Selasa, Juni 30, 2009

Lupa-Lupa Ingat


Lupa……lupa lupa lupa lupa lagi Allohnya.
Lupa….lupa lupa lupa lupa lagi Syukurnya.
Ingat…..ingat ingat ingat ingat cuma ingat waktu susah…..
Itu lagu dari orang kuburan yang menyindir kita, manusia yang masih hidup, tentang ketidakkonsistenan dzikir kita. Seringkali kita lupa kepada Alloh, ketika ingat hanya waktu susah saja, atau waktu butuh saja. Contoh, biasanya anak-anak SMA kalau mendekati Ujian Nasional khusu’nya minta ampun. Dia selalu ingat kepada Alloh. Menjalankan Sholat dhuha secara istikomah, Sholat tahajud secara istikomah, dzikir-dzikir, dan amaliah-amaliah lain. Bahkan mereka biasanya menggunakan senjata pamungkas dengan berjanji kepada Alloh jika lulus akan berpuasa 7 hari (nadzar). Namun ketika mereka sudah mendengar kelulusan UNAS, amaliah yang begitu mulia lama kelamaan ditinggal. Akhirnya mereka menjadi manusia normal seperti kebanyakan manusia Lupa-Lupa Ingat kepada Alloh. Banyak sms yang datang kepada saya, “pak bolehkan puasa nadzar saya, saya kerjakan nanti saja, saya masih……..” “Pak boleh tidak puasa nadzar saya tidak saya kerjakan berurutan”. Dalam hati, dasar manusia, jika butuh saja menggebu-gebu mengumbar janji kepada ALLOH - padahal mereka jika digombali tidak mau- kalau sudah dituruti inginnya mencari keringanan atau jika perlu tidak usah melakukan nadzar. Dasar manusia, inginnya tidak usah sholat dan melakukan amaliah agama tetapi bisa masuk surga, mungkin secara general bisa disimpulkan seperti itu. Seperti sebuah lagu “andai a….a….aku jadi orang kaya…..andai….a….a….aku tak usah pakai kerja” pokoknya pingine puenak dewe, sak karepe udele dewe-dewe. Termasuk dalam hal berdzikir, kebanyakan manusia ingin hatinya tentram, namun mereka tidak pernah ingat kepada Alloh. Bukankah ada yang mengatakan “Ala bidikrillah tatmainul qulub” bahwa dzikir itu bisa menentramkan hati. Bagaimana bisa tentram hatinya, jika mereka tidak ingat Alloh? Bahkan orang berdzikir hanya lisannya saja tetapi hatinya tidak pernah ingat kepada Alloh? Lha terus bagaimana bisa tentram. Dalam mengerjakan apa saja mereka tidak ingat Alloh. Ketika makan tidak ingat Alloh. Ketika berhubungan dengan istri tidak ingat Alloh. Ketika mendapatkan rizki lupa kepada Alloh. Padahal semuanya itu pemberian Alloh. Dalam surat Al-Imran kita itu disuruh untuk selalu ingat kepada Alloh dalam setiap geraknya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (ali Imran 190-191),
Lha??????? Lho????
Makanya Ibnu Athoillah pernah dawuh. Alloh itu memberi dua hal kepada manusia agar manusia kembali ingat kepada Alloh. Pertama diberi cobaan, dengan diberi cobaan maka manusia pasti ingat Alloh. Sekafir-kafir apapun manusia jika dalam batas klimak ketidakmampuan dirinya mesti ingin dibantu oleh sebuah kekuatan yang melebihi batas kemampuan manusia apapun termasuk superman sekalipun, orang menyebut “Tuhan”. Saya contohkan jika kita berlayar dilautan, di tengah lautan itu tiba-tiba ombak begitu besar hendak menggulung seluruh penumpang perahu. Dalam batas klimak antara hidup dan mati orang akan mengharap “Ya Alloh selamatkan aku”. Begitupun ketika anda tersesat disebuah hutan atau gunung yang disitu tidak ada satu orangpun yang sanggup menolong kita mesti tanpa sadar kita akan berucap “Ya Alloh tolong aku”. Seorang ibu yang hendak melahirkan anaknya, dalam batas klimaks ketikdamampuan dia menghadapi antara hidup dan mati itu dia akan berujar “Ya Alloh selamatkan anakku”. Maka jangan heran, manusia ketika mendapatkan ujian, cobaan atau apapun itu namanya sebenarnya Alloh merindukan suara “Ya Alloh tolong aku”. Di situlah Alloh mengingkan agar hambanya kembali kepada Alloh. Jika anda (pembaca) sedang menghadapi musibah atau cobaan sebenarnya anda sedang dirindu sama Alloh agar kamu memasrahkan urusanmu kepada Alloh. Guru saya berpesan “Jika Kau serahkan Hidupmu kepada Alloh maka Alloh yang akan mengurus hidupmu, namun jika Kau pasrahkan hidupmu kepada ikhtiarmu maka Alloh akan menyerahkan hidupmu pada ikhtiarmu sendiri” kira-kira enak mana diurus Alloh dengan mengurus sendiri??????? Banyak orang yang ingin mengurus dirinya sendi makanya dia sering berputus asa karena ketidakmampuan manusia dalam menyelesaikan kemelut hidupnya. Kepasrahan kepada Alloh itu adalah solusi, bukan dengan ego kita. Kedua, Alloh memberi nikmat agar kamu bersyukur dan kembali kepada Alloh. Kamu diberi kelapangan rizki agar kamu semuanya berucap syukur kepada Alloh. Diberi kesempurnaan tubuh, kecerdasan otak, kelezatan makan, kesehatan, keluarga lengkap de el el, agar mulutmu berujar “Trims Ya Alloh, Syukron Ya Alloh, Suwun Ya Alloh, Thank Ya Alloh, Kamisia Ya Alloh”. Alloh rindu dengan itu.
Namun kedua hal itu bisa menjadi hijab jika kita memandang berbeda atau misunderstanding dengan kemauan Alloh. Alloh memberi cobaan kepada manusia agar manusia kembali kepada Alloh tetapi dipahami sebagai bentuk Alloh benci kepada kita. Bahwa Alloh tidak sayang kepada kita, Alloh tidak adil kepada kita, Padahal…….????????? Alloh member rizki kepada kita agar kita bersyukur kepada Alloh namun seringkali dipahami bahwa anugerah yang ada pada kita sebagai usaha dari kita sendiri tanpa melibatkan Alloh. Contoh ingatkah kamu contohnya si Korun Umatnya nabi Musa, yang minta didoakan oleh nabi Musa untuk menjadi orang kaya. Dia berjanji jika kaya akan mempergunakan kekayaannya untuk memperjuangkan umat dan membela umat dengan program “ Lebih cepat lebih baik dilanjutkan untuk umat semua” tetapi kita benar-benar jadi kaya dia lupa bahwa semua kekayaan yang diperoleh adalah fadolnya Alloh. Karena rahmatnya Alloh. Karena tidak mau mensyukuri nikmatnya Alloh maka seluruh harta bendanya di tenggelamkan oleh Alloh. Maka siapapun kalian jika tidak menjadikan musibah menjadi ingat kepada Alloh atau menjadikan segala kenikmatan yang kamu berikan untuk tidak kembali kepada Alloh bersiap-siaplah seperti si Korun. Karena jelas ayatnya “Lain sakartum laajidannakum walakin kafartum innahu adzabu lasadiid” Siapa yang bersyukur kepada aku aku tambah nikmatnya namun jika mereka kufur terhadap nikmatku maka bersiap-siaplah adzabku sungguh sangat puedih sekali”….ingat…..ingat………Alloh.

0 komentar:

Kethuk Hati © 2008 Por *Templates para Você*