Rabu, Agustus 26, 2009

Tingkatan Orang Yang Berpuasa

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Al-Baqarah : 183)

Anda orang Muslim????? Pasti berpuasa. Jika tidak????? Pasti sedang Menstruasi. Kalau ndak lagi Menstruasi, tapi tidak puasa????? Pasti sakit. Kalau tidak sakit, tapi ndak puasa????? Itu juga sakit. Sakit Buta Hati, Sakit Pendengaran, Sakit beku hati. Kalau Muslim pasti puasa, kecualia ada Udzur Syar’i. Semua wajib puasa sebagaimana perintah Al-Baqarah ayat 183. Dalam surat Al-Baqarah ayat 183 itulah dasar dan diperintahkannya orang beriman untuk berpuasa. Dalam kaidah ushul fiqh, adanya perintah menunjukkan adanya kewajiban. Kewajiban kepada siapa????kepada orang yang beriman. Anda orang beriman?????orang beriman pasti puasa. Tidak peduli engkau dari golongan apa. Dari Islam yang model apa!!!!!
Namun ternyata, tidak semua orang berpuasa itu mampu untuk meneladani dalam puasa itu sendiri. Puasa itu artinya menahan. Orang menahan itu mempunyai khas-khas tersendiri, tingkatan-tingkatan sendiri. Ada orang yang hanya mampu menahan makan dan minum saja, tetapi tidak mampu menahan nafsu bicaranya, nafsu pikiran kotornya. Ada orang yang mampu menahan nafsunya tapi tidak ingat Alloh. Karenanya disini beberapa ulama membagi tingkatan-tingkatan dalam berpuasa. Saya hanya menampilkan tiga tingkatan yang saya uraikan dalam bahasa saya sendiri.
Pertama, tingkatan orang awam. Tingkatan orang ini dalam berpuasa hanya sampai pada puasa yang sifatnya menahan makan dan minum saja. Dia waktu sahur, juga sahur dengan sangat sempurna. Dan waktu berbuka juga berbuka lebih sempurna. Namun dalam tingkatan ini dia masih melakukan berbagai hal yang dianggap dosa dan maksiat. Orang ini masih suka ghibah (Bahasa Mojokertone, rasan-rasan), suka misuh, suka mencaci maki sehingga menyakiti temannya, masih sms-an dengan pacarnya, masih suka berboncengan dengan pacarnya, masih mendengarkan musik yang tidak mengingatkan seseorang kepada Alloh, masih melihat TV yang menampilkan pakain bikini-bikini atau yang merangsang syahwat atau yang memperlihatkan gosip-gosip dan berita-berita fitnah, Fb-an dengan cara merayu-rayu, masih suka membayangkan makan enak, berbukannya juga balas dendam, tidur melulu, masih suka membayangkan berduaan dengan perempuan, berandai-andai, dll. Amaliahnya pun tidak melakukan amal-amal yang berguna untuk manambah pahala di bulan ramadhan ini. Seperti tadarus, ta’lim, dzikir dan amaliah-amaliah lainnya. Mungkin golongan ini akan terkena hadis, bahwa banyak orang yang berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, karena perilakunya yang kurang sesuai dengan maksud dari perintah berpuasa, agar menjadi orang yang bertakwa.
Kedua, tingkatan orang khusus. Orang ini telah mampu menahan semua panca indra yang menjadi sumber dosa. Ia tidak hanya mampu menahan nafsu makan dan minumnya saja, tetapi dari semua unsure nafsu-nafsu indra-indra lainnya. Karena dalam dirinya ada perasaan sangat takut jika ibadahnya tidak diterima oleh Alloh. Karenanya dia melakukan ibadah dengan benar-benar.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr : 18)
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (An-Nahl: 50

Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. (Al Maidah : 44)
Orang dalam tingkatan ini merasa takut jika lidahnya berbohong, bergunjing, mengadu domba, membual dan mengobral perkataan tidak berguna. Ia akan menjadikan lidahnya sibuk dengan dzikir kepada ALLOH, membaca al-Quran, berdiskusi dan mengkaji ilmu.
Ia takut jika melihat hal-hal yang diharamkan oleh Alloh baik mengenai makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya yang Alloh tidak meridloinya. Dia tidak memandang dengan nafsu ambisi dan keinginannya, tetapi dia memandang dengan mengambil ibrah (pelajaran) setiap kejadian. Hadis Rasul: “Barangsiapa yang memenuhi matanya dengan sesuatu yang haram, maka ALLOH akan memenuhi matanya dengan api neraka, kelak di hari kiamat.
Ia juga takut, jika perutnya dimasuki oleh hal-hal yang diharamkan oleh Alloh, walau satu suap nasi. Karena yang demikian bagi mereka merupakan dosa yang besar. Sebagaimana hadis Nabi : “ Apabila sesuap nasi jatuh ke dalam perut anak cucu adam, maka malaikat yang ada di bumi dan di langit melaknatinya selama suapa makanan itu berada dalam perutnya dan kalau ia mati dalam keadaan demikian, maka tempatnya adalah neraka jahanam.
Tangannya tidak mau dipergunakan untuk menerima yang haram tetapi selalu berusaha menggapai dan meraih unsure ketaatan dan dapat mendekatkan dirinya kepada Alloh. Dia bersedekah, berzakatt, menyediakan ta’jil, ikut Baksos SKI, dan kegiatan lainnya yang sifatnya memberi untuk kebaikan sesame.
Kedua kakinya dia pergunakan untuk berjalan di jalannya ALLOH tidak dipergunakan untuk maksiat kepada Alloh. Kakinya selalu ringan jika diajak untuk kebaikan. Bersama orang-orang alim dan orang-orang muslim lainnya yang sangat membutuhkan.
Intinya dalam tingkatan ini, orangnya telah mampu menahan semua panca indra dari perbuatan dosa.
Tingkatan terakhir, orang terkhusus. Yakni orang yang telah mampu menahan hati dan pikirannya tidak selain Alloh. Ia memandang Alloh sebagai kekasih. Karena menganggap kekasih dia tidak mau mengingat selain dengan kekasihnya. Dia tidak mau menyakiti apa yang menimbulkan hati kekasihnya sakit. Diriwayatkan bahwa bukti kebenaran cinta itu ada tiga hal, yaitu :
1. Dia akan memilih perkataan kekasihnya daripada perkataan yang lain.
2. Dia akan memilih duduk dalam satu majlis bersama kekasihnya
3. Dia memilih keridloan kekasihnya daripada keridloan yang lainnya.
Setiap kekasih biasanya akan mengorbankan apa yang dia mampu. Ketika kekasihnya menyuruh puasa, maka dia akan mengorbankan dirinya untuk melakukan itu. Ketika kekasihnya menyusuh taraweh maka dia akan melakukannya. Ketika kekasih menyuruhnya bangun malam untuk menemuinya maka dia akan melakukannya. Apapun ia rela berkorban untuk kekasihnya. Bukti pengorbanan itulah merupakan dasar dari wujud cintanya.
Orang dalam tingkatan ini, tidak sempat memikirkan lain-lainya, apalagi makanan, apalagi ngurusi orang lain, yang dia urusi adalah urusannya dengan Kekasihnya, ALLOH. Dia berpuasa untuk tidak memikirkan selain Alloh. Inilah puasa orang yang terkhusus. Hatinya dipenuhi oleh Alloh. Tidak lainnya. Lillah, Billah, Fillah.

Jogodayoh 09.04

Tondo-tondo Ayate Gusti Alloh


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka (Al-Imron Ayat 190-191)

Sakjane gusti Alloh niku sampun nyukani tanda-tanda kalian kekuasaane ten Alam kehidupan niki. Entah niku perintahe, larangane, taqdire, bahkan mungkin kehendaknya yang akan datang. Cuma menungso saget moco nopo mboten kalian ayat-ayate sing dibentangno nduk alam ndunyo niki. Zamane poro nabi, utusane diparingi mukjizat supados umat riyen ngertos bukti kekuasaane Alloh lan mengharap agar kelakuane menungso kabeh dadi apik, zaman kito niki, kito niku diparingi tondo rupo sejarah tiang biyen, Al-Quran lan tanda-tanda nopo mawon ten sekitar kito meniko. Bukti wonten Alloh, misale, wonten ndunyo lan isine cukup saget dados bukti wontene gusti Alloh selain kabar saking Al-Quran. Nek dipikir, mboten mungkin wontene alam niku ideb-ideb utowo boso Mojokerto Makbedunduk wonten, mesti wonten sing ndamel,sing ndamel meniko gusti Alloh. Setiap opo-opo sing didamel meniko mesti wonten tujuane. Kados panjenengan ndamel kopi, sing nduwe tujuane kopine nopo sing ndamel kopi. Mestine sing ndamel kopi. Kados tiyang ndamel sepeda motor sing nduwe tujuan niki sing ndamel sepeda motor dudu sepeda motore. Semanten ugi Gusti Alloh nyiptakno menungso, mesti wonten tujuane. Alloh sing ndamel kito kabeh niku tujuane mung siji, kangge ibadah. Kengeng nopo kok dikengken ibadah????? supados kita niku mathok karo tujuane Gusti Alloh nyiptakne panjengengan. Tiang ibadah niku diganjar kalian suargane Alloh. Tiang ibadah, tiang nduwe agomo niku, mesti uripe bahagia lan uripe dimuliakan oleh Alloh. Tapi tiang bahagia meniko ukurane mboten kok katah bondone. Senajan mboten gadah bondo akeh, tapi atine tentrem mboten nate gegeran nggih ndadekno bahagia. Kemiskinan niku nggih saget dados mulyane tiang. Nabi Ayub niku miskin tapi dadi mulyo lantaran ten atine wonten Alloh. Nabi Muhammad niku yatim dadi mulyo lantaran atine wonten gusti Alloh. Nabi Yusuf niku anak kang terbuang kalian dulur-dulure, tapi tetap iso ndadekno kemulyaan. Saget kito tingali, misale pangkat niku dadi ukurane tiang mulyo, pasti yang paling mendapatkan kemulyaan niku rojo firaun. Namun karena Alloh menghinakan, maka seluruh manusia ikut menghinakan, makanya orang di dunia tidak ada yang punya anak, dinamiaken firaun. Andai kata kekayaan niku yang menjadi ukuran, maka Qorunlah yang menjadi orang paling mulyo. Namun karena qorun niku dihinakan oleh Alloh maka seluruh manusia menghinakan namanya. Andai kata kesaktian niku yang menjadi ukuran, maka iblislah yang akan mulya diantara semua makhluk, tapi karena Alloh menghinakan maka semua manusia menghinakan, maka tak ada manusia yang menamai anaknya dengan Muhammad iblis. Niku dulur-dulur, sinten mawon sing saget iqro’ moco ayate gusti Alloh maka bakal oleh petunjuk. Nopo-nopo niku saget diwoco. Kados wonten mendung mestine bade wonten udan, bade Be ol, nggih leren ngentut. Gerak zaman di akhir niku kedahe nggih kito woco. Tahun 2012 miturut mama loren bakal wonten kiamat ten Indonesia, bener nopo mboten mboten semerap????? Namun sebagai muslim sing sae, kita niku hanya parcaya bahwa kiamat mesti datang. Entah kapan waktunya. Karena niku dados angen-angen dumateng kito…..sampun siap nopo mboten. Sakniki mawon katah tiang percoyo gusti Alloh tapi mboten nglampahi perintahe. Katah tiang percoyo sikso kubur namung mboten siap-siap amal nopo supados mboten disikso. Katah tiang percoyo neroko, tapi kengeng nopo banyak amaliah yang menjurus ke siksa api neroko. lan lintu-lintune. Nopo niku sing mboten diarani kanjeng Nabi kalian tiang akhir zaman. Gusti Alloh sampun Ilang ten Atine menungso. Akeh masjid Cuma gak nok jamaah. Al-Quran akeh dicetak tapi gak nok sing moco lan mahami. Akeh wong jubah koyok wali-wali tetapi kados-kados wali-waline mboten wali Alloh tapi wali syetan, sing menebarkan kebencian dumateng makhluk liyo. Katah tiyang jilbaban tapi akhlake telanjang. Katah tiyang nyebut tobat, katah tiyang dzikir tapi mung ten lambe, mboten ten ati. Katah tiang sholawatan tapi mung digawe nyanyian. Katah pengajian tapi isine mung rasan-rasan kelompok-kelompok liyo. Katah tiyang poso tapi akeh sing nglakoni maksiat. Gerak kehidupan niku sakjane bade ten pundi?. Jelase kehidupan niku bergerak menuju kiamat. Kiamat niku sampun dekat. Zamane Kanjeng Nabi itu zaman terbaik. Kemudian merosot dan merosot sampai dititik nol. Disitulah zaman berakhir. Sakjane diwalik. Wong zamane nabi zaman biyen. Tapi kenapa kok lebih baik. Itu secara hakikat akhlakya. Zaman sakniki zaman maju. Sakjane pikirane yo maju dibidang akhlak. Tetapi kenyataane, akeh wong durung mikir koyok zaman nabi. Malah merosot. Nduwe ati gak digawe. Nduwe kuping tapi budek. Nduwe moto tapi gak digawe moco. Itulah tondo…..tondo menungso mulai bubrah. Gak cocok karo karepa Gusti Alloh nyiptakno. Kalau panjenengan nggawe kopi. Ternyata kok malah jadi lainnya kopi sing rasane ora uenak. Mesti diguwak wae. Manungso yo ngono yen gak cocok karo karepe gusti Alloh enak’e diguwak wae nang neroko jahanam. Mergo tempat niku mungkin sing cocok kanggo menungso sing gak ngerti deweke iku menungso. Deweke iku duduk kewan kados wedus sing udo ngalor ngidul. Utowo pitik sing bercinta kemana-kemana tidak peduli dilihat orang atau tidak. Utowo kados lele sing mangan konco-koncone dewe. Utowo babi sing senengane srudak sruduk. Utowo kados kirik, jenggong nang endi-endi. Ya begitulah. Beruntunglah orang yang berpikir. Berpikir tentang ciptaaned gusti Alloh. Sing terus ndadekno imane tiyang. Ketika aku berpikir maka aku beriman, mungkin niku ungkapan yang terbaik.

Jogodayoh, 05:32

Senin, Agustus 24, 2009

Waktu Ashar


Beberapa siswa sering tanya pendapat saya tentang pernyataan Mama Loren yang menyatakan bahwa tahun 2012 akan terjadi kiamat di Indonesia. Saya sendiri sebenarnya tidak bisa menjawab. Kenapa?????? Karena kalau kita jelaskan secara normative, pasti akan disanggah oleh siswa saya dengan menyatakan “Pak, apa yang diramalkan oleh Mama Loren itu seringkali benar lho pak!!!!”. Mau dijelaskan setuju juga nanti akan dikira percaya sama paranormal, syirik. Karenanya aku berfikir bagaimana menjelaskan dari sudut normative maupun dari sudut sains sendiri.
Kalau saya piker, kita sebagai muslim, harus percaya bahwa kiamat itu akan datang. Bahkan percaya terhadap hari akhir termasuk salah satu rukun iman. Jika kita tidak percaya, berarti kita kafir, bukankah begitu???? Namun kapannya waktu kiamat, tidak dijelaskan pastinya. Cuma Kanjeng Nabi itu menjelaskan tanda-tanda. Tanda atau symbol itu sebenarnya yang disuruh kepada kita untuk membaca kapan waktu tibanya kiamat. Karenanya Mama loren melontarkan kalimat begitu, kita anggap saja merupakan salah satu dari cara membacanya. Cuma membacanya benar ataukah tidak, belum tentu dan kita tidak tahu, wallahua’lam. Kita hanya menyandarkan pada Alloh semata.
Sebenarnya, kalau kita jujur untuk membaca, dari sudut agama kita, Rasulullah dulu sudah menyatakan wal asri, demi waktu ashar. Artinya zaman Kanjeng Nabi sendiri, waktunya sudah ashar mendekati maghrib. Itu zaman Kanjeng Nabi, kalau sekarang???? Mungkin sudah remang-remang sangat mendekati maghrib. Karena mendekati maghrib, dan remang-remang, kita sulit membedakan mana sesuatu yang asli maupun yang palsu. Banyak yang mengaku muslim tetapi ternyata sesat. Katanya Islami malah menghianati Islam. Yang biasa dianggap luar biasa. Yang luarbiasa dianggap biasa. Emas disangka krikil. Krikil disangka emas. Namanya waktu Ashar. Karenanya kita perlu senter yang menyala terang yang mampu membedakan mana asli maupun palsu. Senter yang terang itu adalah al-Quran dan Al-hadis. Al-quran dan Al Hadis yang tidak dinodai nafsu tentunya. Yang tidak dinodai oleh angkara murka. Yang tidak diatasnamakan. Yang genuine dari pikiran kotor. De el el. Siapa saja yang berpegang kepada tali ini, maka pasti mereka akan selamat dari gelapnya waktu ashar tersebut. Kita sudah mendekati maghrib. Banyak orang yang buta. Banyak orang yang merugi. Bahkan semua dan kebanyakan. Innalinsanalafilhusrin. Kecuali orang yang berpegang Al-Quran dan Hadis yang tentunya beriman dan beramal sholiha. Ilalladzinaamanu waamilussholiha. Siapa orang yang beriman?????? Orang yang beriman adalah orang yang meyakini, mengucapkan dan melakukan semua kehidupan sesuai dengan Alloh. Ia bersama, oleh dan untuk Alloh. Siapa orang yang memiliki cirri seperti ini niscaya dia akan selamat dunia dan akherat. Insya Alloh!!!!!!!!!!!!!!!!!

La Ma'buda Ilalloh

Seutama-utama tauhid adalah La Ilaha ilalloh. Tidak ada Tuhan Kecuali Alloh. Di dalam La Ilahailalloh itu ada arti la ta’buda ilalloh. Tidak ada yang ku sembah kecuali Alloh. Apa saja yang kita lakukan harus diniati sebagai perwujudan ibadah kepada Alloh. Karena semua perbuatan yang tidak ditujukan kepada Alloh berarti bukan ibadah. Karena bukan ibadah maka hasilnya akan muspro, tidak ada gunanya, tidak ada manfaatnya, tidak memiliki arti apa-apa dihadapan Alloh. Apapun itu. Karena tidak memiliki faedah apa-apa maka orang ini akan mendapat amaliah kosong dan rugilah nanti diakherat kelak. Orang yang belajar, tujuannya bukan untuk mencari pekerjaan, tetapi untuk beribadah kepada Alloh dengan cara mengetahui ilmu Alloh dan kelak diamalkan kepada semua umat manusia. Bekerja merupakan ibadah kepada Alloh kalau diniati sebagai ibadah, “Dengan bekerja kemudian mendapat uang, akan kugunakan untuk menghidupi keluarga, dan menguatkan jasadku agar lebih giat beribadah”. Termasuk jabatan politik pun bisa menjadi ibadah kalau diniati ibadah kepada Alloh. Kalau diniati berjuang dijalan Alloh. De el el. Kalau manusia yang ia tuju hanya sifatnya material maka material itulah sesembahannya. Kalau yang diniati adalah ketenaran maka ketenaran itulah yang disembah. Kalau yang ia tuju adalah kekayaannya maka kekayaannya itulah tujuan hidupnya.
Sebenarnya sudah jelas, Alloh Tidak Menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk Beribadah (ad-Dzariat :56). Artinya tujuan kita diciptakan adalah beribadah. Karena tujuannya beribadah ya harus beribadah. Kalau tidak beribadah, berarti menyalahi fungsi dari penciptaan manusia sendiri. Mungkin saya contohkan, manusia di dunia ini banyak diibaratkan seperti tamu. Yang namanya tamu, itu ad duyuf kal mayyit, Tamu itu ibarat mayit. Yang namanya mayyit diapa-apakan ya harus mau. Kalau tidak mau berarti bukan mayyit. Kita hidup di dunia ini tergantung yang punya. Kalau hanya disuruh beribadah ya beribadah. Tamu juga kalau disuguhi hidangan sebelum dipersilahkan belum boleh untuk makan. Kalau dimakan, sebenarnya tidak haram, Cuma suuladzab. Tidak punya tata krama. Begitu juga dengan kita, apa-apa saja hidangan di dunia ini, tidak boleh sembarangan makan. Harus izin dulu sama Alloh. Harus dipersilahkan dulu oleh Alloh. Mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak boleh dimakan. Ini halal dan ini haram. Suruhannya Alloh dan larangannya Alloh kita patuhi itulah sebenarnya wujud dari la ma’buda ilalloh. Tidak ada yang ku sembah kecuali Alloh.

La Maksuda Ilalloh

Pernahkah anda membuat kopi??? Ketika anda membuat kopi yang punya tujuan itu kopi ataukah anda???. Pasti anda!!!! Karena kopi tidak punya tujuan. Anda yang punya tujuan. Tujuannya adalah untuk diminum biar mendapatkan kenikmatan dari kopi tersebut. Ketika anda diciptakan oleh Alloh, yang memiliki tujuan itu Alloh ataukah anda????? Anda ibarat kopi. Anda dibuat. Yang membuat Alloh. Jelasnya yang mempunyai tujuan itu Alloh. Anda tidak punya tujuan. Karena yang memiliki tujuan itu Alloh anda harus mengikuti apa saja yang diingini oleh Alloh. Yang diingini oleh Alloh kalau kita filter akan mengrucut kepada semuanya yang kumaksud dan kutuju adalah untuk Alloh. Ilalloh. Jadi ketika anda menuju tidak selain Alloh berarti menyalahinya. Dalam konteks ibadah, apapun ibadah anda jika tidak menuju Alloh berarti masih salah. Kalau anda mengamalkan amalan untuk sesuatu tidak untuk Alloh misalnya mengamalkan waqiah untuk mendapatkan rizki, berarti masih salah, melakukan sholat tahajud untuk kesehatan berarti masih salah, melaksanakan puasa biar bisa diet, berarti masih salah, melaksanakan haji biar dipanggil pak Haji, berarti masih salah, berjuang demi kekuasaan politik bukannya Alloh berarti masih salah. Bahkan dalam beribadah jika tujuannya untuk mendapatkan surga dan takut dengan neraka, itu masih salah. Karena beribadah harusnya untuk Alloh bukannya surga, atau takut dimasukkan ke neraka. Surga itu makhluk. Kalau masih mengharapkan makhluk itu jelas tidak abadi. Kalau mengharap pertemuan dengan Alloh maka itulah yang abadi. Semua harus tertuju kepada Alloh. Apapun. Menikah karena Alloh. Menjadi guru karena Alloh. Menjadi pedagang karena Alloh. Mencintai karena Alloh. Menanam padi karena Alloh. Mengatur kepemerintahan karena Alloh. Menyanyi karena Alloh. Menulis karena Alloh. Bukan karena pujian. Bukan karena dilihat. Bukan karena dianggap lebih Islami. Bukannya ingin dianggap alim. Bukannya ingin dianggap pejuang Islam. Bukannya ingin dianggap apa-apa……….tetapi untuk Alloh. Lillah Billah fillah.

La Maujuda Ilalloh

Tidak ada wujud kecuali Wujud Alloh. Kalau hanya Alloh yang berwujud, bagaimana dengan manusia, punya wujud ataukah tidak????? Syetan itu wujud tidak????iblis itu wujud ataukah tidak???? Malaikat itu wujud ataukah tidak???? Dll. Banyak aliran yang mempercayai bahwa semuanya adalah wujud Alloh. Malaikat itu ya Alloh. Manusia itu ya Alloh. Sapi itu ya Alloh. Karena makhluk itu tidak ada yang ada adalah wujudnya Alloh. Kalau begitu??????? Makanya banyak aliran yang sesatnya disini, menganggap dirinya juga Alloh. Seperti perkataannya Syekh Siti Jenar, Saya adalah Alloh, atau al Hallaj, Ana Al Haq. Terlebih jika kita perdebatkan tafsir "Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka, ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia meliputi segala sesuatu." (Al Fushilat:54 ). DIA MELIPUTI SEGALA SESUATU, bagaimana menafsirinya?????? Apakah Alloh juga meliputi Iblis???? Apakah Alloh juga meliputi Syetan????Apakah Alloh juga meliputi orang jahat?????? Banyak mufasirin yang menyatakan bahwa yang meliputi segala sesuatu hanya sifat Alloh, bukan Dzat-Nya Alloh. Padahal sifat tergantung Dzatnya. Contoh, Gula itu adalah dzat sedangkan rasanya manis itu adalah sifat. Adanya manis karena ada dzat yang berupa gula. Tidak mungkin manis itu muncul dengan sendirinya tanpa ada gula, tanpa ada dzat. Jadi disimpulkan bahwa Alloh itu meliputi segala sesuatu baik sifat ,asma dzat, dan af'al yaitu Dzat Allah yang meliputi segala sesuatu sesuai dengan ayat-ayat berikut ini:
"….wallahu muhithun bil kaafirin …artinya : Dan Allah meliputi orang-
orang yang kafir"
(Al Baqarah:19)
"katakanlah : Dia-lah Allah yang maha Esa "
"Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu" ( Al
Ikhlash: 1-2)
Baiklah saya nukilkan apa yang tertera di dalam kitab suci Al qur'an, dimana setiap yang disebut wahyu itu bukanlah hanya wahyu tasysi', atau wahyu syari'at, tetapi juga wahyu ilham. Yaitu Allah memberikan perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada makhluqnya.
"Dan tuhanmu mewahyukan kepada lebah" ( An nahl:18)
"Dan Kami wahyukan kepada ibu Musa" ( Al Qashas:7)
"Da ia mewahyukan kepada tiap-tiap langit itu urusan masing-masing" ( Al Fushilat:12)
Kata wahyu yang tertera dalam ayat-ayat diatas , secara tegas menyatakan bahwa Allah tidak menutup-nutupi kepada kita, bahwa bukan siapa-siapa yang membisikkan dan menggerakkan tubuh manusia, yang oleh pakar disebut alam kecil (mikrokosmos) atau gambaran mini tentang alam semesta, dan DIA lah yang bersembunyi (Al bathin) dibalik kasat mata manusia. DIA yang menggerakkan bumi, langit, bintang-bintang, matahari, ... dan mengajarkan lebah dan menuntunnya dalam membuat kontruksi bangunan rumahnya yang indah. Masing-masing dibekali wahyu dari Tuhannya untuk melaksanakan tugas-Nya tanpa membantah, sehingga jalan mereka tidak berbenturan dengan fitrah Allah yang Maha suci
Kemudian dia mengarah kepada langit yang masih berupa kabut lalu Dia berkata kepadanya dan pada bumi ; "silahkan kalian mengikuti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa . jawab mereka : kami mengikuti dengan suka hati" ( Al Fushilat: 11)
"Maka Allah menjadikannya tujuh langit dalam dua hari dan mewahyukan perintah-Nya pada tiap-tiap langit itu dan kami hiasi langit dunia dan pelita-pelita dan kami memeliharanya, demikian lah ketentuan yang maha perkasa lagi maha mengetahui" (Al Fushilat:12)
Allah mengajarkan manusia apa-apa yang belum diketahuinya. Allah lah yang menuntun manusia, memberikan inspirasi, ilham dan wahyu. Tubuhnya patuh mengikuti perintah Tuhannya tidak terkecuali orang kafir. Sunnah-sunnah Allah berlaku kepada alam semesta baik yang mikro maupun yang makro .
Dari penjelasan ini, mengenai wujud, menurut Sunni, bahwa hakekat Makhluk itu adalah hakikat Majazi. Artinya bahwa makhluk itu adalah gambaran dari Alloh tetapi bukannya Alloh. Sedangkan Alloh itu adalah Hakekat sebenarnya. Salah besar kalau memandang bahwa manusia adalah Alloh dan menganggap Alloh juga manusia. Karena antara Kholik dengan makhluk jelas beda. Kholik itu qodim sedangkan makhluk itu Hadis. Mungkin saya gambarkan seperti begini. Tahukah anda isinya mangga namanya apa??? Jawanya “Pelok”. Dari pelok itulah munculnya mangga itu. Ketika sudah besar bila dikatakan mangga itu salah, kenapa???? karena hakekatnya mangga itu hanyalah Pelok yang “Cukul”. Tapi mangga dikatakan “Pelok” juga salah????? Bingung. Seperti juga manusia, ia berasal dari sperma, sperma itu berasal dari darah, sedangkan darah itu berasal dari menyok, daun papaya, sayur kangkung, sayur bolet, padi, dll. Dalam al-Quran dikatakan sebagai saripati tanah (AL-Mukminun “12-14). Lalu apa bisa dikatakan bahwa manusia itu adalah saripati tanah???? Tanah adalah manusia????? jelas tidak.
Filosofi itulah yang terkadang menjadikan bahasan tentang Alloh sulit untuk diuraikan dengan kata-kata terlebih dengan bahasa Tulisan. Makanya banyak sufi yang bingung mengungkapkannya, mereka lebih memilih dengan bahasa syair, tetapi tetap sulit dipahami oleh orang awam.

Rabu, Agustus 12, 2009

Mempertanyakan Nasionalisme Kita


Saya pernah bertemu dengan seseorang teman sewaktu diklat Guru Agama Se-Jawa Timur. Dia orang yang berbeda dengan guru agama lainnya. Karena dia berbeda prinsip 180 derajat dengan guru kebanyakan. Kita-kita guru agama ketika disuruh upacara kita manut sama pemimpin. Begitupun ketika kita (guru-guru) disuruh menyanyikan lagu Indonesia Raya kita pun menyanyikan. Ketika disuruh hormat sama pemimpin, kita pun ikut. Tetapi teman satu ini tidak pernah mau sama sekali. Aku memperhatikan dia tatkala kami menyanyikan Indonesia Raya, dia cuma diam. Ketika semua orang hormat sama pemimpin dia pun diam tidak hormat. Begitupun ketika disuruh untuk upacara, ndak pernah ikut. Setelah berbicara dari hati ke hati dengan dia, dapat saya simpulkan bahwa menyanyikan lagu Indonesia Raya adalah Bid’ah. Hormat sama bendera adalah syirik. Upacara adalah kesalahan dan dosa, barangkali. Aku hanya diam berusaha untuk memahami dia dengan berbagai logika-logika miring lainnya yang berbeda dengan kebanyakan kami. Dalam ketidaksetujuanku, aku bertanya dalam hati, kalau upacara itu haram, berapa banyak manusia diseluruh dunia ini yang akan masuk neraka???? Berapa banyak orang yang melakukan amaliah syirik jika hormat kepada bendera itu disyirik-syirikan?? Aku juga menjadi heran dengan dia, kalau toh dia tidak mau upacara dan tidak mau menyanyikan Indonesia raya atau bahkan mengkufur-kufurkan konsep Negara kita, kenapa dia mau menjadi pegawai negeri???? Pernah juga suatu saat saya didatangi seorang tamu yang mengajak berdebat tentang berbagai hal kehidupan umat Islam di dunia. Dia memaparkan tentang kebobrokan dan kemudian memberikan solusi berupa penegakkan khilafah di dunia. Dia mengkafir-kafirkan konsep demokrasi Indonesia. Mengkufur-kufurkan pemimpin yang tidak Islami. Aku diam, menghargai. Tetapi kemudian saya berbasa-basi bertanya, “Sampean kerja apa to mas? Kerja dimana?” dia menjawab, “Di Dinas Pariwisata Kabupaten”. Dalam hatiku aku terperangah “glodak”. Mengkafir-kafirkan kok tidak konsisten, begitu kata hatiku. Tidak mau demokrasi, tidak mau upacara, tidak mau hormat, tetapi kok mau gajinya pegawai negeri, he…he….mintanya enak’e dewe. Gajinya itu kan juga dari system yang dikufur-kufurkan itu. Karena berasal dari yang kufur (menurut dia) apa uangnya juga tidak kufur?? hayo!!!!! Sama seperti orang jualan babi, hasil dari penjualan babi itu ya menjadi haram, karena berasal dari barang yang telah diharamkan, bukankah begitu???.
Kembali ke topic. Sebenarnya dalam cerita saya di atas, saya hanya ingin mengungkapkan betapa banyak di kalangan kita, yang masih ambigu dalam menempatkan diri. Masih banyak dikalangan kita orang muslim belum sepenuhnya ber-nasionalisme. Mereka masih mengkafirkan Garuda Pancasila, Upacara, Bendera dll. Padahal itu semuanya symbol-simbol nasionalisme kita. Akhirnya ketika ada sesuatu yang mengancam bangsa Indonesia ini mereka hanya tenang-tenang saja. Ada bom adalah hal biasa. Karena mereka menganggap bom adalah bentuk Jihad. Bomber dikatakan syuhada’. Ada pemilu mereka tidak ngurus. Ada pilkada ndak ngurus. Ada pilbup, pilgub, pilcaleg, pilpres, semuanya ndak ngurus. Itu satu orang dua orang. Bagaimana kalau buanyak. Padahal organisasi mereka besar dan semakin besar. Maka tak ayal lagi, bahwa nasionalisme bangsa Indonesia ini masih perlu dipertanyakan ke depan????? Akankah Negara ini akan tetap ada selamanya??? Atau justru kita merindukan bentuk kerajaan???? Atau tidak berbentuk sama sekali.
Hari Ulang Tahun 17 Agustus hendaknya menjadi momen penting untuk re-instal terhadap nasionalisme kita. Karena ke depan nasionalisme semakin lama semakin banyak tantangannya. Apa itu nasionalisme? Bagaimana itu nasionalisme? Cara dan strategi apa agar masyarakat kita tetap memiliki jiwa nasionalisme???? Saya kira pemerintah perlu sosialisasi jelas untuk membangkitkan semangat nasionalisme. Karena banyak orang yang masih salah dalam memahami nasionalisme. Saya pernah menemui orang-orang yang salah dalam memahami nasionalisme. Orang ini pernah bilang “jadi orang itu kalau bertemu dengan orang alim, ya kita ikut menjadi orang alim, memakai sarung dan kopyah. Ada tahlil iku tahlil. Istighosah ikut istighosah. Kalau ada teman mengajak remi (kartu) kita ikut saja. Mau minum (mendem) kita ikut. Biar kita ini bisa diterima dimana saja dengan orang. Saya ini wong nasional. Kemana-mana oke-oke saja”. Saya jadi bingung konsep nasionalisme kok begitu??? apa konsep nasionalisme yang digagas oleh Sukarno itu seperti itu??? Bukankah prinsip dasar yang dipakai oleh orang itu adalah prinsip-prinsip munafik sebagai dibahas di dalam surat al-Baqarah ayat 6 -10. Anehnya juga ternyata yang memahami nasionalisme seperti itu juga banyak. Berarti pemahaman mereka konslet. Pemahaman nasionalisme sekedar simbol juga banyak. Pemimpin-pemimpin yang berkoar-koar tentang nasionalisme tetapi dalam prakteknya justru mereka mengkhianati nasionalisme itu sendiri. Mereka mengeruk harta benda rakyat, dengan berbagai tindakan seperti korupsi, menjual aset atau kebijakan-kebijakan tidak populis lainnya. Artinya nasionalisme itu hanya dibibir saja, tidak pada praktek yang nyata. Nasionalisme bukan hanya teori tetapi praktek nyata. Seperti halnya Bung Karno yang mengorbankan hidupnya untuk kepentingan bangsa ini. Tidak sekedar bicara tetapi praktek yang nyata. Apa itu tidak syirik mengorbankan untuk bangsa??? apa tidak untuk khilafah saja????? untuk Islam???? untuk Alloh?????begini, kalau kita lihat dalam pembukaan UUD "atas berkat rahmat Alloh" Indonesia merdeka, intinya begitu. Artinya bahwa kemerdekaan itu amanah. Namanya amanah dari Alloh tentu harus dijaga. menjaganya adalah ibadah, karena perintah Alloh. Siapa yang mengotorinya berarti mengotori amanah dari Alloh. bukankah begitu????? pelakunya???hukumnya???? nah, mari kita membaca ulang nasionalisme kita. Kemerdekaan negara kita ini bukan harga gratis. tetapi sekian banyak nyawa melayang. kita hormat kepada bendera bukannya syirik tetapi simbol bagaimana para pahlawan dulu berjuang membela manusia-manusia terjajah, bangsa kita ini. kita menjaga martabat bangsa ini adalah amanah. kita menjadi pemimpin yang berjuang untuk rakyat bukannya berjuang siapa yang membayar adalah ibadah karena menjaga amanah Alloh. kita menjadi generasi kebanggaan bangsa ini adalah bentuk dari ibadah menjaga amanah dari Alloh tersebut. dan lain sebagainya. Ya!!! Buka lagi-lah pelajaran PKN……tetapi kalau PKN juga dibid’ahkan bagaimana????? Adoh-adoh kasihan ya founding Father kita, susah-susah mbuatnya dibid’ahkan. Mungkinkah PKN dibid’ahkan? Mungkin, karena saya juga menemui pas waktu saya suruh ngisi Ikatan Mahasiswa Lamongan, ada orang jurusan PPKN/PMP/PKN, awalnya dia mengajar PPKN (dulu), namun setelah dia bergabung dengan yang mengkafirkan PKN, dia akhirnya mengundurkan diri. Ia tidak mau mengajar, karena sama dengan menjerumuskan orang-orang ke dalam pemahaman kafir. Kalau PKN dikafirkan, terus tata negaranya bagaimana????? Kalau begitu bagaimana kalau PKN diganti saja dengan Majalah BOBO……he…he….. mengenai orang yang sering murah meriah membid’ahkan, saya punya ulasan menarik dari guru saya dengan bahasa yang sederhana “ Masa’ bambo itu dibid’ah’bid’ahkan, ketika dipukul untuk memanggil orang untuk sholat. Wong bamboo itu ciptaane Alloh, dia juga tidak pernah tahu dan mau dibid’ahkan, andai bamboo itu tahu dan bisa mengatakan, dan punya pilihan, dia tidak mau menjadi bamboo kalau dia akan menjadi barang yang dibid’ahkan!!!!!” Nah Glodak!!!!!!
Sebagai penutup, untuk Bangsa ini, mari kita memberikan yang terbaik kepadanya. Karena ini adalah sekali lagi, amanah dari Alloh. Yang jelas harapan kami wong-wong cilik, Negara kita bisa menjadi baldatun toyyibatun warobun ghofur. Entah bentuknya seperti apa??????sing penting Alloh Ridlo. Selamat Ulang Tahun Kemerdekaan RI.

Tanggl 11 agustus 2009 jam 22:11
Isno

Antara Nurdin M.Top dengan Mbah Surip


Adalah menarik untuk menyandingkan kematian Mbah Surip dan Nordin M. Top dalam bingkai keberislaman. Di satu sisi ada yang kehilangan akan kematiannya disisi lain ada yang berharap dan bahagia akan kematiannya. Mbah surip mewakili salah satu orang yang mati tetapi banyak orang yang merasa kehilangan dan Nurdin mewakili orang yang diharapkan kematiannya. Why? Limada? Mbah surip orang yang mungkin dalam pandangan syariat orang yang tidak agamis karena tidak memakai jubah dan tidak memakai jenggot. Dia juga bukan orang yang pandai ndalil. Dia hanya seniman jalanan. Dia hanya lelaki tua yang berambut gimbal. Tidak punya tempat dan tidak punya kekayaan. Berbeda dengan Nurdin M.Top, dia lulusan pesantren Lukmanul Hakim. Keluarganya juga seorang kyai. Dia pandai baca kitab. Tentu juga dia pandai ndalil. Dia juga pakai jenggot mungkin juga pakai Jubah. Dia juga konon katanya melaksanakan pesan Tuhan dengan Jihad. Menurut kaca mata syariat dhohir dia sudah Islami. Tetapi kenapa dia justru yang dibenci dan dimaki????? Padahal dari kacamata Syariat dia lebih Islami. Sedangkan mbah surip?????? Namun kenapa ia bisa diterima semua kalangan. Kematiannya tidak ada orang yang tidak merasa kehilangan kecuali orang yang tidak pernah tahu mbah surip. Why???why???
Sebelum kita menjawab pertanyaan itu mari kita menengok kembali sejarah dakwah para Wali Songo, mereka memperkenalkan Islam dengan cinta dan kasih. Sunan Kalijogo mengajarkan Islam kepada siapa saja dengan bahasa mereka. Jika masyarakat yang didatangi suka wayang maka dia memakai wayang untuk berdakwah di sana. Jika masyarakatnya suka music Dangdut maka dia memakai dangdut sebagai sarana untuk memasukkan pesan-pesan nilai Islam. Jika masyarakatnya suka lihat Film maka ia akan memasukkan pesan-pesan Islam lewat film itu sendiri. Ia tidak pernah memaksakan ajaran agamanya. Ia menerapkan la ikroha fiddin, tidak ada paksaan dalam beragama. Ia hanya penyampai dan tidak berhak untuk menghakimi jika orang tersebut tidak mau memeluk Islam. Justru di sinilah letak kecerdikan dan kemuliaan Sunan Kalijogo dalam berdakwah. Ia mampu memasukkan nilai Islam ke dalam alam bawah sadar masyarakat tanpa mereka menyadari terlebih dahulu bahwa mereka telah mempraktekkan Islam. Pelan namun pasti pesan-pesan yang dimasukkan itu lama kelamaan menjadi semacam ugeman, ajaran bagi orang jawa. Ajaran itu kemudian dianggap sebagai ajaran jawa padahal ajaran Islam. Begitulah Sunan Kalijogo.
Sunan kalijogo mirip dengan Mbah Surip. Konon kata seorang teman yang diberitahu salah satu Kyai di Mojokerto bahwa Mbah Surip itu sebenarnya adalah orang laku. Menurut kyai tersebut Mbah Surip itu pengamal ajaran-ajaran tauhid atau dalam istilah keilmuan dinamakan tasawuf. Kita bisa menganalisis dari ungkapannya I love You Full, lagunya tak gendong, sifat kesederhanaannya, sikap berkelananya dll. Mirip sufi. Ungkapan I Love You Full dalam tatanan bahasa Inggris saja kita tidak akan menemukan kata itu. Kita hanya bisa menemukan I Love You So Much. I Love You Full mungkin hanya Mbah Surip yang tahu. Tetapi yang jelas ungkapan tersebut bisa kita rasakan dalam sebuah rasa “rasa cintaku kepada kalian yang sangat teramat sangat”. Dalam ajaran Islam kalimat “Assalamualaikum” adalah bentuk yang mirip kepada kalimat I Love You Full. “Semoga Kalian Semua Wahai Saudaraku Selamat Dunia dan Akherat”. Bentuk doa selamat dunia akherat berarti doa tersebut ikhlas sebagai saudara untuk kebahagiaan saudara dunia akherat. Aku haram tidak menyelamatkanmu. Aku haram membunuhmu. Karena aku mencintai saudaraku seperti cintaku kepada diriku. Seperti cintaku kepada orang yang kucintai. Dalam doaku dalam salamku Alloh senantiasa hadir dan menjadi saksi setiap tindak tandukku kepada saudaraku. Jika apa yang kuucap dan kudoakan tidak sesuai dengan apa yang aku lakukan Allohlah yang menjadi hakim. Jika Alloh sudah menjadi hakim berarti saya siap untuk diadili oleh Maha Adil. Bukankah hal ini sama ketika kita berucap “Bismillahirahmanirahim” dalam setiap gerak. Atas Nama Alloh Yang Penuh Cinta dan Kasih aku bergerak. Atas Nama Alloh Yang Penuh Cinta dan Kasih aku makan. Aku berjalan. Aku mandi. Aku menolong. Aku bekerja. Aku belajar. Dan lain sebagainya. Lagu Tak Gendong, Tidak hanya sekedar dalam gendongan dalam arti dhohiriah. Tetapi gendong gendong yang sejatinya adalah gendongan kasih. Gendongan penuh cinta kepada siapa saja umat manusia. Daripada muter-muter kesana kemari yang tidak jelas jluntrungnya, lebih baik ada dalam gendongan tauhid. Dalam gendongan tauhid manusia akan menemukan kebahagiaan yang mantep, uenak, dan puol pokoknya. Tak gendong. Siapa yang menggendong dan siapa yang digendong???????? Sing nggendong adalah orang yang mau ngemong. Kalau dalam bahasa kambing berarti bocah angon. Yang angon iku adalah orang yang telah mampu angon/mengembalakan sifat kebinatangan dalam diri manusia. Bocah angon siap menggendong dan angon kepada siapa saja yang mau. Karena dalam angonan dan gendongan kita menjanjikan kebahagiaan. Setiap orang akan menemukan kebahagiaan dan kenyamanan dalam gendongan. Seseorang yang bisa nggendong dan ngemong itulah orang yang memberikan cinta. Cinta yang sejatinya cinta. Cinta yang berada dalam kerak hati. I Love You Full. Seperti juga ungkapan kasih seorang ibu yang ikhlas menggendong kemana-mana anaknya dalam lingkupan kasihnya. Ibu mengandung anaknya. Ibu menggendong kemana-mana. Mungkin keihlkasan dalam menggendong semua manusia itulah yang menyebabkan sekian banyak manusia merasa kehilangan karena sudah tidak ada yang menggendong lagi. Karena kita-kita ini kan masih dalam tahapan maqom bayi. Jadi masi ingin terus digendong.!!!!! Anda bisa bayangkan jika yang menggendong kita adalah orang yang tidak punya cinta. tentu ia akan selalu ingin mencekik kita karena dalam hatinya hanya ada dendam. Kasih sayang dalam hatinya telah ditercabut. Meskipun dia memakai mimic-mimik yang mengaku Islam. Tetapi toh keterjalinan cinta dan kasih tidak bisa ditipu. Bukankah begitu??????
Kita sudah cukup panjang menjadi bangsa yang memiliki pengalaman. Bukankah Islam datang ke Jawa Awal kali dan melakukan revolusi Sahadat itu lantaran yang membawanya tidak memakai pedang?????jadi kenapa kita tidak iqro terhadap masa lalu itu. Masa’ lebih cerdas orang dahulu daripada sekarang??????? Iqro’.

Tanggl 11 agustus 2009 jam 16;13
Isno

Enam Pelajaran


Hatim al-Asham pernah ditanya oleh gurunya, “Hai Asham, kamu telah belajar kepadaku selama 30 tahun, kira-kira apa saja ilmu yang bisa kamu dapatkan dan kamu amalkan?” Hatim menjawab “ Saya belajar enam kalimat yang seandainya saya mengamalkannya saya berharap bisa selamat dari fitnah dunia, ke enam kalimat itu adalah :
• Saya memperhatikan firman Alloh yang artinya “ Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Alloh-lah yang memberikan rizkinya (Al-Hud ayat 6)”. Saya menyadari bahwa saya adalah salah satu diantara binatang melata yang rejekinya dijamin Alloh. Saya memaklumi bahwa apa yang menjadi bagianku tentu akan sampai kepadaku. Alloh memberikan rezeki kepada gajah besar dan tidak lupa memberikan rezekinya kepada nyamuk yang sangat kecil. Oleh karena itu saya serahkan urusan rezeki ini kepada Alloh dan saya menyibukkan diri dengan ibadah kepada ALLOH dan saya tidak memperdulikan lainnya.
• Saya memperhatikan firman Alloh “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara (Al-Hujurat ayat 10)”. Saya menganggap bahwa semua orang-orang mukmin adalah saudaraku. Dan setiap saudara harus bersikap saya kepada saudaranya. Saya melihat bahwa permusuhan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat itu sebab utamanya adalah rasa dengki. Oleh karena itu saya bersungguh-sungguh untuk menghilangkan rasa dengki dari dalam hatiku sehingga hatiku berubah, yang seandainya ada seorang mukmin di belahan bumi bagian timur tertimpa musibah maka saya akan merasa sedih seolah-olah musibah itu menimpa diriku, demikian pula seandainya ada seorang muslim dibelahan bumi bagian barat memperoleh kebahagiaan maka saya akan merasa senang seolah-olah kebahagiaan itu adalah kebahagiaan yang terjadi pada diriku.
• Saya melihat setiap orang itu mempunyai kekasih, dan setiap kekasih harus membaktikan cintanya. Saya dapatkan bahwa kekasihku adalah taat kepada Alloh, karena segala sesuatu yang kucintai akan putus selain taat kepada Alloh yang selalu akan bersamaku di dalam kubur, di padang mahsyar dan di shirot. Oleh karena itu saya memutuskan semua yang saya cintai dan hanya menjadikan taat kepada Alloh saja sebagai kekasihku yang sejati.
• Saya melihat bahwa setiap manusia mempunyai musuh, dan setiap orang yang mempunyai musuh harus hati-hati dan waspada. Saya melihat bahwa musuhku adalah orang kafir dan syetan. Saya menyadari bahwa permusuhan dengan orang kafir itu lebih ringan karena seandainya ia berkelahi dan membunuh saya hingga mati, maka aku akan mati syahid dan seandainya saya bisa membunuhnya maka saya akan mendapatkan pahala. Sedangkan permusuhan dengan syetan itu sangat berat karena ia melihat saya padahal saya tidak bisa melihat dia dan ia selalu berusaha untuk menarik diriku supaya masuk neraka. Oleh karena itu saya selalu berusaha untuk memeranginya selama saya masih hidup dan meninggalkan permusuhan kepada yang lainnya.
• Saya melihat bahwa setiap orang itu mempunyai rumah dan setiap rumah itu perlu dibangun. Saya menyadari bahwa rumahku yang sebenarnya adalah kubur, maka saya sibuk untuk membangunnya.
• Saya melihat bahwa segala sesuatu itu ada yang mengejarnya, dan yang mengejar saya adalah malaikat maut. Saya tidak tahu kapan saya akan tertangkap olehnya. Oleh karena itu saya selalu bersiap-siap menanti kedatangannya, bagaikan temanten putrid yang sedang menunggu sehingga kapan pun ia dating maka saya tidak akan menunda-nundanya lagi.

Kajian Ski tanggal 13

Rabu, Agustus 05, 2009

Mbah Surip : I Love You Full


Sehabis mengajar di kelas XII aku langsung menuju UKS. Di sana saya berencana akan berkemas-kemas untuk pulang. Belum sampai saya ke UKS, tiba-tiba Bu. Elisabetz terengah-engah sambil berteriak, “Mas, mbah surip mati, mbah surip mati”. Aku kaget antara percaya dan tidak. “mbah surip tak gendong itu ta, bu?” “Iya”, “kok bisa meninggal, bu?”, “Iya, mungkin kecapek’an mas, kasihan dia”. Mendengar kabar itu aku merasa kehilangan sekali dengan kematian mbah surip. Bu Eli juga terlihat begitu sedih dan merasa sangat kehilangan. Padahal kami tidak secara mendalam mengenal Mbah Surip apalagi Mbah Surip mengenal kami. Tetapi seakan ikatan batin itu begitu kuat. Mbah surip seakan merupakan bapak yang menjadi panutan bagi kita semuanya. Terlebih kami-kami orang Mojokerto yang memiliki kesamaan daerah dengan mbah surip. Ya!!!!akhirnya kuhembuskan nafas dalam-dalam dan berucap “Innalillahiwainnailaihirojiun”. Begitulah drama kehidupan. Seperti komidi putar, dari bawah kemudian naik sampai dipuncak terus turun. Setelah turun dia akan pergi dan digantikan oleh penumpang lain. Hanya begitu. Semuanya kembali kepada ALLOH. Kalau Alloh sudah memanggil mau apa kita, selain menerima dengan ikhlas. Sebaik-baik apapun maupun sejahat-jahat apapun, atau sekaya-kaya apapun atau sehebat-hebat apapun, toh akan kembali kepada ALLOH. Kita hanya bisa menerima.
Kembali ke Mbah Surip. Beberapa minggu yang lalu, ketika saya mengajar siswa-siswa saya, saya sangat membanggakan Mbah Surip. Seringkali aku sitir filosofi hidup Mbah Surip. Belajar salah. Ya belajar salah. Orang yang belajar dari kesalahan-kesalahan akan menemukan kekurangan diri untuk menemukan kebenaran. Orang yang mengaku salah dia akan berusaha untuk menjadi benar. Bukannya hanya belajar benar. Karena orang yang hanya belajar benar cenderung menganggap dirinya paling benar. Sehingga dia dalam melakukan segala sesuatu cenderung merasa dirinya benar. Jika dia melakukan kesalahan apapun tetap dia berkeyakinan benar. Karena dia menganggap dirinya paling benar. Bahkan ketika ribut-ribut dengan temannya seringkali berebut benar. Coba bayangkan jika orang bertengkar berebut kesalahan tentu tidak akan terjadi pertengkaran. Karena hakikatnya orang bertengkar itu berebut kebenaran. Bukankah selama ini pribadi berebut benar dan menganggap diri paling benar telah mendarah dalam alam bawah sadar kita. Orang ngebom Hotel menganggap dirinya benar karena dirinya mengganggap sebagai utusan Tuhan dan memperjuangkan kepentingan Tuhan. Orang membunuh, mencopet, memperkosa dll menganggap dirinya benar karena mereka merasa kepepet. Orang korupsi merasa benar karena dia merasa pejabat yang berhak mendapatkan fasilitas lebih. Bukankah itu adalah patologi social yang sangat akut. Bahkan bisa dikatakan di Indonesia ini orang terkena penyakit merasa dirinya paling benar sudah berada pada posisi stadium empat. Mbah surip menawarkan “Ayo, Hai orang Indonesia, koreksi dirimu, sudah benar atau salah. Lihat salahmu agar engkau tahu mana yang benar. Ayo kembalilah-kembalilah. Daripada muter-muter kedinginan karena kesesatanmu lebih baik kesini saja tak gendong dengan balutan Tauhid. I Love You Fuel”. Mungkin begitu yang dimaui Mbah Surip. Bukankah kita ini hanya disuruh iqro. Ada apa dengan mbah surip???? Seseorang yang fenomenal. Artis jalanan yang tidak punya rumah. Pakaian sederhana. Tidak punya rumah. Tua. Gimbal rambutnya. tetapi penuh dengan filosofi kehidupan. Ada apa dengan ketenaran Mbah Surip? Ada apa dengan lagu tak gendong bisa melejit? Ada apa dengan lagu bangun tidur? Ada apa dengan kematian mbah surip yang meninggal pasca ketenaran dipuncak karirnya? Ada apa dengan Mojokerto???? Silahkan anda membaca gerak zaman yang Alloh sebenarnya berpesan disitu. Mungkin sedikit gambaran dari rasan-rasan saya dengan mertua saya, “Mau ada apa ya sekarang ini? Kok lagunya tak gendong kemana-mana? Dulu ada lagu Hanoman Kobong, semuanya banyak terbakar, hutan terbakar, rumah terbakar dan lain-lain. Kalau sekarang ada apa ya?????” Selamat Tinggal Mbah Surip. Engkau meninggalkan kami untuk Iqra bismirobika.

Jam 06:39
Belum mandi, keenakan nulis lupa mau berangkat mengajar

Senin, Agustus 03, 2009

Keutamaan Nisfu Sa'ban



Alhamdulillah kita mau menemui bulan Ramadhan lagi. Mudah-mudahan Alloh masih memberikan umur panjang kepada kita untuk bisa mengikuti indahnya ibadah dibulan Ramadhan. Namun ikhwan-ikhwanah, sebelum memasuki ramadhan hendaknya kita sudah harus menyiapkan mental yang kuat untuk mengikutinya. Mental yang kuat itu bisa dengan merasakan bahagia dengan kedatangan bulan ramadhan tersebut atau dengan berbagai pengekangan-pengekangan nafsu kita. Tetapi tahukah kawan, bahwa Kanjeng Nabi sebelum Bulan Ramadhan juga menyiapkan mental terlebih dahulu. Kanjeng Nabi Banyak-banyak Ibadah dibulan Rajab dan Bulan Sa’ban. Diriwayatkan dari Aisyah ra.,ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah saw.berpuasa, sehingga kami mengatakan apakah beliau tidak berbuka, lalu beliau berbuka. Dan sehingga kami mengatakan kapan beliau tidak berpuasa, lalu beliau tidak berpuasa. Adalah beliau paling banyak berpuasa di bulan Sya’ban (selain bulan Ramadhan). Dalam riwayat An-Nasa’I dari hadis Usamah ra.,ia berkata: “ Ya Rasulullah, aku belum pernah melihatmu berpuasa pada suatu bulan dari bulan-bulan ini, seperti puasamu dalam bulan Sya’ban.” Beliau Bersabda: “Itu adalah bulan yang bisa dilalaikan manusia, yaitu buln antara Rajab dan Ramadhan. Sya’ban adalah sebuah bulan, pada bulan itu amal-amal itu diangkat (dilaporkan) kepada Tuhan seru sekalian alam. Maka aku suk kalau amalku diangkat, sementara aku dalam keadaan puasa.” Di dalam Sahihain (Bukhari dan Muslim) diriwayatkan dari Aisyah ra.,ia berkata: “Aku tidak pernah melihat, beliau menyempurnakan puasa satu bulan penuh sama sekali kecuali bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau puasa dalam suatu bulan yang lebih bnyak daripada di bulan Sya’ban.” Dalam sebuah riwayat dikatakan: “Beliau berpuasa penuh dibulan Sya’ban.” Imam Muslim berkata: “Beliau berpuasa bulan Sya’ban, kecuali sedikit (yang tidak berpuasa). Riwayat ini menjelaskan riwayat pertama. Yang dimaksud dengan puasa sepenuh bulan adalah sebagian terbesarnya. Tetapi banyak riwayat yang masyhur bahwa puasa sunnah itu lebih baik pada tanggal 13, 14 dan 15. Kalau dihitung tanggal masehi ya besok selasa rabu dan kamis. Pada tanggal 15 atau malam jumat besok itu dikatakan sebagai nisfusa’ban. Pada malam nisfusa’ban banyak orang-orang yang merayakan. Entah dengan berdzikir atau dengan sholawatan dan berbagai acara ritual lainnya. Keutamaan nisfusaban dapat dinukil dari berbagai dalil yang mendasarinya. Dikatakan bahwa sesungguhnya malaikat-malaikat di langit memilki dua buah malam hari raya. Sebagaimana orang-orang Islam di bumi juga memiliki dua buah malam hari raya. Lalu hari raya malikat adalah malam Bara’ah yaitu alam Nishfu Sya’ban dan malam Lailatul Qadar. Sedangkan hari raya orang-orang mukmin adalah Raya Fitri dan Adha. Karena itulah, maka malam Nishfu Sya’ban disebut sebagai malam hari raya malaikat. As Subki menjelaskan dalam kitab tafsirnya : Sesungguhnya malam nisfusaban akan menghapus dosa setahun. Sedangkan malam jumat akan menghapus dosa seminggu, dan malam lailatul qadar menghapus dosa seumur hidup. Yakni menghidupkan malam-malam ini dengan memperbanyak ibadah menjadi sebab terhapusnya dosa. Malam nisfusa’ban juga disebut sebagai malam-malam kehidupan. Karena adanya riwayat yang mengatakan “barangsiapa yang menghidupkan dua hari raya dan malam nisfusa’ban maka hatinya tidak akan mati pada saat hati hati dalam kondisi mati”. Malam nisfusa’ban juga disebut sebagai malam syafaat karena Kanjeng Nabi minta syafaat kepada Alloh pada malam ketiga belas dan Alloh memberinya sepertiga. Beliau meminta kepada Alloh pada malam keempatbelas lalu Alloh memberinya dua pertiga, dan beliau meminta syafaat pada malam kelima belas kepada Alloh dan Alloh memberikan seluruhnya, kecuali orang-orang yang lari melepaskan diri dari Alloh seperti larinya unta. Yakni lari menjauh dari Alloh dan mengabdikan dirinya kepada nafsunya dan berteman dengan syetan laknatullah alaih. Malam nisfusa’ban bisa disebut sebagai malam maghfirah, malam kemerdekaan dan malam pembagian dan penentuan. Di sebut malam magfirah karena Rasulullah pernah bersabda “Sesungguhnya Alloh melihat kepada hamba-hambanya pada malam nisfusa’ban lalu ia mengampuni kepada penghuni bumi kecuali dua orang laki-laki yaitu musyrik dan orang-orang pendendam. Disebut malam pembagian dan penentuan karena ada riwayat dari Atha’ bin Yasar : “Ketika malam nisfusa’ban malaikat maut menghapus (mengundur setiap orang yang akan mati dari satu sa’ban ke sa’ban berikutnya. Sementara seorang hamba pada saat itu menahan tanaman, melangsungkan pernikahan, dan melakukan hubungan suami istri, membangun bangunan. Padahal namanya telah disalin dalam daftar orang-orang mati. Dan malaikat maut tidaklah menunggu padanya, kecuali bila ia diperintah, maka barulah ia mencabut ruhnya.
Demikian tulisan ini semoga bermanfaat. Adapun yang ingin menggugat dalil-dalilnya silahkan dikonfirmasikan ke Imam Al-Ghazali. Karena dalil-dalil yang saya gunakan merujuk kepada kitabnya Imam Ghazali. Namun saya hanya menyarankan kita jangan pelit-pelit beribadah. Setiap detik ada ibadahnya. Selamat berNishfu sa’banan.

Pas di Ruang Guru SMA Negeri 3 Pukul 9.32
Isno

Sabtu, Agustus 01, 2009

In The Name Of Love


Salah seorang murid pernah bertanya kepada saya (pertanyaannya saya sajikan dalam bahasa saya sendiri) “Pak, bagaimanakah hukumnya orang yang sudah beristri kemudian pacaran”. Sebuah pertanyaan yang lugu tetapi jujur. Jujurnya karena yang ditanyakan banyak terjadi dimasyarakat. Saya menjawab “ pacaran dengan siapa? Kalau dengan istrinya sendiri kan tidak apa-apa”. “Pacaran dengan orang lain, pak!”. “Istrinya tahu tidak kalau suaminya pacaran” aku bertanya kembali. “tidak tahu pak, tapi meskipun pacaran kan tidak sampai zina pak!!!!!!! Berarti tidak berdosa!!!!!” jawabnya. “kalau istrinya tahu, ridlo tidak istrinya mendapati suaminya pacaran?” muridku ini mulai berpikir-pikir “Ya tidak ridlo, tapi hukumnya sendiri kan si suami tidak zina, pak!!!!! Dia tidak berdosa kan, pak???? Berarti boleh, kan pak!!!! Apa ada dalilnya yang tidak memperbolehkan???” aku tercengung tapi tetap dengan bahasa yang elegan untuk meluruskan pola berpikir “kita berpikir sehat dulu sebelum dalil, dengan akal sehat saja kita sudah bisa menjawab, jawabnya begini, kalau si istrinya pacaran dengan orang lain meskipun tidak berzina, bagaimanakah perasaan suami?” “Ya, marah tentunya”jawab muridku. “Itulah jawabannya” tegasku. Mendengar jawabanku ini muridku ini manggut-manggut mengerti. Kasus yang sama, tetapi itu dari sudut si pihak ketiga, saya pernah dicurhati salah satu family, yang bertanya, “Is, bagaimana cara menikah untuk istri kedua yang kira-kira bisa diakui oleh pemerintah sekaligus agama?” “Ya, sampean minta surat persetujuan dari istri pertama, mintalah pernyataan yang bermeterai, kemudian urus surat-surat pernikahan sebagaimana sampean dulu menikah?” (Kebetulan family saya ini janda). “Tapi saya takut, is!!!” “Memang selama ini belum pernah bertemu??? Calon sampean itu benar-benar serius tidak mau menikahi sampean, apa pernah sampean dikenalkan kepada istri pertama??” aku memberondong pertanyaan, dia menjawab “belum pernah”. “Katanya sudah mau menikah kok belum dikenalkan sama istri pertama, apa benar-benar serius kalau begitu, terus, apa pakde (wali) sudah menyetujui sampean menjadi istri kedua?” “Belum is, aku masih takut”. Aku menjawab “ mbak-mbak mau menikah kok tidak serius, kalau serius minta restu sama orang tua dulu, terus dengan istri pertama calon sampean, kalau tidak disetujui jangan dilanjutkan, jangan sampai bahagia diatas penderitaan orang lain”. “Tapi aku sudah terlanjur cinta dan sayang sama dia, is” dia memelas. “wadoh-wadoh, sampean kudu mikir, bagaimana perasaan seorang istri yang ditinggal suami yang menikah dengan wanita lain, bagaimana perasaan sampean sendiri kalau dibegitukan”, “Iyae, is, tapi……….”. Kawan!!!!!! Tahukah kalian bahwa fenomena perselingkuhan, istri kedua, pihak ketiga, MBA dll sudah banyak menggejala dikalangan masyarakat kita. Lagi-lagi atas nama cinta. Atas nama cinta telah menghalalkan segalanya. Bahkan orang yang sudah beristri sekalipun atas nama cinta mereka tega melakukan pengkhianatan janji suci pernikahannya. Atas nama cinta orang siap dijerat oleh keadilan cemoohan masyarakat. Saya melihat banyak orang beristri dua bukan lantaran dia menjalankan perintah Alloh sebagaimana dalam surat An-Nisa ayat 3 “Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat”, tetapi lebih karena di nafsu belaka. Mereka beristri dua lantaran nafsu cinta melihat kecantikan calonnya atau ia ia ingin mencicipi cinta lain dari selain istrinya. Padahal dalam perintah berpoligami itu adalah bentuk solve of problem ketimpangan social dan ketidakseimbangan sosial antara laki-laki dan perempuan. Seorang muslim siap berpoligami dengan orang jelek atau wanita tua sekalipun karena dia menjalankan perintah Alloh untuk melindungi kaum wanita dari jeratan kelemahan hidup. Tidak didasari nafsu cinta tetapi didasari oleh empati tauhid dan social. Dalam An-Nisa ayat pertama kita akan melihat sebelum membahas tentang nikah, lebih dulu Alloh menegaskan “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri. Artinya kita disuruh taqwa, tunduh, patuh untuk siap menjalankan perintah Alloh. Perintahnya Alloh berupa peduli kepada sesama. Karena ayat ini konteksnya adalah ketidakseimbangan social antara laki-laki dan perempuan ketika dizaman nabi, maka yang dipecahkan kala itu adalah ketidakseimbangan itu. Karenanya laki-laki diperbolehkan untuk menikah lagi. Untuk apa? Agar wanita-wanita yang ditinggal suami yang gugur dimedan jihad bisa dilindungi dan ditolong. Laki-laki siap menjalankan perintah Alloh untuk menanggung penderitaan perempuan-perempuan. Mereka kala itu tidak memandang wajah atau cinta tetapi yang didasari adalah perintah Alloh dan menjaga keseimbangan social.
Dalam surat an-Nisa ayat 3 ini ternyata perintah Alloh itu yang didahulukan. Karena di dalam perintah itu mengandung kewajiban. Makanya kita disuruh menikah untuk menjalankan kewajiban kita sebagai hamba dihadapan Alloh. Fakor kedua, keadilan itu ternyata yang didahulukan dan menjadi bahan pertimbangan. Jika tidak bisa adil maka tidak usah macam-macam untuk menikah lagi cukup, fawahidatan, satu saja.
Bukankah sekarang ini factor cinta itu didahulukan daripada pertimbangan ketahuidan kita kepada Alloh? Kita akan tercengah dengan sebuah fakta. Coba kita renungkan, Bukankah ada laki-laki berani menikah dengan sesama lelaki juga lantaran cinta????? Bukankah ada pernikahan incest, sesama saudara kandung berani menikah juga lantaran cinta? bukankah orang berani melepaskan keperawanan juga lantaran cinta? bukankah orang berani berkumpul dengan kebo, lantaran cinta? kalau begitu????????tetapi bukannya saya menolak cinta dalam membangun rumah tangga, tetapi cinta bukanlah segala-galanya. Ia hanyalah komponen dalam sebuah bangunan. Jika kita tertuju hanya pada satu komponen maka tentu bangunan itu akan sangat rapuh. Keseluruhan dari bangunan yang sangat kuat itu adalah ketahuidan kita kepada Alloh. Mencintai karena Alloh. Menikah karena Alloh. Pokoknya karena Alloh. Karena mencintai karena Alloh maka segala-galanya harus sesuai dengan kehendak Alloh, dengan ridlonya Alloh. Apa ketika kita bercinta ini Alloh ridlo, ndak? Kita selingkuh itu ridlo, nda???? Tanyakan dihatimu, bukan dinafsumu.
SMA 3 Jam 10.30
Isno Pas jadi Guru

Kethuk Hati © 2008 Por *Templates para Você*