Senin, Mei 17, 2010

Andai Iblis Bertaubat?????

Terbayang tidak dalam benak kita, mungkinkah iblis bertaubat? Mungkin ini adalah khayalan tingkat rendah atau juga khayalan tingkat tinggi, tergantung dari kaca mata mana penggunaannya dalam memandang dunia ke-Iblisan. Kita tahu dalam sejarah sebagaimana dipaparkan dalam al-Quran
Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Al baqarah ayat 34)

Dalam ayat ini menerangkan tentang cikal pertama perbuatan yang dilanggar/perbuatan dosa oleh makhluk yang bernama Iblis atas kewajiban menjalankan perintah Allah. Perbuatan itu adalah tidak mau sujud kepada Adam. Kenapa iblis tidak mau bersujud? Konon beberapa penafsir menyatakan, Iblis tidak mau bersujud karena dia berijtihad bahwa dia ingin memurnikan ketauhidannya, menyembah hanya kepada Alloh, doang. Tidak kepada makhluk semacam Adam yang derajat atau kualitas penciptaannya lebih rendah dari dirinya. Namun bukankah ijtihad Iblis ini menurut Allah salah? Karena yang dilihat Allah (Wallahua’lam) bukan terletak kepada pemurnian tauhidnya tetapi pemurnian ketaatannya. Apapun alasannya jika tidak menjalankan perintah Allah itu adalah bentuk makar yang dilaknat oleh Allah. Ini adalah kesalahan ijtihad Iblis yang pertama.
Kesalahan Iblis berikutnya (kedua), bukankah dalam mempertahankan Ijtihadnya, tidak mau bersujud kepada Adam terselip ketakaburan, bahwa dia adalah makhluk yang lebih baik dari Adam yang terbuat dari tanah.
Penggambaran secara utuh ayat yang menerangkan tentang ketakaburan Iblis sebagaimana diterangkan dalam surat Shad ayat 71-83.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, Kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang Telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan Aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan". Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah Aku sampai hari mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, Sampai kepada hari yang Telah ditentukan waktunya (hari kiamat)". Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.

Mengambil Pelajaran

Pelajaran pertama dari sikap IBLIS adalah jangan suka ngeyel jika diperintah Allah. Titah Allah itu, meminjam istilah Jawa, Sabda Pandita Ratu, kalau sudah bersabda harus segera dijalankan. Tidak usah mendiskusikan ba, bi, bu, tetapi jalankan saja. Jangan seperti kaum Yahudi, sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Baqarah, masih suka bertanya ketika diperintah Allah. Mendiskusikan bagaimana manfaat dan mudlorat, jika ini dan jika itu. Padahal kata Allah, Inni a’lamu mala ta’lamun, Allah lebih ngerti daripadamu.
Bukankah sekarang ini masih banyak orang-orang model seperti ini, pandai berdiskusi, berseminar, diklat, workshop, umbar sana-sini, mengaku-ngaku, tetapi tidak menjalankan perintah Allah. Ia hanya suka pamer, katanya bertauhid, ahli al-Quran, hebat bersedeqah, ahli jihad, ahli segala-galanya tetapi tiap-tiap perintah tidak terjalankan. Mereka berkoar-koar lewat mimbar, lewat speaker-speaker, lewat facebook, namun perintah-perintah Tuhan, tidak terjalankan. Ya begitulah.
Kalau kita berani berkesimpulan revolusioner, bukankah Iblis hanya melakukan kesalahan sekali, yakni tidak menjalankan perintah Allah menyembah Adam? Kalau kita sudah berapa kali, ya?????? Namun yang menarik, kenapa Allah tidak memberikan pintu taubat kepada Iblis? Sedangkan manusia yang berkali-kali membangkang perintah Allah, kenapa pintu taubat selalu ada? Seandainya pintu taubat diberikan Iblis, bagaimana ya? Mungkinkah kejahatan di dunia ini akan sirna? Walahu’alam. Semua adalah skenario-NYA.
Begitupun dengan sikap Iblis yang sombong yang mengatakan Ana khoiru minhu (Aku lebih baik daripada dia), yang dikemudian membuat Allah murka karena pakaian sombong-Nya, telah direbut Iblis. Sehingga mengakibatkan terusirnya Iblis dari surga. Bagaimanakah dengan kita? Bukankah kita malah sering, baik dalam pikiran, gerak maupun lisan, tidak sadar menyatakan Aku lebih baik dari temanku, Aku lebih baik dari Dia, Aku lebih baik dari masku, adikku, dulurku, mbahku, Pak deku, Bu de ku, Pak lekku, dan lain sebagainya. Iblis cuma sekali, kita????????
Walahu’alam.

0 komentar:

Kethuk Hati © 2008 Por *Templates para Você*