Rabu, Oktober 07, 2009

Melampaui Kasih Sayang Biasa

Kasih sayang!!!!!?????? Apakah kasih sayang itu????? Dimanakah kasih sayang itu didapat???? Untuk apa harus berkasih sayang??? Kenapa banyak orang merindukan kasih sayang??? Apa hebatnya?????Sederetan pertanyaan itu terus memusingkan saya beberapa lama setelah memahami konsep kasih sayang yang dipahami oleh istriku. Istriku memahami konsep kasih sayang sebatas pada ketika kita berduaan, makan berdua, jalan-jalan berdua, memadu kasih berdua,....pokoknya berdua, runtang runtung berdua. Kayaknya konsep ini kebanyakan yang dipahami oleh orang. Mereka hanya memahami APA YANG DIBERIKAN KEPADAKU SAAT INI. Titik. Sebaliknya ketika tidak berduaan, tidak jalan-jalan, tidak memadu kasih itu dikatakan tidak kasih sayang. Benarkah????????
Kalau kita memahami lebih jauh, sebenarnya dapat kita lihat dengan gamblang, bagaimana seharusnya menerapkan kasih sayang yang tidak merupakah kasih sayang biasa tetapi lebih luar biasa. Bayangkan, anak kecil yang berlatih berjalan, dia harus tertatih-tatih bahkan terkadang jatuh berdarah-darah. Jika orang tua yang berpikiran kasih sayang sempit, dia tentu akan sangat khawatir dan tidak memperbolehkan anaknya jalan, kemungkinan selalu digendong kemana-mana. Tetapi bayangkan apa yang akan terjadi pada masa depan anaknya, pastinya anaknya justru Tidak Bisa Berjalan. Sebaliknya orang tua yang berpandangan visioner, melihat anaknya jatuh berdarah-darah tetap dibiarkan bahkan di support, untuk terus berjalan. Bukannya tidak sayang, tetapi justru kasih sayangnya itulah kasih sayang melampaui kasih sayang biasa. Akhirnya, anaknya mampu berjalan sendiri dengan bebas dan terbiasa. Bandingkan dengan contoh orang tua pertama tadi.............
Begitupun dengan kasih sayang seorang suami kepada istri. Jika suami hanya memahami konteks kasih sayang yang sempit, maka dia kerjanya hanya berduaan, jalan berdua, tidur berdua, makan berdua, minum berdua, de el el. Tetapi berbeda dengan seorang suami yang memiliki kasih sayang yang tidak biasa, bentuk kasih sayang yang diberikan adalah melakukan untuk masa depan kehidupannya. Dia bekerja, memikirkan nasib istrinya, nasib anaknya kelak, tidak hanya masalah ekonomi, atau keharuman nama, atau status sosial yang tinggi, tetapi lebih jauh dari itu, kemapanan dalam beramal sholeh dunia dan akherat yang bisa di panen oleh anak cucunya bahkan sampai cicit-cicitnya. Walau terkadang ia harus tidak berduaan. Tetapi jauh dari itu justru kasih sayang yang ia tumpahkan adalah kasih sayang yang sebenar-benarnya kasih sayang.
Bahkan, begitupun yang dilakukan Tuhan kepada makhluknya. Seringkali makhluk mengkonsepsi bahwa kasih sayang Tuhan harus dirasakan dan dinikmati langsung saat itu. Biar dia merasakan. Merasakan kehidupan yang hanya enak-enak saja. Padahal ujian dan persoalan-persoalan kehidupan yang menggelayut merupakan kasih sayang yang besar. Lho????? Ujian dan cobaan berbagai masalah adalah merupakan pendidikan langsung yang diberikan oleh ALLOH kepada hambanya agar ia memperoleh mental yang kuat, memiliki jiwa yang tangguh dan menjadi manusia-manusia yang tidak cengeng, manusia yang hebat. Coba jika hidup itu linier, enak saja, maka dijamin dunia itu tidak akan indah, karena monoton. Tetapi justru ada rupa-rupa itulah keindahan itu terwujud. Kasih sayang mendidik dan menempatkan pada maqom tertentu. Itulah kasih sayang ALLOH.
Mungkin, hal yang sama bisa kita analisis pada terjadinya letusan gunung merapi yang melanda umat manusia, tsunami, gempa de el el. Jika kita memahami dari sudut kasih sayang yang sempit, kita akan menyalahkan Tuhan, karena tega membunuh sekian banyak umat manusia. Tetapi jika kita melihat lebih jauh, andai gunung merapi tidak meletus, maka bumi, bahkan umat manusia seluruhnya akan meledak dan mati. Karena di dalam bumi ada magma yang terus aktif bergerak dan membutuhkan saluran untuk memuntahkan maghmanya. Kasih sayang Tuhan melampaui persepsi manusia tentang kasih sayang yang dipahami begitu sempit dan kerdil sehingga hobi menyalah-nyalahkan orang, TIDAK SAYANG???????
Karenanya, kita sebagai umat yang sedang meniti, harusnya menggunakan dan meletakkan kasih sayang tepat pada kasih sayang yang sebenarnya. Kasih sayang yang melampaui ruang dan waktu. Dan itulah RAHMAN DAN RAHIMNYA ALLOH.

0 komentar:

Kethuk Hati © 2008 Por *Templates para Você*