Kamis, Juli 16, 2009

Mati Konyol



Habis subuh aku bertemu dengan seorang teman di Masjid. Aku bertanya “Sekarang kerja apa?” dia menjawab “aku belum bekerja. Sekarang ini susah mencari pekerjaan”. Saya bertanya “Sampean gak nyoba ke pabrik Tjiwi atau Ajinimoto, tapi katanya kalau mau masuk harus membayar dulu”. Dia menjawab“Walah saya tidak mau mas Isno, lebih baik saya ndak kerja saja. Daripada harus membayar, gajinya tidak halal nanti. Urusannya nanti sampek akherat. Hidup di dunia sudah susah, di akherat susah juga. Apa itu tidak mati konyol mas Isno.” Aku mengangguk-angguk tanda setuju. Setuju terhadap cara pandang dia terhadap kerja. Kerja yang halal yang didapat dari kehalalan. Kehalalan yang benar-benar halal. Tidak halal-halalan. Ada kan kerja yang halal tetapi haram. Contoh kerja dipabrik itu halal daripada kerja jual narkoba. Tetapi kerja dipabrik itu menjadi haram karena waktu mau masuk kerja itu memakai suap. Termasuk menjadi PNS itu halal, namun ketika masuk PNS menyuap menjadi haram. Makan kambing itu halal tetapi bisa menjadi haram kalau menyembelihnya tidak memakai bismillah, atau kambingnya hasil curian atau kambingnya menjadikan dia meninggal akibat darah tinggi atau kambingnya terkena penyakit misalnya Flu Kambing. Begitupun makan ayam, bebek, dara dll. Yang halal saja bisa menjadi haram apalagi yang haram pasti haram. Keharaman bisa menjadi halal jika ada unsur darurat contoh ketika manusia tersesat dan berhari-hari tidak makan, dan dia hampir-hampir mati, maka orang ini boleh untuk memakan ular jika sudah tidak ada lagi makanan lain, atau bangkai atau hewan-hewan yang haram. Karena ada unsur menyelematkan nyawa. Kembali ke pekerjaan!!!! Betapa banyak manusia terjebak dalam keinginan. Keinginan bekerja walau dengan cara gelap. Keinginan mendapat gaji lebih walau dengan cara-cara kotor. Keinginan mendapatkan pangkat/jabatan walau dengan sikut sana sikut sini. Dll. Tetapi anehnya mereka sadar bahwa itu perbuatan buruk. Itu perbuatan jahat. Bahkan jika mereka ditiupu mereka marah padahal dianya sering menipu. Mereka berbohong tetapi jika dibohongi tidak mau. Mereka mencuri padahal ketika dicuri mereka bersedih hati. Mereka suka menyakiti hati orang lain padahal ketika disakiti hatinya mereka berduka. Aneh....aneh....aneh. Mereka ingin masuk surga tetapi tidak pernah berusaha beramaliah solihah. Mereka ingin hidup bahagia tetapi tidak pernah berusaha mendapatkan kebahagiaan. Aneh-aneh....... padahal tujuan hidup jelas. Padahal kehidupan yang akan datang jelas. Mati. Akherat. Masuk surga atau neraka. Kalau sudah tahu dan yakin begitu kenapa tidak menyiapkan kesana dengan hati-hati menjalani kehidupan di dunia. Kenapa mereka hanya ngurus perutnya saja? Kenapa mereka tidak sadar bahwa kerja yang tidak halal menjadi mereka tergelincir masuk kelembah kenistaan?. Kenapa? Kenapa? Saya banyak melihat seorang guru untuk mendapatkan sertifikasi harus menipu data sana sini.....demi tunjangan.....lagi-lagi UUD (Ujung-ujungnya Duwit). Seorang guru berani memasukkan siswa walau danemnya rendah padahal untuk masuk kesekolah favorit itu harus danem tinggi....lagi-lagi UUD (Ujung-ujungnya Duwit). Pejabat yang berani memasukkan seseorang menjadi pegawai walau tidak memiliki kualifikasi keprofesionalan ujung-ujungnya duwit. Dll. Apa mereka tidak mengetahui suap maupun yang disuap itu sama-sama neraka. Apa itu tidak mati konyol. Bahagia belum tentu. Dapat uang paling sebentar sudah habis tapi dampaknya dunia akherat. Konyol-konyol......ayo mikir. Mikir. Kecuali jika kamu tidak percaya siksa kubur. Kecuali jika kamu tidak percaya siksa neraka. Atau kecuali jika kamu tidak percaya Alloh. Naudzubillah. Syetan dan Iblis saja masih percaya sama Alloh!!!!!!!!

0 komentar:

Kethuk Hati © 2008 Por *Templates para Você*