Kamis, Oktober 08, 2009

TUNE UP Alam Semesta

Beberapa siswa mengirim sms kepada saya terkait dengan gempa di padang. Isi sms itu menerangkan tentang hubungan waktu gempa dengan Al-quran. Coba anda cek, pasti anda akan terkejut. Gempa Tasikmalaya terjadi pukul 15.04, kalau anda buka surat yang ke lima belas ayat 4 anda akan menemukan yang artinya, “Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan”, begitupun sama dengan gempa di Padang yang terjadi pukul 17.16, kita akan menemukan arti pada surat al Isra ayat 16 “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya” gempa susulan yang terjadi di Padang tepat pukul 17.58, yang akan kita ketahui berisi “Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh)”. Kalau orang yang tidak memahami ulumul Quran pasti akan terpesona dengan kecocokan ayat al-Quran terkait dengan peristiwa tersebut. Namun kenapa hanya yang dicocokkan gempa Tasikmalaya, Padang dan Jambi?????? Lalu bagaimana dengan tsunami Aceh, lumpur lapindo, gempa jogja, gempa Pangandaran Situ Gintung dan gempa-gempa lainnya, apakah juga ada di dalam ayat Al-Quran?????? atau banjir di Jakarta, atau musibah-musibah lainnya. Kalau Al-Quran sudah menjelaskan ayat-ayat tentang waktu gempa, bisa tidak Al-Quran dijadikan kitab meramal suatu gempa yang akan terjadi?????? Di sini saya tidak menyangsikan kebenaran al-Quran, tetapi jika al-Quran hanya dijadikan sebagai justifikasi tentu sangat berbahaya. Kenapa????? Orang akhirnya suudzon bahwa di Aceh banyak terjadi kemaksiatan, sehingga Alloh mengadzabnya melalui tsunami????? Begitupun dengan Jogja, Padang de el el. Lalu kenapa tidak di Surabaya????? Padahal di Surabaya ada lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Kenapa tidak di Jakarta????? Padahal kemaksiatan banyak terjadi di Jakarta. Koruptor-koruptor berkumpulnya juga di Jakarta. Kenapa juga Alloh tidak membuat tsunami di Los Angles, Holliwood, atau California??????? Padahal pendosa atau orang-orang kafir banyak tinggal disana????
Kalau kita memahami bencana di Indonesia sebagai adzab, kenapa harus orang muslim????? Bukankah Aceh orang Muslim, begitupun dengan Padang???? Begitupun dengan Jogja, de el el. Berarti ada yang error pada orang muslim itu sendiri sehingga di Adzab. Muslimnya ataukah perilakunya????? Kalau kita menjawab perilakunya......nanti dulu.......tidak bisa diukur..... baik mana antara orang Padang dengan orang Surabaya??????? Atau orang yang ada di Gang Dolly, atau Balongcangkring, atau orang-orang yang ada di Tretes????? Kalau kita menjawab Muslimnya, konteksnya sebenarnya bukan adzab, tetapi ujian atau teguran. Kenapa UJIAN?????? Pertama, Untuk mengakui keabsahan seseorang bersabar dalam kemusliman maka bisa jadi ALLOH menguji. Ketika ia bersabar dalam kepasrahan menerima apapun dari ALLOH, maka ia absah untuk dihadiahkan label Muslim. Karena dia Muslim dan terkena bencana Alam kemudian mati, maka connect dengan PBNU yang memfatwakan bahwa orang yang mati dalam bencana Alam di Padang Matinya MATI SYAHID. Tapi MUSLIM. Kedua, memang ALLOH pernah berkata, bahwa orang yang tidak bersyukur itu pasti akan di adzab ALLOH dengan adzab yang sangat pedih. Tetapi, saya yakin, jika orang itu Muslim, pasti bisa bersyukur. Kalau tidak bersyukur berarti bukan MUSLIM. TEGURAN!!!!!! Orang yang di tegur itu biasannya salah. Kalau tidak salah berarti tidak di tegur. Bisa jadi bencana alam itu merupakan teguran kepada kita. Satu, sebagai muslim, kedua, sebagai bangsa Indonesia. Bisa jadi ada yang error pada pola perilaku kita, pikiran kita, hati kita dan semuanya. Kata Cak Nun, masyarakat kita sedang berproses menuju kepada gerakan Majnun Berjamaah. Gerakan gendeng bareng-bareng. Pekok Bareng-bareng. Tidak mengerti mana yang benar dan mana yang salah.....
Namun, secara general, pola-pola pikiran dan hati yang salah kemudian teraplikasi dalam perilaku manusia yang salah pula membawa kepada dampak-dampak yang negatif. Akhirnya tatanan alam semesta yang sudah diatur oleh ALLOH dengan keseimbangan yang sempurna, menjadi tidak seimbang. Penggundulan Hutan, Penyedotan barang tambang tidak terbatas, pengerukan tanah, pemusnahan hewan-hewan, dekadensi moral masyarakat dunia de el el.......menandai ketidakseimbangan alam semesta. Namun Alam ternyata memiliki fitrah untuk menyeimbangkan dirinya sendiri manakala ada ketidakseimbangan yang terjadi. Seperti hidung yang kemasukkan virus dengan sendirinya hidung secara fitrah akan gebres untuk melindungi dari ketidakseimbangan yang akan terjadi pada dirinya. Atau seperti sepeda motor, yang sekian lama dipakai, maka dia membutuhkan sesuatu untuk menyeimbangkan dirinya agar tidak terjadi eror. Bahasa bengkelnya TUNE UP. Ternyata alam semesta juga membutuhkan TUNE UP agar terjadi keseimbangan. Terkadang dengan meletusnya gunung berapi, terkadang dengan Gempa dan terkadang dengan tsunami. Semuanya tetap masih dalam kasih sayangnya ALLOH. Andai alam tidak memuntahkan lahar lewat gunung Berapi, maka bisa jadi bumi ini akan meledak. Semua manusia akan binasa. Tetapi hanya beberapa saja yang menjadi imbasnya jika dibandingkan dengan masyarakat dunia. Maka kita sepatutnya berbagi dengan mereka, mereka menjadi tumbal demi menyelamatkan seluruh umat manusia. Begitupun dengan logika gempa maupun bencana-bencana lainnya. Mereka pantas untuk dijuluki MATI SYAHID, karena merekalah penyelamat seluruh umat manusia. .......Allohumaqfirlahum warhamhum waafihim wa’fu anhum......

Kajian SKI SMAGHA
8 Oktober 2009

1 komentar:

Amirul Mu'minin mengatakan...

setidaknya sebagai manusia yang merasa dirinya muslim atau apapun, itu paling anti menyebut orang atau tempat yang jelek...... karena sebenarnya manusia itu tidak tahu maksud dan kenapa seseorang sampai melakukkan hal yang mungkin dilarang oleh agama.....karena hanya Allah yang berhak menilai ciptaannya

Kethuk Hati © 2008 Por *Templates para Você*