Selasa, Desember 22, 2009

Buah Ibadah Sholat

Kalau anda pernah ikut training sholat khusu’ pasti anda akan banyak menemukan dalil-dalil tentang keutamaan-keutamaan sholat yang sangat luar biasa. Begitupun kalau kita pernah ikut menyaksikan acara yang diisi oleh Ustad Abu Sangkan, kita akan dipandu untuk menemukan betapa Indahnya sholat itu. Hal yang sama dengan apa yang digagas oleh Prof.Dr. Muhammad Sholeh (dosen saya waktu di Tarbiyah) tentang kehebatan dari para ahli Sholat Tahajud. Yusuf Mansur juga menganjurkan tentang keluarbiasaan dari orang-orang yang ringan dalam menjalankan sholat dhuha. Intinya mereka berbicara, Ada dampak dari ritualitas sholat itu.
Kalau kita buka al-Quran,

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. (Wa inna-ha…) Dan sesungguhnya shalat itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`,(al Baqarah 45) (orang yang khusyu’ itu, yaitu) orang-orang yang meyakini, menyadari, bahwa mereka (saat shalat itu sedang) menemui Tuhannya, dan bahwa mereka (saat shalat itu sedang) kembali kepada-Nya. (Al Baqarah 46)"

“Sungguh-sungguh berbahagialah, sungguh-sungguh beruntunglah, sungguh-sungguh menanglah orang-orang yang beriman, (orang yang beriman, yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, (Al Mu’minuun ayat 1,2).


Belum hadis-hadisnya. Buanyak. Dan semuanya seakan koor bersama bahwa sholat itu jelas-jelas bermanfaat besar. Bagi diri kita dan orang lain, bahkan masyarakat, bahkan negara, bahkan dunia siisinya, bahkan seluruh alam. (kita akan buktikan nanti)
Tetapi dalam realitasnya, sekali lagi realitasnya. Orang-orang yang tertangkap KPK dan dijebloskan ke penjara, andai kita tanya, apakah mereka sholat????? 10 diantara 9 nya pasti akan mengaku “Ya saya Sholat”. Kalau kita tanya lagi, penduduk Hotel Bui (Red: Penjara), ketika ditanya, apakah mereka sholat??? Saya yakin banyak yang sholat. Begitupun dengan artis-artis yang berani-berani membuka auratnya, begitupun dengan anak didik kita yang mengalami kecelakaan hubungan, begitupun dengan mereka yang suka berantem, mereka seakan koor bersama menyatakan bahwa mereka sholat atau minimal mereka pernah sholat walau dalam ujian hendak lulus Ujian Praktek. Lalu kenapa bisa seperti itu???/ Bukankah mereka sholat???? Bukankah mereka tahu bahwa ada perbuatan dosa yang akan berujung pada panasnya api neraka??? Bukankah mereka percaya bahwa ada Malaikat-malaikat yang akan siap menanyai di alam kubur sana, dan akan menyiksa jika kita salah dalam menjawabnya????? Bukahkah mereka percaya akherat????................... Atau............. sholatnya yang salahkah?????? orangnya yang salah ataukah sholatnya????? Orangnyakah??? Atau sholatnyakah?????
Kalau saya buka dalam ilmu pendidikan yang pernah saya pahami. Disitu ada tiga komponen yang tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran. Ada perencanaan, proses dan hasil. Pada perencanaan, ada rancang bangun, cita-cita, impian, idealisme, harapan, de el el. Pokoknya hal-hal yang indah-indah yang direncanakan. Kalau dalam dunia pendidik, ada Promes, Prota, Silabus, RPP. Tentu, tidak cukup hanya berkutat pada ide-ide, rancangan atau hal-hal tertulis yang idealis. Perlu action. Dalam istilah pendidikan namanya proses. Dalam proses itu sangat berperan penting untuk menentukan keberhasilan dalam rancangan proses pendidikan yang telah dibuat. Setelah proses, masuk ke wilayah hasil. Bagaimana menentukan hasil? Untuk menentukan hasil dari sebuah proses perlu yang namanya evaluasi. Dalam evaluasi ini akan mengetahui suatu rancangan yang diproses dalam pembelajaran itu berhasil ataukah tidak. Jika tidak berhasil, letak kesalahannya dimana, di rancangannya, kah??? Ataukah diproses, diaplikasi??? Kalau diperencanaan, guru perlu mengevaluasi, apakah sudah sesuai dengan teori ataukah tidak. Kalau sudah sesuai pasti benar. Itu guru. Kalau dalam konsep ketauhidan, yang merancang sholat, kehidupan itu Allah, pasti sudah benar dan tidak mungkin salah. Kemungkinan besar kesalahan itu diproses atau diaplikasi. Dalam aplikasi atau action, pelaksanaan dari sebuah rancangan, perlu penafsiran yang utuh. Kalau penafsirannya salah maka akan berujung pada kesesatan. Penafsirannya benar, tetapi aplikasi salah juga akan berujung ketidak berhasilan dalam proses. Hal yang sama dalam kontek sholat kita, bisa jadi penafsiran kita yang salah. Atau kalau sudah benar penafsirannya, bisa jadi aplikasinya yang salah. Begitu.
Dalam bahasa yang sederhana, sebagaimana yang telah saya tulis dalam buah ketaatan, seperti tanaman. Ada tanaman yang berbuah dan tanaman yang tidak berbuah. Kenapa??? Bisa jadi karena dalam proses itu ada virus. Atau bibitnya yang jelek. Atau lain-lainnya.
Sholat juga sama. Bisa jadi dalam proses itu ada virusnya. Atau ada hal-hal lainnya. Namun memang idealnya, sholat kita itu harusnya harus berbuah. Berbuah yang sedap yang setiap orang ingin memetiknya. Adapun buah sholat itu ada empat.
Pertama, sholat itu bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana surat al-Ankabut ayat 45, kata Inna, menunjukkan arti kepastian. Kepastian kalau dalam ilmu pasti, menunjukkan sesuatu yang tidak bisa ditawar. Seperti 2 x 2 sama dengan 4. Tidak bisa kurang dan tidak lebih. Kalau dalam ilmu hukum sebab akibat, kepastian artinya pasti, otomatis. Jika orang sholat pasti bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Ini buah dari sholat. Kalau sholat seseorang sudah bisa berbuah seperti ini, pasti dalam pribadi orang sholat tadi, akan muncul rasa aman. Dia tidak menganiaya diri sendiri. Hal-hal keji dan mungkar yang ia kerjakan lama kelamaan akan ditinggalkan. Minum-minuman keras, berjudi, berkelahi, medon, tipu daya dan lainnya, ia tinggalkan. Bukankah hal-hal itu pada intinya adalah menyakiti dirinya sendiri???? Kalau ia sudah bisa menciptakan rasa aman pada dirinya sendiri, maka ia akan menciptakan rasa aman kepada teman-temannya. Kalau teman-temannya sudah bisa tertular oleh rasa aman itu, maka akan tercipta masyarakat yang aman pula. Andai setiap pribadi, sholatnya bisa berbuah maka tak ayal, akan tercipta rasa aman pada diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara, bahkan dunia. Terciptanya baldatun toyyibatun warobun ghofur adalah dengan pribadi musholi.
Kedua, buah dari sholat adalah akan mendorong seseorang untuk meninggalkan dosa. Gambarannya begini, ketika anak itu dilahirkan, menurut Hadis, ia dalam keadaan fitrah, Kullu mauluddin yuladu ala fitrah. Ke fitrahan itu maksudnya, ia masih suci, masih polos, tak berdosa. Dalam perjalanannya ia akan dihadapkan pada lingkungan, pengetahuan dan lain lainnya yang menodai kesuciannya. Dosa demi dosa ia kerjakan. Maksiat demi maksiat ia kerjakan. Sehingga ke fitrahan itu lama kelamaan redup. Seperti nyala api lilin. Awalnya ketika dihidupkan, nyala lilin bersinar terang, namun semakin lama semakin redup dikarenakan tiupan angin yang kencang. Cuma sekarang, bagaimana menjaga api tetap menyala???? Dalam konteks menjaga kesucian diri, Allah memberi sebuah alat sebagai sarana selalu menjaga kefitrahan, sarana itu bernama sholat. Sholat itu pada hakekatnya adalah menjaga ke fitrahan. Sholat itu mampu untuk merangsang orang untuk kembali kepada Allah. Merasa bergantung kepada Allah (lihat al Baqarah ayat 46). Karenanya tidak heran, ada ayah teman saya, yang menasehati anaknya dengan nasehat “kamu boleh nakal senakal-nakalmu nak, tetapi pesan bapak, jangan tinggalkan sholat”. Meskipun anaknya nakalnya bukan main, tetapi karena dia sholat, suatu saat, ketika dia mempunyai problem, dia dinasehati, tersentuhlah hatinya, ia kemudian sadar, dan kembali lagi ke jalan Allah. Mungkin, karena nyala sholat itu masih ada, ketika diletup dengan letupan sedikit, maka dia akan menyala-nyala. Orang yang sholat akan masih terus ingat Allah. Hatinya tidaklah membeku seperti anak yang nakal tetapi tidak sholat. Ia masih mudah dinasehati untuk kembali kepada Allah. Cerita yang sama, ketika saya pernah beserta rombongan Mojokerto menghadiri acara seminar nasional yang diselenggarakan oleh Setiawan Djodi di Pasuruan, kami tersesat di pesantrennya Kyai Metal Pasuruan. Ternyata disana beliau banyak menerapi anak-anak muda yang stress, kecanduan narkoba, dengan dzikir dan sholat serta dengan rendaman air. Dalam pengamatan saya, mereka berusaha untuk dibangkitkan kembali atau dihidupkan kembali cahaya yang redup. Barangkali demikian.
Ketiga, buah dari orang sholat itu adalah menjadikan orang itu merasa takut kepada Allah. Sebelum saya jelaskan, saya ingin bertanya, takut mana antara Allah dengan melihat hantu??? Antara Allah dengan sundel bolong????Antara Allah dengan Kuntil anak???? Ayo uji coba, berani tidak anda ke kuburan sendirian??? Pas disana bagaimana membandingkan antara anda percaya kepada Allah dengan takut kepada jin yang merupakan ciptaan Allah sendiri?????? Kenapa anda takut???? Ketika gaib tampak maka akan menjadikan seseorang itu takut. Ketika tampak kemudian gaib itu juga menjadikan orang takut. Hantu itu gaib, ketika nampak maka akan menjadikan orang takut. Manusia itu tampak, tetapi ketika gaib maka akan menjadikan orang lain takut juga. Allah itu gaib ataukah tampak??????? Tidak ada tuh sifat Allah bahwa Allah itu gaib, yang ada adalah Allah itu bersifat wujud. (kapan-kapan kita bahas). Yang jelas, takut kepada Allah tidaklah sama dengan takutnya seseorang kepada hantu. Takutnya seseorang kepada Allah haruslah takut terhadap siksanya Allah, apabila kita melakukan dosa, maksiat, melanggar hal yang dilarang olehNya. Kita takut dengan murkanya Allah. Takut terhadap balasannya Allah. Makanya ada seorang ulama selalu mewanti-wanti agar dalam kehidupan ini haruslah selalu ingat 3 hal. Allah selalu melihat hatimu, Allah selalu hadir disampingmu, Allah selalu menyaksikanmu. Apapun gerak hatimu, Allah tahu, dan semuanya akan diperhitungkan. Kita Malu apabila melakukan dosa. Kita takut. Takut sekali kepada siksanya. Kenapa??? Karena siksa kubur itu haq, siksa neraka itu haq, akherat itu haq, malaikat itu haq, Al-quran itu haq. Tidak percaya!!!!! silahkan coba dulu !!!!!!
Keempat, memperkuat selalu ingat kepada Allah. Ketika kita sholat, kita menghadap kepada siapa????? Pasti Allah. Kalau kita menghadap Allah yang harus selalu diingat itu siapa??? Ya Allah, bukan lainnya. Tetapi kenapa dalam setiap sholat, bawaannya selalu nglambyar ingat sana ingat sini. Kenapa???? Karena kita masih banyak memasukkan dunia ke dalam hati kita. Sebelum sholat kita masih ingat sana-sini. HP tidak dimatikan. Urusan dunia belum diselesaikan. Akhirnya semua terbawa ke dalam sholat. Anda bayangkan, seandainya anda berhadapan dengan kekasih anda, tetapi jiwamu tidak disitu, tetapi melamun sana-sini, kira-kira kekasih anda tidak marah???? Mungkin begitu logisnya. Orang yang ingat Allah dalam sholat pahalanya lebih besar daripada ingat diluar sholat. Demikian kata Kyai Lukman. Makanya, perbanyaklah ingat Allah di dalam sholatmu. Kalau sudah ingat terus dengan Allah, tidak hanya didalam sholat, tetapi juga luar sholat, maka dia akan terus membawa Allah dimana-mana. Allah selalu menyertainya. Dengan demikian, dia akan takut, tetapi juga harap rasa cinta dan menunjukan baktinya, Innasholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin. Sesungguhnya ibadahku, sholatku, hidupku, matiku Hanya untuk Allah.
Mengakhiri tulisan ini, saya tegaskan kembali, keempat hal tersebut adalah buah dari ibadah sholat. Jika ibadah sholat belum sampai menghasilkan minimal keempat hal tersebut, maka ibadah sholatnya belum berbuah. Demikian logikanya. Sudah berbuahkah sholat anda????? kalau belum, kenapa ya????

Ingin Download. Please Klik Judul
21 Desember 2009

0 komentar:

Kethuk Hati © 2008 Por *Templates para Você*