Suatu saat aku mampir ke sebuah warung dekat perumahanku di Lawang Asri Kecamatan Puri Mojokerto. Aku pesen tempe penyet. Karena pada waktu itu aku memang disuruh oleh guruku untuk menghindari makanan yang mengandung nyawa. Jadi aku pesen tempe penyet saja. Namun selidik punya selidik, hatiku pun ragu, apakah sambelnya ada terasinya ataukah tidak? Eh eh dengan kekuatan hatiku aku tanya sama penjaga warungnya, “Pak Lek sampeyan nek nggawe sambel nggowo trasi ta? Kemudian penjaga warung itu menjawab “Inggih”. “Mati aku” gumamku dalam hati. Aku ndak bisa menikmati tempe penyet plus sambel kesayanganku. Karena sambelnya mengandung trasi yang trasinya tersebut juga mengandung nyawa. Akhirnya kuputuskan untuk makan tempe saja.
Dalam hatiku, makanan apa ya, yang tidak ada campuran hewannya. Semuanya ada. Nasi goreng ada ayamnya. Mie goreng ada perisa ayamnya. Nasi padang, soto rawon, sate, bakso, mie ayam, rujak cingur, krupuk…dll…….semuanya ada. Semuanya tidak ada yang steril dari binatang bernyawa. Akhirnya aku membayangkan berapa banyak manusia setiap hari membunuh hewan tersebut untuk dimakan. Jika aku kalkulasi, warung di dekat perumahanku saja harus melayani sekian banyak pembeli. Sekian banyak pembeli tersebut bisa dijadikan indicator berapa banyak manusia membunuh hewan? Dari teri, lele, ayam, bebek, doro dll. Itu satu warung. Belum warung lainnya di Mojokerto, belum lagi warung di Jawa Timur, belum lagi Indonesia, belum lagi dunia. Setiap detik manusia membunuh hewan-hewan. Andai kita menerapkan keadilan terhadap para pembunuh dengan hukuman nyawa dibalas nyawa maka manusia pertama kalilah yang harus dibunuh. Karena nyawa satu harus dibayar dengan nyawa satu, nyawa seratus harus dibayar seratus, kalau begitu? Manusia berarti punya hutang minus……plus…..pluss……Tapi hewan kan tidak menuntut begitu? Karena ibadahnya hewan itu adalah mempersembahkan dirinya untuk manusia. Ini adalah kata orang yang merasa manusia adalah makhluk yang termulia, padahal? Pikir sendiri. Letaknya kemulyaannya itu dimana? Jadi pembunuh?
Selasa, Mei 19, 2009
Manusia Pembunuh Paling Kejam
Diposting oleh Goze IsnoLabel: Curhat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar