Waktu saya menjaga semester baik di SMA Negeri 3 maupun di SMA PGRI 2 saya melihat masih banyak siswa-siswi yang nyontek untuk tidak mengatakan semuanya. Padahal guru-gurunya sudah melototi tapi kenyataannya tetap saja bisa mencuri-curi kerpek’an. Entah mereka itu menggunakan buku yang ada dibawah bangku atau membawa HP yang disembunyikan di celananya atau terkadang bertanya kanan kiri biar tidak tersesat!!!he…he..fenomena nyontek jika kita melihat itu hampir disegala lini ada. Waktu UNAS juga buanyak. Buktinya saya pas UNAS menemukan HP di celana siswa. Waktu saya menjadi mahasiswa teman-temanku juga menyontek meskipun sarjana agama. Waktu nylesaikan tugas-tugas ilmiah juga banyak yang copy paste. Begitupun ketika ikut ujian PNS, ada saja teman dikanan kiri yang mencuri pandang jawaban. Waktu ada tes DIKLAT, pesertanya yang terdiri dari dokter maupun guru-guru juga nyontek…..lho…..lho….lho…..semuanya kok nyontek!!!!!! Pasti kalian bertanya lha kalao kamu Isno apa ya tidak nyontek??????? Kalau aku jago nyonteknya waktu SMP kelas 1, namun pas ulangan geografi, guruku mengetahui aku nyontek. Akhirnya siswa-siwa yang nyontek disuruh ke depan. Di depan kelas, saya disuruh angkat tangan, kaki agak ditekuk, kemudian mukaku dipel memakai air yang digunakan guru untuk membersihkan tangan dari kotoran kapur yang belum diganti selama satu minggu. Anda bisa membayangkan betapa isinya saya. Dalam penderitaan itu saya disumpah memakai nama Alloh untuk tidak menyontek selamanya. Pasca peristiwa itu, saya kemudian tidak pernah menyontek tapi tanya-tanya biar tidak tersesat masih saya lakukan….he…he…malu bertanya sesat dijalan……
Tapi saya pikir-pikir ternyata kita semuanya rata-rata jadi manusia yang suka nyontek juga ya???? ayo kita coba menelaah. Dulu masyarakat kita kalau memanggil keluarga kita ”ibu, bapak, paman, bibi, embah kakung, mbah putri” kemudian kita menyontek istilah Barat seperti ”mama, papa, om, tante, opa, oma”. Dulu kita bangga punya nama-nama Indonesia seperti ”Bambang, Joko, Iskandar, Ngademo, Ngatemo, Suparman, Rahayu, Endang, Poniti, Painem, Wagisah, Leginem, Isno” kemudian kita menyontek nama Barat seperti ”Farel, Marvel, Johny, Armando, Adelia, Christina, Ceilla, Cornelia.” Dulu kita terbiasa untuk sungkem, bersalaman dan mencium tangan orang tua kemudian kita nyontek budaya global berupa ”cium pipi kanan dan pipi kiri” uenak tenan ser....ser....ser.....dulu kalau kita punya hiburan berupa wayang purwa, wayang orang, wayang klithik, ketoprak, ludruk, kentrung, jatilan, tari topeng, jaran kepang, reog, bantengan, sholawatan, hadrahan, jidoran, kemudian sekarang kita nyontek hiburan barat berupa band, orkestra, dancing, karaoke, capoera, dan teater. Gedung-gedung pertunjukan seni tradisional satu demi satu tutup, kemudian digantikan dengan menyontek berupa resto, cafe, bar, bight club yang menyuguhkan penyanyi-penyanyi dengan iringan grup band atau electone. Dongeng anak-anak tradisional khas Nusantara seperti ”Timun Emas, Joko Kendil, Sawunggaling, Kancil Mencuri Timun, Sangkuriang, Roro Jonggrang” kita ganti dengan menyontek dongeng global seperti ”Avatar, Naruto, Marsupilamy, Sinchan, Popeye, Mickey Mouse.” Dulu kita bangga makan ”pecel, tumpang, sayur asam, rawon, gudeg, mangut, soto, tiwul, gethuk, cenil, geplak, nagasari, onde-onde, wajit, jadah, lemper, ronde, bandrek, kopi tubruk, angsle, kolak, dawet, tuak, badek, legen”, tapi karena kita suka nyontek maka makanan kita pun kita ubah menjadi ”Hamburger, Hot Dog, Pizza, Spaghetti, Fried Chicken, Donat, Beefsteak, Kebab, Soup, Brownies, Spikoe, Rolade, Coke, Root Beer, Cappuccino, Moccaccino, Beer, Wishkey, Vodka, Wine, Gin.” de el el..........
Ayo mikir maneh!!!!!!! Apa yang tidak nyontek???????? Konsep negara saja nyontek. Dulu kita kerajaan sekarang menjadi Republik, Demokrasi, Presiden, DPR, Menteri, Gubernur de el el kuabeh nyontek, bahkan sekarang ada orang-orang yang mau nyontek konsep Khilafah juga.....he...he..... Gaya rambut nyontek, bedak nyontek, ngantingi kuping saja nyontek, Jenggot ya nyontek, bajunya nyontek, kutangnya juga nyontek, celananya nyontek. Kok kita ndak ada yang orisinil dari pikiran kita sendiri ya????????
Mungkin kalian akan bilang, menyontoh dalam keberhasilan kan boleh? Saya jawab, Menyontek kok Terus.....Kapan Pintere??????? Gusti Alloh iku memberi otak untuk berpikir kreatif bukannya hanya menyontoh. Bisa-bisa kita ini orang yang kufur nikmat, diberi otak kok tidak disukuri, makane diadzab sama Alloh berupa kebodohan bin goblok bin tulalit bin lolaklolok bin ngah ngoh........dan bin bin lainnya dijazirah Indonesia. Ayo berpikir!!!!!!!!
Tapi saya pikir-pikir ternyata kita semuanya rata-rata jadi manusia yang suka nyontek juga ya???? ayo kita coba menelaah. Dulu masyarakat kita kalau memanggil keluarga kita ”ibu, bapak, paman, bibi, embah kakung, mbah putri” kemudian kita menyontek istilah Barat seperti ”mama, papa, om, tante, opa, oma”. Dulu kita bangga punya nama-nama Indonesia seperti ”Bambang, Joko, Iskandar, Ngademo, Ngatemo, Suparman, Rahayu, Endang, Poniti, Painem, Wagisah, Leginem, Isno” kemudian kita menyontek nama Barat seperti ”Farel, Marvel, Johny, Armando, Adelia, Christina, Ceilla, Cornelia.” Dulu kita terbiasa untuk sungkem, bersalaman dan mencium tangan orang tua kemudian kita nyontek budaya global berupa ”cium pipi kanan dan pipi kiri” uenak tenan ser....ser....ser.....dulu kalau kita punya hiburan berupa wayang purwa, wayang orang, wayang klithik, ketoprak, ludruk, kentrung, jatilan, tari topeng, jaran kepang, reog, bantengan, sholawatan, hadrahan, jidoran, kemudian sekarang kita nyontek hiburan barat berupa band, orkestra, dancing, karaoke, capoera, dan teater. Gedung-gedung pertunjukan seni tradisional satu demi satu tutup, kemudian digantikan dengan menyontek berupa resto, cafe, bar, bight club yang menyuguhkan penyanyi-penyanyi dengan iringan grup band atau electone. Dongeng anak-anak tradisional khas Nusantara seperti ”Timun Emas, Joko Kendil, Sawunggaling, Kancil Mencuri Timun, Sangkuriang, Roro Jonggrang” kita ganti dengan menyontek dongeng global seperti ”Avatar, Naruto, Marsupilamy, Sinchan, Popeye, Mickey Mouse.” Dulu kita bangga makan ”pecel, tumpang, sayur asam, rawon, gudeg, mangut, soto, tiwul, gethuk, cenil, geplak, nagasari, onde-onde, wajit, jadah, lemper, ronde, bandrek, kopi tubruk, angsle, kolak, dawet, tuak, badek, legen”, tapi karena kita suka nyontek maka makanan kita pun kita ubah menjadi ”Hamburger, Hot Dog, Pizza, Spaghetti, Fried Chicken, Donat, Beefsteak, Kebab, Soup, Brownies, Spikoe, Rolade, Coke, Root Beer, Cappuccino, Moccaccino, Beer, Wishkey, Vodka, Wine, Gin.” de el el..........
Ayo mikir maneh!!!!!!! Apa yang tidak nyontek???????? Konsep negara saja nyontek. Dulu kita kerajaan sekarang menjadi Republik, Demokrasi, Presiden, DPR, Menteri, Gubernur de el el kuabeh nyontek, bahkan sekarang ada orang-orang yang mau nyontek konsep Khilafah juga.....he...he..... Gaya rambut nyontek, bedak nyontek, ngantingi kuping saja nyontek, Jenggot ya nyontek, bajunya nyontek, kutangnya juga nyontek, celananya nyontek. Kok kita ndak ada yang orisinil dari pikiran kita sendiri ya????????
Mungkin kalian akan bilang, menyontoh dalam keberhasilan kan boleh? Saya jawab, Menyontek kok Terus.....Kapan Pintere??????? Gusti Alloh iku memberi otak untuk berpikir kreatif bukannya hanya menyontoh. Bisa-bisa kita ini orang yang kufur nikmat, diberi otak kok tidak disukuri, makane diadzab sama Alloh berupa kebodohan bin goblok bin tulalit bin lolaklolok bin ngah ngoh........dan bin bin lainnya dijazirah Indonesia. Ayo berpikir!!!!!!!!
2 komentar:
wah pak saya tri wahyu murid sing paling ganteng dewe sak kluarga...yang laen perempuan soale..pak ditambah lg yang masalah cara pacaran remaja skarang..kita butuh saran untuk itu karena budaya barat yg masuk meenjadikan pacaran seperti orang yg udah nikah aja,,tp namanya remaja saya juga pengen aslinya pak,,hihihi
oh ya lupa belum salam...
ya terlambat asal selamat..
assalamualaikum.wr.wb
Posting Komentar