itukah hatinya?????
Misuh adalah sebuah ekspresi yang menggambarkan kondisi kejiwaan seseorang. Ia diucapkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap sesuatu. Semakin banyak kecewa maka akan semakin banyak pula itu misuhnya. Padahal kehidupan tidak selamanya seperti yang diharapkan. Sesuatu yang tidak diharapkan itulah kekecewaan. Berapa banyak sudah kita kecewa? dan berapa sudah kita misuh? dalam sehari anda sudah memisuhi siapa saja? berapa kali???? APA JUGA SUDAH PERNAH MISUHI GUSTI ALLAH??? PADAHAL SEGALA KEJADIAN TELAH DITAQDIRKANNYA. ANDA MEMISUHI TAQDIR SAMA DENGAN MEMISUHI YANG MEMBUAT TAQDIR

TEKA TEKI IMAM GHAZALI

Wahai sobat renungkan pesan dari Imam Al-Ghazali ketika berkumpul dengan murid-muridnya dan kemudian beliau memberikan pertanyaan teka-teki…

Imam Ghazali : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu adalah janji Allah SWT bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati (Surah Ali-Imran : 185).

Imam Ghazali : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
Murid 1 : Negeri Cina
Murid 2 : Bulan
Murid 3 : Matahari
Iman Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Imam Ghazali : “Apa yang paling besar di dunia ini?”
Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : BumiI
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf : 179).“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah SWT) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah SWT), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah SWT). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.

Imam Ghazali : “Apa yang paling berat di dunia?”
Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah
Imam Ghazali : Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72).
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[*] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.
[*]: Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allad SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah.

Tersesat di Surga

Seorang pemuda, ahli amal ibadah datang ke seorang Sufi. Sang pemuda dengan bangganya mengatakan kalau dirinya sudah melakukan amal ibadah wajib, sunnah, baca Al-Qur’an, berkorban untuk orang lain dan kelak harapan satu satunya adalah masuk syurga dengan tumpukan amalnya.
Bahkan sang pemuda tadi malah punya catatan amal baiknya selama ini dalam buku hariannya, dari hari ke hari.
“Saya kira sudah cukup bagus apa yang saya lakukan Tuan…”
“Apa yang sudah anda lakukan?”
“Amal ibadah bekal bagi syurga saya nanti…”
“Kapan anda menciptakan amal ibadah, kok anda merasa punya?”
Pemuda itu diam…lalu berkata,
“Bukankah semua itu hasil jerih payah saya sesuai dengan perintah dan larangan Allah?”
“Siapa yang menggerakkan jerih payah dan usahamu itu?”
“Saya sendiri…hmmm….”
“Jadi kamu mau masuk syurga sendiri dengan amal-amalmu itu?”
“Jelas dong tuan…”
“Saya nggak jamin kamu bisa masuk ke syurga. Kalau toh masuk kamu malah akan tersesat disana…”
Pemuda itu terkejut bukan main atas ungkapan Sang Sufi. Pemuda itu antara marah dan diam, ingin sekali menampar muka sang sufi.
“Mana mungkin di syurga ada yang tersesat. Jangan-jangan tuan ini ikut aliran sesat…” kata pemuda itu menuding Sang Sufi.
“Kamu benar. Tapi sesat bagi syetan, petunjuk bagi saya….”
“Toloong diperjelas…”
“Begini saja, seluruh amalmu itu seandainya ditolak oleh Allah bagaimana?”
“Lho kenapa?”
“Siapa tahu anda tidak ikhlas dalam menjalankan amal anda?”
“Saya ikhlas kok, sungguh ikhlas. Bahkan setiap keikhlasan saya masih saya ingat semua…”
“Nah, mana mungkin ada orang yang ikhlas, kalau masih mengingat-ingat amal baiknya? Mana mungkin anda ikhlas kalau anda masih mengandalkan amal ibadah anda?
Mana mungkin anda ikhlas kalau anda sudah merasa puas dengan amal anda sekarang ini?”
Pemuda itu duduk lunglai seperti mengalami anti klimaks, pikirannya melayang membayang bagaimana soal tersesat di syurga, soal amal yang tidak diterima, soal ikhlas dan tidak ikhlas.
Dalam kondisi setengah frustrasi, Sang sufi menepuk pundaknya.
“Hai anak muda. Jangan kecewa, jangan putus asa. Kamu cukup istighfar saja. Kalau kamu berambisi masuk syurga itu baik pula. Tapi, kalau kamu tidak bertemu dengan Sang Tuan Pemilik dan Pencipta syurga bagaimana? Kan sama dengan orang masuk rumah orang, lalu anda tidak berjumpa dengan tuan rumah, apakah anda seperti orang linglung atau orang yang bahagia?”
“Saya harus bagaimana tuan…”
“Mulailah menuju Sang Pencipta syurga, maka seluruh nikmatnya akan diberikan kepadamu. Amalmu bukan tiket ke syurga. Tapi ikhlasmu dalam beramal merupakan wadah bagi ridlo dan rahmat-Nya, yang menarik dirimu masuk ke dalamnya…”
Pemuda itu semakin bengong antara tahu dan tidak.
“Begini saja, anak muda. Mana mungkin syurga tanpa Allah, mana mungkin neraka bersama Allah?”
Pemuda itu tetap saja bengong. Mulutnya melongo seperti kerbau.

Istikhoroh

Pertimbangan yang menimbulkan alot terhadap pilihan pilihan, itu dikarenakan kita terlalu ketat, terlalu rasional, dan berpengandaian yang berlebihan. Ada kiat yang sederhana, bila anda merasa suka pada seseorang, secepatnya anda sholat istikhoroh, sebelum memutuskan suatu pilihan, istikhorohlah terlebih dahulu, sebelum memilih yang baik dan buruknya, istikhorohlah terlebih dahulu, jika baik bagi dunia akhirat anda, maka mulailah anda mendekati keputusan keputusan itu. Jangan sampai keputusan itu disebabkan oleh keputusan yang telah ditunggangi nafsu.
Yang baik menurut istikhoroh pun belum tentu jadi pilihan terbaik bagi kita, tetapi jika ditakdirkan oleh Allah, Insya Allah baik bagi dunia dan akhirat anda. Barangkali kita kurang yakin pada Allah Ta’ala selama ini, kita lebih yakin pada pilihan diri sendiri dan pada makhluk.

Tutup Allah

Rasulullah saw, menegaskan, “Orang beriman ketika dipuji, ia malah meragukan keimanan yang ada dalam hatinya.” Maknanya, ia malah mencaci kondisi ruhaninya sendiri yang tak pantas dengan pujian. Karena itu:
“Sebodoh-bodoh manusia adalah orang yang membiarkan rasa yakinnya diselaraskan menurut asumsi publik manusia.”

Kehilangan Allah

Apakah yang akan di dapat oleh seseorang yang kehilangan Allah dalam kehidupannya? Dan Apakah yang diirasakan oleh orang yang telah mendapatkan Allah dalam sanubari kehidupannya? Sungguh kecewa orang yang telah merasa puas dengan sesuatu selain Allah, dan Sungguh sangat rugi orang-orang yang ingin berpindah daripada kebersamaan dengan Allah. (Pas Ngaji al Hikam)

Idealisme

Jarang Aku menemui seorang siswa memiliki idealisme tinggi, ingin menjadi pakar, ahli begini begitu. Tetapi kebanyakan setelah kuliah nanti, bekerjanya bagaimana??????? ah ternyata banyak yang bermental pekerja!!!!!!!!

Sebuah Nasehat

Sifat-sifat buruk itu tergolong Al-Muhlikat (sifat yang menghacurkan). Jadi kalau anda biarkan, sama saja anda menyimpan bom waktu, penyakit kronis, dan virus mematikan.
Orang yang punya sifat iri dengki, dendam dan sombong, bukanlah orang yang punya jiwa besar, karena itu dilarang Allah dan Rasulullah saw, atas nama apa pun. Banyak orang iri dengki, dendam dan sombong atas nama harga diri, atas nama gengsi, atas nama citra dan sebagainya, dan kenyataannya adalah Iblis-iblis juga yang merangsek jiwanya. Sifat itu adalah bara api neraka yang tersekam dalam jiwa. Jika anda biarkan akan berkobar dan membakar hati anda sendiri. Dan inilah bentuk kegilaan batin yang sangat destruktif.
Secepatnya anda istighfar, kembalikan semua kepada Allah swt, dan pohonkan ampunan kepada orang yang anda dendami, karena dendam dan marah awalnya gila dan akhirnya menyesal penuh dengan kesesatan.
Jangan biarkan anda diperbudak oleh sifat-sifat itu, karena itu kalau anda harus dendam dan marah, marah dan dendamlah pada hawa nafsu anda sendiri. Sebesar apa pun musuh anda, sesungguhnya hawa nafsu kita ini masih lebih besar sebagai musuh kita.

Tips Dzikir

Bunyikan Allah Allah dalam hatimu, sembari hatimu hadir di hadapanNya dalam kondisi apa pun. Berdzikirlah seperti orang mengenang dengan penuh kesan cinta yang mendalam dan kerinduan.
Ikhlaskan niatmu, jangan mengingat dzikirmu dan melihat amal ibadahmu, jangan pernah minta ganti rugi, jangan pula merasa sudah puas dan final.

Istighosah, kebutuhan anak SMA

Tidak aku duga, yang hadir dalam dzikiran yang biasannya dilaksanakan di Masjid Sawunggaling, membludak di SMA N 3 Mojokerto. Mushola tidak muat. Sehingga harus ditempatkan ditengah tengah lapangan. Dan terpaksa tidak bisa melaksanakan sholat sunnat awwabin dan sholat sunnah hajat. Namun acara cukup khusu' ditengah kegelapan lampu, para siswa mendendangkan dzikir dzikir asmaul husna. di saat melafadzakan "LA ILA HA ILLALAH" ada siswa yang curhat katanya tubuhnya panas. selidik punya selidik gara gara ia sering melihat "JARAN KEPANG" wk wk wk. Cukup menarik bila saya merasakan bagaimana peningkatan spiritualitas anak anak kelas 3. rasa butuh kepada Allah. perjuangan untuk dekat kepada Allah. Luar biasa.
Sangat berbeda sekali dengan anak kelas 1 dan 2, ya ya ya......barangkali belum mengerti kebutuhan. belum kebenthuk. sehingga jika dinasehati seringkali cengengesan......kayak tak punya dosa....wk wk wk wk........
Mudah mudahan apa yang digagas membawa manfaat walaupun tanpa kehadiran "SEKOLAH". Aku tunggu anak anakku, menjelang UJIAN NASIONAL, kita hadirkan anak anak YATIM. Kita mintai doa. Kita minta doa kepada "ANAK EMAS" Kanjeng Rosul..........Mudah mudahan LULUS SEMUA.

Budaya keluarga

Akar budaya yang ditanamkan oleh bapak ibuku benar benar masih kuat dalam diri ini. Orang desa kalau ada tamu, mesti apa apa yang dia punya akan senantiasa diberi segalanya. Paling minim adalah makan dan minuman kopi. Tidak hanya tamu, orang yang jualan keliling pun bisa jadi saudara dekat jika telah masuk ke daerah kami. Mbah saya dulu sempat memiliki saudara "BAKUL JAMU KELILING' dari Jombang. Gara gara setiap kali BAKUL JAMU itu datang ke desa kami selalu diberi makan dan diberi minum kopi. begitupun dengan Paman saya, setiap kali "BAKUL UYAH (GARAM)" dari TUBAN datang, selalu diberi makan dan minum kopi. Buntutnya menjadi saudara.
Kemarin, waktu beli krepyak, yang kebetulan ada orang "IDER" saya mampirkan ke rumah di Mojokerto. Saya suruh masangkan. Karena aku lihat ia, ia bersusah payah, maka aku buatkan kopi dan aku sediakan rokok surya, walaupun aku sendiri tidak merokok. itung itung mengikuti wejangan ortu. Setelah pemasangan selesai, kami berdua ngrobrol, katanya ia dari MADURA BONDOWOSO. wk wk wk. Untung orang nya baik. Terkadang ada juga yang memanfaatkan, ada tamu yang belum kenal banget sudah "HUTANG"....wehhhhhh

Kethuk Hati © 2008 Por *Templates para Você*