A.Latar Belakang
Setiap otak manusia itu unik. Keunikan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetika dan lingkungan. Otak memiliki ukuran dan berat yang bervariasi di antara semua manusia. Otak juga berkembang dengan caranya sendiri. Setiap hari otak mengalami perkembangan. Perkembangan ini dipengaruhi oleh stimulus yang diberikan pada otak. Stimulus dalam bentuk apapun akan diproses oleh otak. Proses ini dilakukan oleh sel-sel otak yang aktif melakaukan komunikasi. Semakin baru dan menantang stimulus yang biberikan maka semakin otok dalam mengaktivasi jalan barunya. Namun, jika stimulus itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak berarti bagi otak maka informasi itu akan menjadi prioritas rendah dan akan mudah hilang. Jika otak merasakan sesuatu yang penting maka otak akan menyimpan informasi iti dalam memori jangka panjang (long term memory) dan memori itu semakin berpotensi. Pada setiap tahap perkembangan, beberapa gen mengalami perkembangan yang dipengaruhi oleh lingkungan. Gen itu tidak membentuk pola pembelajaran, namun merepresentasikan kesempatan yang diperkaya. Seseorang yag dilahirkan dari gen seorang yang jenius tidak menjamin orang itu menjadi jenius. Jika lingkungan sekitar diperkaya maka orang itu akan jenius, tetapi jika lingkungan tidak diperkaya maka akan menjadi yang biasa saja. Jika seorang anak yang dilahirkan dari gen seorang yang biasa tetapi lingkungan sekitar diperkaya maka anak itu bisa menjadi anak yang jenius.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pembelajaran ikut serta mempengaruhi perkembangan otak anak. Pembelajaran itu sendiri merupakan bagian yang sangat dominan dalam mewujudkan kualitas proses. Pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam mengemas dan melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi anak, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi anak sulit dikembangkan. Oleh karena itu, diperlukan manajemen pengelolaan dalam melakukan inovasi pembelajaran. Apa itu manajemen inovasi pembelajaran? Dan bagaimanakah aplikasi dari manajemen pengelolaan inovasi pembelajaran?
B.Pengertian Manajemen Inovasi Pembelajaran
Manajemen diartikan oleh Newman dan Terry sebagai fungsi yang berhubungan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain. Namun definisi tersebut belum sempurna, ada ilmuwan lain yang menegaskan lebih lengkap dengan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengontrolan untuk mencapai tujuan. ( AM. Manulang: 2006).
Sedangkan Inovasi pembelajaran jika dilihat dari Kata “innovation” diartikan sebagai pembaharuan maupun penemuan. Namun, kata penemuan juga digunakan untuk menterjemahkan kata Invention dan Discovery. Ketiga kata ini sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Discoveri adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Invensi adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru yang berupa hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemukan benar-benar belum ada sebelumnya. Sedangkan inovasi diartikan sebagai suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati oleh seseorang atau sekelompok orang dan sesuatu itu merupakan hal yang baru, baik hasil invensi maupun discoveri (John M. Echols dan Syadzili : 2001)
Sedang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat (KBBI, 1990 : 330). Dari pengertian ini nampak bahwa inovasi itu identik dengan sesuatu yang baru, baik berupa alat, gagasan maupun metode. Dengan berpijak pada pengertian tersebut, maka inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Hasbullah (2001) berpendapat bahwa ‘baru’ dalam inovasi itu merupakan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa inovasi pembelajaran adalah suatu hal yang baru dan dengan sengaja diadakan untuk meningkatkan kemampuan demi tercapai suatu tujuan pembelajaran. Inovasi pembelajaran diadakan untuk membantu guru dan siswa dalam menata dan mengorganisasi pembelajaran menuju tercapainya tujuan belajar. Karenanya dapat dirangkai bahwa ada tujuan yang menjadi akhir dari sebuah proses mengelola pembelajaran agar mencapai tujuan. Dalam kaitannya dengan pendidikan, ada tujuan-tujuan mendasar dari proses pendidikan. Oleh karenanya jika disandingkan antara manajemen dan inovasi pembelajaran sangatlah erat kaitannya. Pendidikan dalam hal ini adalah inovasi pembelajaran memiliki tujuan, sedangkan manajemen mengelola agar mencapai tujuan. Manajemen inovasi pembelajaran sangatlah perlu diterapkan dalam proses pembelajaran karena tanpa manajemen yang tertata baik pasti akan sangat sulit untuk mencapai tujuan.
Manajemen pembelajaran menurut Bafadal dalam (Arifin: 2009) segala usaha pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Manajemen pembelajaran pada dasarnya merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran, baik yang dikategorikan berdasarkan kurikulum inti maupun penunjang berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Departemen Pendidikan Nasional atau lembaga tertentu.
C.Manajemen Pembelajaran
Manajemen pembelajaran bertujuan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang mudah direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakn dan dikendalikan dengan baik (Bafadal dalam Imron Arifin : 2009). Dengan proses belajar mengajar yang demikian itu pelaksanaan pendidikan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
1.Perencanaan Pembelajaran
Menurut Bafadal dalam (Imron Arifin : 2009) perencanaan didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan menurut Suwardi dalam (Imron Arifin : 2009) perencanaan dapat didefinisikan suatu proses dan cara berpikir tentang proyeksi hal-hal yang akan dilakukan sehingga tujuan dapat tercapai. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen yang harus dilakukan oleh orang-orang yang mengetahui semua unsure organisasi. Keberhasilan perencanaan sangat menentukan kegiatan manajemen selanjutnya secara keseluruhan. Oleh karena itu, perencanaan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Perencanaan yang baik, termasuk perencanaan pada lembaga pendidikan, harus memenuhi beberapa persyaratan (Burhanuddin, 2002) yaitu, (1) terarah pada pencapaian tujuan tertentu, (2) berdasarkan data yang akurat, (3) dilakukan oleh orang-orang yang kompeten, (4) melibatkan seluruh komponen sekolah/lembaga, (5) jelas, rinci dan konkret, (6) akomodadtif terhadap perubahan dan keadaan mendesak, serta (7) berorientasi pada masalah objektif. Sedangkan menurut Bafadal (2006) perencanaan yang baik adalah (1) dibuat oleh orang-orang yang berpengalaman dalam organisasi, (2) dibuat oleh orang-orang yang memahami perencanaan, (3) disertai dengan rincian yang teliti, (4) tidak terlepas dari pemikiran pelaksanaan, (5) terdapat tempat pengambilan resiko, (6) sederhana, luwes dan praktis, (7) didasarkan pada keadaan nyata masa kini dan masa depan, (8) dibuat bersama, dan, (9) direkomendasikan oleh penguasa tinggi.
Adapun kegiatan dalam perencanaan pembelajaran yaitu: (1) analisis materi pelajaran, (2) penyususnan kalender pendidikan, (3) penyusunan program tahunan dengan memerhatikan kalender pendidikan dan hasil analisis semester berdasarkan program tahunan yang telah disusun, (4) penyusunan program satuan pembelajaran, (5) penyusunan program satuan pembelajaran, (6) penyusunan rencana pembelajaran, (7) penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan (Bafadal dalam Imron Arifin : 2009).
Perencanaan pembelajaran merupakan langkah penting untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Oleh sebab itu, perencanaan pembelajaran memiliki empat manfaat yaitu: (1) perencanaan pembelajaran dapat dijadikan alat untuk menemukan dan memecahkan masalah, (2) perencanaan pembelajaran dapat mengarahkan proses pembelajaran, (3) perencanaan pembelajaran dijadikan dasar dalam memanfaatkan sumber daya secara efektif, dan (4) perencanaan pembelajaran dapat dijadikan alat untuk meramal hasil yang akan dating (Suwardi dalam Imron Arifin : 2009).
2.Pengorganisasian pembelajaran
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuaannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka keefektifan pencapaian tujuan (Fatah dalam Imron Arifin : 2009) pengorganisasian merupakan proses pengelompokan semua tugas, tanggung jawab, wewenang, dan komponen dalam proses kerjasama sehingga tercipta suatu system yang baik dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Pengorganisasian dilakukan berdasarkan tujuan dan program kerja sebagaimana dihasilkan dalam perencanaan.
Pengorganisasian suatu program dapat dilakukan melalui prosedur sebagai berikut; (1) mengidentifikasi pekerjaan atau tugas yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan, (2) mengelompokan tugas serta fungsi yang sama, (3) memberikan nama tertentu bagi setiap kelompok pekerjaan atau tugas dengan nama yang kurang lebih menggambarkan fungsinya masing-masing, dan (4) menentukan orang-orang yang akan ditunjuk menyelesaikan setiap kelompok kerja atau tugas. Apabila ada kelompok kerja atau tugas tertentu harus dikerjakan oleh lebih dari satu orang, salah satu diantara mereka perlu ditunjuk sebagai penanggungjawabnya, (5) mendistribusikan fasilitas atau peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan peekerjaan, (6) menetapkan aturan kerja, dan (7) menetapkan hubungan kerja (Siagian dalam Imron Arifin : 2009).
Adapun kegiatan dalam pengorganisasian pembelajaran yaitu; (1) pembagian tugas mengajar dan tugas lain, (2) penyuusunanjadwal pelajaran, (3) penyusunan jadwal kegiatan perbaikan, (4) penyusunan jadwal kegiatan pengayaan, (5) penyusunan jadwal kegiatan bimbingan dan penyuluhan (Bafadal dalam Imron Arifin : 2009).
3.Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut Mantja (2006) pelaksanaan merupakan usaga agar semua anggota kelompok suka melaksanakan pencapaian tujuan dengan sadar dan berpedoman pada perencanaan dan usaha pengorganisasiannya. Selain itu pelaksanaan sebagai keseluruhan proses mempengaruhi, mendorong, mengajak, maupun menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir, bersikap, bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sarwono dalam Imron Arifin : 2009).
Kegiatan dalam pelaksanaan pembelajran sebagai berikut: (1) pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun ajaran baru, (2) pelaksanaan kegiatan pembelajaran, (3) pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan, (4) supervise pelaksanaan pembelajaran, dan (5) supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan (Bafadal Imron Arifin : 2009).
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan suasana yang edukatif agar anak didik dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias, dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik. Peran guru sangat penting dalam menggerakkan dan memotivasi anak didik melakukan aktivitas belajar, guru tidak hanya berusaha menarik perhatian anak didik, tetapi juga harus meningkatkan aktivitas anak didik melalui pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
4.Pengawasan Pembelajaran
Pengawasan merupakan suatu proses penentuan apakah yang seharusnya diselesaikan dalam pelaksanaan, penilaian pelaksanaan dan bila perlu melakukan tindakan korektif agar pelaksanaannya tetap sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Pengawasan dilakukan didasarkan pada prosedur yaitu 1) standar performa, 2) mengukur performa actual, 3) membandingkan performa dengan performa yang telah ditetapkan 4) melaksanakan perbaikan performa bila performa tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (bafadal dalam Imron Arifin : 2009)
D.Konsep belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan aktivitas yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Manusia melakukan aktivitas belajar sepanjang hidupnya. Rangkaian proses belajar dilakukan dengan mengikuti pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Proses belajar dilakukan agar mendapatkan perubahan dalam diri pelakunya, baik pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Perubahan itu sebagai akibat dari proses pengalaman yang alami maupun yang sengaja dirancang. Belajar itu tidak hanya dilakukan oleh pelajar, tapi dilakukan oleh setiap manusia agar dapat memecahkan masalah yang dialaimi dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ciri-ciri belajar adalah perubahan perilaku yang merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta perilaku tersebut bersifat permanen.
Proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar. Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukun proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku individu yang sesuai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran ini harus dengan sengaja diorganisasikan dengan baik agar dapat menumbuhkan proses belajar yang baik dan mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, jenis-jenis proses belajar dan hasil belajar menjadi pusat perhatian dari metode pembelajaran.(http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/19/inovasi-pembelajaran/)
Menurut Gagne (1975), setidaknya ada empat fungsi yang harus dilakukan guru kaitannya sebagai motivator. Pertama, arousal function atau membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Kedua, expectancy funtion yaitu menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. Ketiga, incentive function maksudnya guru memberikan ganjaran untuk prestasi yang dicapai siswa dalam rangka merangsang pencapaian prestasi berikutnya dan keempat, disciplinary function bahwa guru membantu keteraturan tingkah laku siswa.
Keempat fungsi tersebut, selayaknya diperankan dengan tepat oleh guru dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga diharapkan motivasi belajar siswa semakin lama akan semakin meningkat dan tinggi.
E.Contoh Inovasi Pembelajaran
Perlu disadari bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Selayaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran.
Ditengarai bahwa dunia anak (baca : TK dan SD) merupakan dunia bermain, tetapi acapkali guru melupakan hal ini. Semestinya setiap guru dalam setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekpresif) dan penuh tantangan (chalenge).
Oleh karena itu berbagai inovasi dapat dicoba untuk dikembannngkan walaupun amat sederhana. Beberapa bentuk inovasi yang sempat penulis cobakan, diantaranya:
1)Pembuatan yel-yel
Yel-yel ini biasanya dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, guru mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan beberapa yel yang telah diajarkan kepada mereka. Tujuannya : 1. menumbuhkan semangat belajar siswa.2. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.3. Mewujudkan hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Berbagai variasi yel dapat diciptakan oleh guru, dengan mengubah lagu tertentu yang sudah dihapal siswa serta menggunakan kepalan tangan, suara yang bersemangat, mimik muka serta kekompakan siswa dalam pengucapannya. Penulis membagi pembuatan yel ini dalam dua bagian, yaitu yel-yel kelas, yang memberi semangat untuk pengkondisian kelas sehingga siswa siap belajar (apersepsi dan motivasi), dan yel-yel mata pelajaran yaitu memberi semangat untuk mengikuti pelajaran tertentu.
Di bawah ini, contoh-contoh yel yang telah dibuat dan dilakukan ketika akan dimulai proses pembelajaran.
Contoh Yel-yel kelas
KELASKU….KELASKU….KELASKU
YANG TERBAIKK… OK ! ALLOHU AKBAR !
AKU ANAK SHOLEH !!!!!!! ……………..
DEDEED….DEDEED…..DEDEED……….ALLOHU AKBAR !
Contoh yel-yel mata pelajaran
Pelajaran PAI
PAI go..go…go
PAI win..win…win
PAI fight…fight…fight
PAI Yes
Pai Yes
PAI Allahu Akbar
Semua yel-yel selalu diakhiri dengan lafadz takbir, sambil mengepalkan tangan kanan ke atas. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai kepada siswa bahwa semua yang ada di dunia ini adalah kecil, yang maha besar dan maha agung hanyalah Allah.
2)Pemberian Penghargaan
Berdasarkan pangalaman di lapangan, anak kelas bawah (baca : SD) amat senang apabila usaha belajarnya dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, walaupun amat sederhana. Oleh karena itu, para guru nampaknya jangan terlalu pelit untuk menberikan penghargaan, selama dilakukan dengan memperhatikan waktu dan cara yang tepat. Penghargaan itu sendiri dapat dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka pengkondisian siswa menjadi senang belajar.
Tujuannya:
• Mendorong siswa agar lebih giat belajar.
• Memberi apresiasi atas usaha mereka.
• Menumbuhkan persaingan yang sehat antar siswa untuk meningkatkan prestasi
Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sesuai kesempatan yang ada. Penulis membaginya dalam beberapa macam, yakni dalam bentuk ucapan, tulisan, barang/benda dan penghargaan khusus. Seyogyanya penghargaan ini dapat menjadi kebanggaan siswa akan eksistensi dirinya, yang nantinya meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri.
• Penghargaan berupa ucapan.
Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan direncanakan terlebih daluhu atau bersifat spontan saja. Yang terpenting bahwa setiap siswa yang menunjukkan suatu usaha, maka layak dihargai. Pemberian pujian bagi siswa yang berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran, seperti kata-kata YESS ! (sambil mengancungkan jempol tangan), Excelent (dua jari membentuk huruf V), Thankyou Very Much (kedua tangan diacungkan ke atas) dll.
• Penghargaan berupa tulisan.
Hal ini dapat dilakukan setiap hari, ketika siswa mengerjakan tugas atau PR. Penghargaan ini diberikan dengan cara guru menuliskan di buku catatan atau tugas siswa, berupa kata pujian, terutama bagi siswa yang berhasil mendapat nilai bagus (80-100). Kalimat pujian tersebut diantaranya “ selamat, you are the best student “ , “ Alhamdulillah, kamu anak pintar “ , “ pacu terus prestasimu “ ,
• Penghargaan berupa barang/benda
Berbagai benda sebenarnya dapat dijadikan alat penghargaan, baik benda yang sudah ada maupun yang telah dimodifikasi/disiapkan. Penulis misalnya memberikan penghargaan berupa : Bintang, terbuat dari kertas karton/asturo berukuran kecil bagi siswa yang mendapat nilai tinggi (80-100) baik latihan soal, tugas maupun PR.
Kalung medali pelajaran, terbuat dari gabus yang menyerupai sebuah medali dengan menggunakan tali warna. Medali dibuat khusus untuk setiap mata pelajaran, dan diberikan kepada siswa setiap selesai ulangan harian. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam ulangan harian berhak menerima medali.
Sewaktu-waktu tidak ada salahnya apabila guru memberikan penghargaan berupa uang jajan, walaupun dengan nilai nominal yang relatif kecil. Bagi siswa terkadang bukan besar kecilnya uang tetapi kebanggaan mendapatkannya dari guru yang dicintainya.
• Penghargaan khusus
Penghargaan ini sifatnya spontan dan insidental, di mana siswa yang berhasil menjawab dengan tepat pertanyaan dari guru dimungkinkan untuk istirahat atau pulang terlebih dahulu.
3) Pemberian sanksi
Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ada semacam aturan main (rule of the game). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, termasuk perlu adanya sanksi yang disepakati bersama antara guru dengan siswa. Tetapi diupayakan dalam pemberian saknsi ini betul-betul bersifat pedagogis (mendidik).
Tujuannya :
• Terwujudnya kelas yang tertib, namun diupayakan tetap menyenangkan.
• Penanaman disiplin kepada anak.
• Mendidik siswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan.
4) Kotak Soal
Dibuat dari bekas wadah susu atau makanan lain, yang berbentuk segi empat, kemudian dibungkus kertas kado, dengan warna yang menarik ditempel di dinding kelas sejumlah mata pelajaran, sehingga setiap mapel memiliki kotak soal tersendiri.
Tujuannya :
• mendorong siswa agar senang mempelajari soal sesuai keinginannya setiap saat.
• Memberi kesempatan memanfaatkan waktu luang untuk mempelajari soal-soal.
Soal ini dibuat dengan berbagai bentuk, seperti soal cerita, kuis, siapa aku, tanya jawab, dll. Di tulis di kertas asturo atau kertas lain dengan bentuk yang menarik.
5)Pokjar (Kelompok Belajar)
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap kelompok dipilih satu ketua yang mampu memimpin dan membantu anggotanya.
Tujuannya :
• Matih kerjasama antara siswa
• Menanamkan jiwa kepemimpinan dan saling membantu
• Terjadi pertukaran pengetahuan dan memungkinkan siswa yang sudah paham mengajari teman lainnya .
Dalam pelajaran tertentu, guru memberikan masalah kemudian siswa mendiskusikanya dalam kelompok. Adapun tempat pengerjaannya diserahkan sepenuhnya pada mereka, asal waktunya ditetapkan dengan jelas. Mereka boleh mengerjakan di kelas (in-door) atau diluar kelas (out-door) seperti perpustakaan, halaman sekolah, aula atau mushola.
Bagi kelompok yang berhasil meraih nilai tertinggi dan paling cepat, akan diberi penghargaan berupa bintang kelompok, yang nantinya ditempel di dinding dengan menggunakan gabus berukuran 100 cm x 75 cm. Gabus tersebut diberi tulisan “ Alhamdulillah, Mamah….. Mamah……….. inilah bintang kelompokku………”.
6)Perpustakaan Kelas
Penanaman kebiasaan membaca harus selalu ditumbuhkan. Kehadiran perpustakaan kelas merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan. Berbagai buku yang bersifat ringan dan dapat menggugah kreativitas siswa bisa dijadikan referensi. Majalah Bobo, Annida, Anak Sholeh, buku cerita, kisah sahabat dan petualangan hewan merupakan pilihan bagi mereka.
Tujuannya :
• Menanamkan kebiasaan membaca sejak dini, karena membaca adalah kunci pengetahuan.
• Memanfaatkan waktu luang secara baik.
Adapun sumber bukunya dapat diperoleh dari sumbangan siswa sendiri yakni membawa buku bacaan bekas dari rumah, membeli atau sumbangan.
7)Mading Kelas
Kehadiran majalah dinding (mading) kelas menjadi satu terobosan yang cukup baik. Diantara siswa ada yang dipilih menjadi pengurus mading. Mereka ada yang bertugas sebagai pimpinan redaksi, reporter, ilustrasi atau pencari berita.
Tujuannya :
• Menampung hasil karya siswa berupa gambar, cerita/karangan, puisi, atau pengalaman pribadi.
• Membiasakan siswa untuk menulis, segala ide, impian dan harapan dapat ditumpahkan dalam karya tulis.
• Menumbuhkan semangat belajar dan membaca.
Biasanya siswa akan senang, apabila karyanya dilihat oleh teman-temannya. Hasil karya yang ditempel bisa saja sengaja dibuat oleh siswa di rumah atau hasil tugas mata pelajaran tertentu.
8)Setting Kelas
Untuk sekolah yang full day school kemungkinan besar siswa akan merasa jenuh dan capek berada terus di sekolah atau kelas. Oleh karena itu bagaimana menciptakan ruangan dan suasana kelas yang meminimalisir kejenuhan mereka.
Setting kelas dapat dilakukan oleh guru dengan cara penataan ruangan, pemasangan gambar, tulisan yang memotivasi, warna-warni yang menyolok, hiasan yang menggugah poster dll. Contohnya poster dapat ditempel di dinding kelas. Bunyi poster misalnya, “ BELAJAR ITU MUDAH DAN MENYENANGKAN “, “ MEMBACA MENJADI KEBUTUHANKU “, AKU INGIN MENJADI ANAK PINTAR DAN SHOLEH “, “ BELAJAR ITU IBADAH, BERPRESTASI ITU INDAH.”
Setiap minggu sekali, siswa diperbolehkan untuk berpindah tempat duduknya, sesuai keinginan mereka. Papan tulis, setiap semester sekali dapat dirubah posisinya, sesuai kesepakatan dengan siswa.
9)Mencatat dengan Peta Pikiran
Hasil temuan mutakhir menunjukan bahwa otak manusia memiliki kehebatan yang luar biasa, ada otak kiri dan otak kanan. Untuk mengembangkan kemampuan otak kanan yang penuh dengan imajinasi, siswa diajarkan cara menulis dengan menggunakan peta pikiran.
Tujuannya :
• Mempermudah mengingat/menghapal materi pelajaran.
• Menulis sambil menggambar disertai warna akan lebih menarik dan tidak jenuh.
• Mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitas anak.
Guru harus menyusun terlebih dahulu materinya yang sesuai. Siswa diberi kebebasan untuk mewarnai, menggambar dan membuatnya sendiri.
10)Penggunaan alat peraga
Alat peraga boleh dikatakan sebagai salah satu pendukung kesuksesan pembelajaran, karena dengan media ini biasanya pembelajaran menjadi lebih menarik. Berbagai media dapat dibuat guru walaupun sederhana.
Tujuannya :
• Memperjelas materi yang disampaikan, karena siswa melihat secara langsung.
• Menarik siswa sehingga penbelajaran lebih hidup dan dinamis.
• Sebagai sarana untuk menambah pemahaman siswa tentang materi mata pelajaran, terutama media yang berupa permainan.
Media yang dapat dibuat misalnya kartu permainan perkalian. pembagian dan pengurangan. Angka gabus berwarna (matematika), fuzel IPA, PP IPA, kartu permainan IPA (IPA), PP IPS, mata angin, gambar, denah (IPS), kartu berpasangan, papan sinonim/antonim (B. Indonesia). Prinsip utama dari pembuatan alat peraga adalah dengan media maka pembelajaran lebih bermakna dan menggairahkan.
11) Pembelajaran sambil bermain
Kegiatan ini amat tergantung pada gurunya. Pembelajaran tidak harus selalu serius, siswa duduk manis semua di meja, mendengarkan ceramah guru dengan tidak boleh melirik kiri dan kanan. Sebenarnya dimungkinkan pembelajaran dengan mengadopsi berbagai permainan yang sering dilihat oleh anak-anak di TV seperti kuis siapa aku, tebaklah, siapa berani dll.
Selain itu guru bisa mengembangkan metode ini berdasarkan pengalaman di lapangan. Contohnya dalam pelajaran B. Indonesia, mengadakan permainan tebak kata, di mana setiap siswa menyiapkan kata yang telah dipahami artinya, kemudian dia mengemukakan huruf awal sambil menyebutkan ciri-cirinya. Permainan peribahasa, dengan cara melanjutkan peribahasa yang telah diucapkan siswa lain, apabila ada yang salah maka, dia maju ke depan untuk bernyanyi (nasyid).
Begitu banyak bentuk permainan yang dapat dilakukan oleh guru, dan kesemuanya bertujuan untuk lebih menarik siswa dalam pembelajaran.
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen Pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Adapun tujuan dari Manajemen pembelajaran adalah menciptakan proses belajar mengajar yang mudah direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dikendalikan dengan baik.
Sedangkan Inovasi pembelajaran sendiri merupakan sesuatu yang penting dan mesti dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Berbagai inovasi tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang belajar.
Seperti yang telah dipaparkan, pada hakekatnya sifat inovasi itu amat relatif, dalam arti inovasi yang kita lakukan sebenarnya barangkali sudah tidak asing bagi orang lain. Tetapi sebagai seorang guru yang setiap hari berinteraksi dengan anak, maka tidaklah salah apabila terus-menerus melakkukan inovasi dalam pembelajaran.
Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan sistem pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru yang segar dan mencerahkan.
Penulis memandang, tanpa dibarengi kemauan dari guru untuk selalu berinovasi dalam pembelajarannya, maka dimungkinkan pembelajaran akan dirasa menjenuhkan oleh siswa. Di samping itu, guru tidak akan terkembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Inovasi akhirnya menjadi sesuatu yang harus dicoba untuk dilakukan, sesederhana apapun.
Daftar Pustaka
Imron Arifin, Kepemimpinan Kepala Paud Dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Sentra Studi Kasus Paud/Kb Unggulan Nasional Anak Saleh Malang, Yogyakarta: Aditya Media, 2009
(http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/19/inovasi-pembelajaran/)
http://www.scribd.com/doc/4994224/pengertian-manajemen
http://www.elvinmiradi.com/topik/definisi+manajemen+inovasi+pendidikan.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/19/inovasi-pembelajaran/
Kamis, Desember 09, 2010
Manajemen Inovasi Pembelajaran
Diposting oleh Goze IsnoLabel: pendidikan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar