Beberapa hari yang lalu, pas waktu sholat subuh saya sholat subuh di masjid depan rumahku. Seperti biasa, jamaahnya sedikit. Cuma 5 ekor….he….he….kliru lima biji…..he…he….kliru lagi. Satu rakaat kami jalani secara khusyu’ hingga sampai rakaat kedua. Setelah bangun dari rukuk dan melakukan I’tidal sang Imam kemudian Qunut. Sewaktu berdoa qunut, sang Imam batuk-batuk kecil. Namun tidak dinyana, batuk-batuk kecil itu diiringi dengan bunyi kentut…preeet….saya yang dibelakangnya mendengar jelas. Dalam hati, saya bertanya, suara apa itu? apa benar itu kentutnya Imam? Tiba-tiba sang Imam menghentikan qunutnya. Kemudian diam. Setelah itu dia berbalik arah. Jalan kebirit-birit kebelakang. Aku tertegun. Karena baru kali ini aku menemui dalam sholat, Imam kentut. Memang seringkali dalam pembelajaran sholat, dibahas jika imam kentut langkahnya harus bagaimana. Namun baru kali ini aku menemui masalah ini. Kami semua, makmum, diam tertegun. Dalam diam kami, kami harus melakukan langkah selanjutnya, yakni menggantikan Imam. Aku sendiri tidak mungkin menggantikan Imam. Karena aku orang baru di dusun ini. Tetapi semua makmum masih diam. Tetapi tiba-tiba, salah satu orang tepat dibelakang Imam maju ke depan. Aku mengucapkan Alhamdulillah. Karena sudah ada Imam melanjutkan kepemimpinan sholat subuh kami. Setelah selesai sholat, aku merenungkan filosofi kepemimpinan dalam sholat. Sungguh sangat luar biasa. Jika ada pemimpin yang kentut, entah itu bau ataukah tidak, maka wajib untuk mundur. Pemimpin yang korup, melakukan KKN atau perilaku-perilaku lain yang melanggar kepemimpinannya, maka sang pemimpin wajib mundur. Jika pemimpinnya sudah mundur, maka makmum yang memiliki kualifikasi menjadi Imam/pemimpin wajib untuk menggantikannya. Sang makmum harus ikhlas menerima kepemimpinannya dengan sami’na wa ato’na. Jika makmum mendahului Imam maka sholatnya tidak sah. Begitupun juga jika rakyat yang dipimpin mendahului ketentuan pemimpin maka dia tidak sah dan menyalahi aturan. Bukankah begitu indah makna kepemimpinan sholat? Pemimpin dan rakyat sama-sama sinergi.
Senin, Juni 22, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar