Dikisahkan ada seorang saudagar yang sangat kaya raya yang memiliki 4 istri. Suatu hari dia sakit. Sakitnya ternyata begitu parah sehingga mendekati sakaratul mautnya. Ketika mendekati sakaratul maut, sang saudagar mengumpulkan keempat istrinya tersebut. Setelah berkumpul sang saudagar bertanya satu per satu istrinya. Sang saudagar bertanya kepada istri ke empat, “wahai istriku, jika aku mati nanti, apakah engkau akan menemaniku?” mendengar pertanyaan ini istri keempat kemudian menjawab “ saya tidak sudi untuk menemanimu”. Mendengar jawaban istrinya tersebut sang saudagar bersedih hati. Kemudian dia beralih ke istri ke tiganya. Sang saudagar bertanya “wahai istriku, kalau aku mati nanti, maukah kamu menemaniku?” Istri ketiga menjawab “jika kamu mati, aku akan menikah lagi dengan orang lain yang lebih ta’jir dari dirimu” sang saudagar bersedih lagi mendengar jawaban istri ketiganya. Ia kemudian beralih ke istri keduanya dan berharap istri keduanya itu yang akan menemaninya “ istriku maukah kamu menemaniku nanti ketika aku mati?” istri kedua menjawab “ Aku akan menemanimu dan mengantarmu namun hanya sampai diliang lahat, setelah itu aku akan pergi meninggalkanmu” sang saudagar agak tentram namun ia tetap bersedih hati karena tidak ada yang menemaninya di alam kuburnya nanti. Dia hanya berharap kepada istri pertamanya, namun ada kekawatiran istri pertamanya itu tidak mau menemaninya, karena selama ini dia selalu menyia-nyiakannya. Namun dengan sedikit keberanian sang saudagar bertanya “istriku, maukah kamu menemaniku?” istri pertama diam sebentar, dan suasana begitu hening, tetapi kemudian dia menjawab “aku siap menemanimu kapan saja dan dimana saja sampai Alloh memutuskan yang terbaik untukmu”. Mendengar jawaban ini sang saudagar begitu bahagia. Karena selama ini istri yang ditelantarkan justru begitu setia menemaninya, walau di alam kubur sekalipun. Sang saudagar bersumpah jika masih ditaqdirkan hidup, ia akan memuliakan dia dan mengasihi dia selamannya.
Kawan!!!!!!cerita di atas adalah sebuah gambaran dan simbol dari sesuatu yang utama tetapi sering kita sepelekan. Emas kita anggap tai. Intan kita anggap kerikil. Besar kita anggap kecil. Kita sia-siakan kemuliaan dengan lebih menguatama sesuatu yang tidak mulia. Tahukah kawan??? Istri keempat tadi pada hakekatnya adalah jabatan/ kemasyhuran atau famaous yang sering dipuja-puja oleh sekian banyak orang. Namun ketika anda meninggal dia tidak mau menemanimu. Tahukah kawan? Istri ketiga adalah harta benda/ kekayaan/rich, banyaknya perhatian kita kepadanya toh dia tetap tidak sudi untuk menemaninya manakala kita dipanggil oleh Alloh untuk menghadapnya. Istri kedua adalah sahabat/famili/kerabat, sebaik-baik mereka, ketika seseorang meninggal mereka hanya mengantarkan kita sampai diliang lahat. Mereka tidak mau menemani kita di alam kubur. Tahukah kawan? Istri pertama tadi sebenarnya adalah amal sholihah kita. Amal sholihah itulah yang akan menemanimu untuk menghadap Alloh. Ia menemanimu di alam kubur. Ia menemanimu ketika malaikat mengintograsimu. Ia menemanimu ketika kamu digiring ke padang mahsyar. Ia menemanimu ketika Alloh memberikan keadilah kepada semua manusia di Istana pengadilan-Nya. Ia adalah istri dan teman yang paling setia menemanimu. Namun berapa banyak orang yang menyia-nyiakannya? Banyak orang lebih memburu kecantikan dunia. Mereka semua tertipu. Karena dibalik kecantikannya ternyata mengandung kepalsuan. Ia memang menggoda dan menggemarkan untuk diajak bercengkrama namun ternyata dia tidaklah setia. Dia hanya mau menemanimu ketika kamu manja dia. Kamu utamakan dia. Namun ketika kamu sudah tidak berdaya kamu ditinggal olehnya. Kerabat dan keluargamu yang kamu puja dan kamu ;pedulikan dalam seluruh umurmu sekalipun ternyata mereka tetap tidak mau menemani di kesendirian tidur panjangmu. Hanyal amal sholiha? Ya hanya amal sholiha yang terpancar dari kebeningan hati yang menemanimu. Ya! Mudah-mudahan kita semua tidak tertipu pada kecantikan istri ke empat dan ketiga sekaligus istri ke dua. Kita boleh “cinta” tetapi cinta yang tidak boleh mengalahkan cinta yang utama. Kita boleh menjadi kaya, menjabat dan lain sebagainnya namun jangan meninggalkan cinta utama. Karena cinta utama itulah cinta yang sebenarnya. Amin.
Jumat, Juli 17, 2009
Istri Pertama
Diposting oleh Goze IsnoLabel: cafe sufi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar