Sabtu, Juli 11, 2009

Michael Jackson Oh Michael Jackson



Kematian Michael Jackson beberapa hari yang lalu sempat menggemparkan jagat dunia. Pasalnya tidak dinyana sang Raja Pop Dunia itu meninggal begitu cepat. Padahal dia akan melakukan konser diseluruh dunia. Sang Raja Pop meninggalkan kesan yang mendalam khususnya bagi pengagumnya. Kepiawian dia dalam menyanyi, kehebatan dia dalam menari serta ketenaran yang tak mampu tertandingi penyanyi di zamannya. Namun dia juga meninggalkan kesan kekontroversian, dari pergantian wajah, kulit hitam menjadi kulit putih, kriminalitas yang dia lakukan, pengasuhan anak, warisan, serta isu mualafnya yakni pergantian agamanya menuju Islam. Terlepas dari kehebatan maupun kekontroversialannya, dalam rubric ini saya ingin mengajak pembaca untuk melihat sisi lain dari Sang Maestro Pop tersebut. Saya menjadi teringat dengan sebuah kisah dari dunia sufi, ada seorang sufi sebelum dia beraktifitas dalam kehidupan sehari-harinya, dia selalu mengunjungi tiga tempat. Pertama dia selalu mengunjungi rumah sakit, kedua, sehabis dari rumah sakit terus dilanjutkan menuju rumah tahanan, habis itu dia menuju tempat pemakaman. Ketika ditanya, “wahai Fulan, kenapa kamu selalu mengunjungi ke tiga tempat itu, sebelum kamu melakukan aktifitas sehari-hari?” sang sufi menjawab “aku selalu mengunjung rumah sakit disebabkan dirumah sakit aku banyak mendapatkan pelajaran darinya. Aku melihat banyak orang yang sakit dari sakit jantung, strok, diabetes, gagal ginjal, paru-paru dll. Aku melihat banyak diantara mereka menderita karena sakitnya. Melihat itu muncul rasa syukurku kepada Alloh karena aku masih diberi kesehatan. Aku beruntung dengan kondisiku saat ini disbanding saudara-saudaraku yang lainnya yang ada di rumah sakit ini. Aku bersyukur dengan sehatku. Alhamdulillah….alhamdulillah. Kemudian sang penannya bertanya kembali “bagaimana dengan rumah penjara?” sang sufi menjawab “Aku mengunjungi rumah tahanan dikarenakan aku juga mendapatkan pelajaran yang berharga darinya. Aku melihat disana banyak orang yang tidak bebas hidupnya dikarena ulah mereka melakukan pelanggaran tata tertib masyarakat. Ada kasus korupsi, pemerkosaan, pembunuhan, perampokan, narkoba, pencemaran nama baik dan lain sebagainya. Mereka mengajarkan kepadaku bahwa aku tidak boleh seperti mereka melakukan kejahatan kemanusiaan. Karena akan menyebabkan terkurungnya kebebasan hidupku. Aku bersyukur karena aku masih bebas di dalam melakukan segala sesuatu. Aku ingin mengisi kehidupanku yang lebih baik dan tidak terjeblos dalam penjara yang nista. Subhanalloh….subhanalloh……. Lalu kenapa kamu ke pemakaman? Sang penanya bertanya “ Aku dipemakaman melihat banyak orang-orang yang dulunya terkenal, orang kaya, pejabat tinggi, dan memiliki kemewahan-kemewahan dunia, namun toh mereka tidak membawa itu semuanya, semua kemewahan dunia itu tidak menyertainya di alam kubur, mereka terbujur kaku ke utara hanya ditemani amalnya saja. Karenanya aku mendapatkan pelajaran, jangan sampai aku terbujuk oleh dunia benda sehingga melupakan amalku untuk mempersiapkan menjadi teman di alam kubur kelak. Aku bersyukur masih diberi kesempatan oleh Alloh untuk beribadah mencari ladang amal untuk akherat kelak”
Cerita ini menginspirasiku untuk melihat sosok Jacko dari sisi lain. Jacko member pelajaran kepada kita dari sudut-sudut lain pada sisi drama kemanusiaan. Baik kita bisa melihat Jacko dari Pertama, Jacko memiliki harta benda yang sangat mewah. Konon dia memiliki area khusus untuk tempat tinggalnya serta untuk semua rekaman dirinya. Dia juga pernah dikabarkan memiliki perumahan di Arab. Harta benda yang dia raih diperoleh dari ledakan lagu-lagunya yang menghebohkan dunia. Ada jutaan kopi kasetnya telah terjual. Ada ribuan royalty yang mengalir. Dan harta benda yang melimpah lainnya. Namun, di akhir hidupnya, semua harta benda itu tidak dibawa serta ke pemakamannya. Walau ada emas yang menjadi petinya, itu hanya menemani jasad yang sebentar lagi akan membusuk. Sedangkan ruhnya yang hendak mempertanggungjawabkannya kepada Alloh tidak sudi membawa peti emas, karena ndak nyambong choi……… Harta bendanya?????? justru menjadi bahan rebutan warisan keluargannya. Keluarganya memperebutkan berapa bagian mereka mendapatkan peninggalan harta Jacko. Mungkin termasuk hutangnya……tetapi saya pikir ada ta manusia yang mau mewarisi hutang……paling-paling maunya harta mentahan saja…….tapi mudah-mudahan hutangnya dibayar, kasihan ruhnya nanti menggantung……… Ingat ternyata harta benda itu menjadi fitnah. Aku melihat di sisi ini. Mega konser yang mengiringi pemakaman hanya menjadi sebuah pesta semu ditengah kepiluan ditinggal sang maestro. Benarkah di alam sana, sang maestro bahagia? Bahagia mendapatkan alunan music? Padahal dalam ukuran budaya desa kami, jelas pesta kematian itu adalah sebuah keambiguan, sebuah paradox, derita namun diiringi dengan sebuah konser yang penuh dengan kemeriaahan. Wong kami yang mengadakan tahlilan dengan memberi tamu-tamu hidangan sekedarnya saja sudah dibid’ah-bid’ahkan, apalagi konser. Padahal yang nonton konser juga orang yang membid’ahkan…he….he….termasuk yang makan kenduriannya.
Kedua, Jacko memiliki prestasi yang gemilang. Ketenaran dan kemasyhuran ia raih. Dia dijuluki si Raja Pop. Siapa sih yang tidak tahu dia?. Anak-anak kecil saja tahu siapa Michael Jackson. Saya juga tahu meskipun tidak mengerti lagunya. Saya tahunya cuma njogetnya lucu….he…he maklum saya ini termasuk orang buta lagu music barat. Karena saya hanya tahu lagu barat itu cuma satu yakni “ cempe….cempe barato sing gedhe tak upahi dudoh tape…nek kurang mek’o dewe” he…he….kembali ke Jacko!!!!! Ketenarannya toh ternyata tidak menjadikan dia bahagia. Kenapa????? Pertama, jika kita melihat hutangnya yang menumpuk, menandakan bahwa dia itu mungkin memiliki keinginan yang tinggi yang selalu ingin dia raih. Model seperti ini selalu tidak tenang. Dia berambisi ini dan itu, tidak selalu puas dengan apa yang dimiliki. Hal ini menyebabkan kegersangan diri sendiri. Dia merasa belum memperoleh sesuatu. Dia terus ingin mengejar mimpi itu meskipun harus merogoh kocek dan hutang sana sini. Ini salah satu indikasi tersebut. Kedua, bergantinya wajah. Menurut saya, bergantinya wajah menandakan sebuah mind set yang kurang mapan. Dia lebih bangga dengan kulit putih daripada dirinya sendiri yang berasal dari keturunan Afrika. Jelas-jelas dia korban dan mind set salah dalam perubahan paradigm bahwa kulit putih adalah menjadikan dirinya lebih dibanding kulit hitam. Ketiga, masuk Islam. Seperti halnya Cat Steven yang kemudian menjadi Islam dan berganti Yusuf Islam atau Mike Tyson, dan Muhammad Ali yang berubah menjadi Islam, mereka rata-rata menginginkan kehidupan yang tenang yang didapat dari agama Islam. Artinya sebelum memperoleh ke-Islamannya mereka tidak tenang hidupnya. Mereka masih menempuh jalan dalam pengembaraan menemukan ketenangan dan kebahagiaan. Sang Maestro barangkali baru masuk Islam, namun belum sampai mencapai ketenangan, Alloh keburu mencabutnya. Wallahu’alam apakah dia menjadi muslim yang sebenarnya ataukah hanya keinginan belaka atau hanya kedok. Wallahu’alam apakah dia diterima disisi-Nya ataukah tidak? Wallahu’alam doa tahlil yang dikirim oleh penggemar di Pondok Pesantren diterima Alloh ataukah tidak. Namun satu hal yang menyisakan, pemakaman Jacko menjadi sebuah atraksi konser dengan ticket mahal yang diiringi dengan hysteria luar biasa dari penggemarnya yang kalau boleh dibilang menjadikan orang mengelukan dia, mengkultuskan dia. Padahal dalam konteks Islam, jelas ini tidak diperbolehkan. Jelas ini membahayakan. Namun semuanya kita kembalikan kepada Alloh yang berhak mengadili dan menghakimi. Apakah sang Maestro diterima ataukah tidak. Tetapi yang jelas kita yang ditinggalkan hanya bisa mengambil pelajaran, “sekaya-kaya orang toh akan mati juga, se-hebat-hebat apapun dia toh akan mati juga, se-tenar-tenar dan se-masyhur-masyhur orang toh mati juga, se-sombong-sombong dia toh juga akan mati, menjadi raja apapun dia akan mati, dan se-se-se lainnya akan mati. Semuanya akan mati sebagaimana dawuh Alloh “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati” (Al Imran 145). Atau sebagaimana intisari hadis “ silahkan hidup sesuka-sukamu, silahkan!!!!!! namun ingat bahwa engkau akan mati. Silahkan tertawa dengan penuh kesombongan, silahkan!!!!!!silahkan hidup sak karepe udelmu, tapi ingat perbuatanmu akan dimintai pertanggungjawaban (LPJ) diakherat kelak. Apapun atribut yang pernah dibawa di dunia tidak akan dibawa serta menghadap Alloh. Istri, rumah, mobil, gelar, jabatan, kambing, sapi, sawah, kucing, celana, baju, kutang, celana dalam, semuanya tidak dibawa. Karena yang dibawa kehadirat Alloh adalah amaliah didunia. Kain kafan, peti atau atribut kematian itu hanyalan symbol. Symbol hanyalah pelajaran yang tidak memiliki pengertian apapun dihadapan Alloh. Mungkin dimata manusia itu pertanda kesucian menghadap Alloh karena memakai kain putih. Namun untuk menghadap Alloh, semua atribut di dunia wajib ditinggalkan. Sandal saja kalau kita menghadap ALLOH harus ditinggalkan, apalagi lainnya. Karenanya tinggalkan semua symbol duniawi dalam hati kita ketika kita hendak menghadap ALLOH. Karena adanya duniawi dalam hatimu menjadikan Alloh enggan bersinggasana dalam hatimu. Mungkin tempatnya terlalu sempit. Ingat!!!!!malaikat saja tidak mau masuk ke dalam rumah yang ada gambar atau patung di dalamnya, apalagi Alloh. Padahal sering kali hati kita, kita isi dengan patung atau gambar duniawi. Bagaimana mungkin ALLOH mau masuk ke dalam hatimu??????mungkin ini pelajaran yang bisa kita ambil. Selamat Jalan Jacko!!!!!!! Semoga pengagummu mampu menangkap pelajaran dan symbol kebenaran. Semoga “mudah-mudahan ke-Islamanmu” menjadikan pengagummu mendapatkan hidayah-Nya. Amin.

0 komentar:

Kethuk Hati © 2008 Por *Templates para Você*