Salah satu siswi, pernah menceritakan kepada saya gaya berpacarannya dengan pacarnya. Setiap kali ketemuan dengan pacarnya, pacarnya selalu minta ciuman. Tetapi menurut pengakuannya, dia selalu menolak. Penolakan ini kemudian menghasilkan ledekan kalimat “Engkau tidak sayang sama aku?”. Karena tidak mau dikatakan tidak sayang, maka terjadilah ciuman mesraan itu. Siswi yang lain lagi pernah curhat sama saya bahwa dia punya pacar pendiam. Setiap kali pacaran selalu tidak aktif. Padahal siswi saya ini, ingin romantis seperti di dalam sinetron-sinetron. Karenanya, pada kesempatan yang memungkinkan berduaan, siswi ini minta dicium sama cowoknya. Namun cowoknya tidak mau. Karena tidak mau murid saya ini sewot. Akhirnya demi mengobati kesewotannya, sang cowok akhirnya mau mencium. Beberapa hari pasca penciuman itu, setiap kali ketemuan malam minggu, justru sang cowok selalu menuntut untuk ciuman….he..he.. enak tenan. Pada kesempatan lain, ada satu siswa saya yang berkunjung ke rumah saya. Dia meminta saran saya untuk memutuskan antara meneruskan hubungannya dengan pacarnya ataukah tidak. Karena disatu sisi, dia sayang, tetapi disisi lain dia melihat ceweknya terlalu merdeka. Kemerdekaan pacarnya diceritakan, sering dikunjungi oleh teman laki-lakinya. Padahal dirumah ceweknya itu seringkali sendirian karena orang tuanya sibuk mencari duwit. Ceweknya sendiri terlalu berani dengan laki-laki. Dibuktikannya sendiri, ketika dia pernah berkunjung ke ceweknya itu. Karena tidak ada orang sama sekali di dalam rumahnya, maka siswa saya ini diajak cium-ciuman sama ceweknya tadi……wah…wah. Murid saya ini bertanya “menurut pak Isno, wanita semacam ini kira-kira cocok untuk masa depan saya ataukah tidak?” aku bihun. “menurut kamu bagaimana?” kembali saya tanya sama dia. “Saya kurang sreg, pak” dia menjawab. “Kenapa?” saya bertanya lagi. “dia itu sudah gonta-ganti pacar pak. Saya ini telah sekian kalinya. Kalau dengan saya saja dia minta ciuman, apa dengan pacar-pacar sebelumnya dia juga tidak begituan, pak? Berarti saya dapat sisanya pak.” He…he…..wekekekekek.
Cerita ini sungguh sangat menarik. Kenapa? Karena ceritanya adalah cerita fakta tentang hasil-hasil dari pacaran….he..he…. sayang, cinta, rindu dimaknai hanya dengan ciuman, berpelukan, pegangan tangan de el el. Sungguh kebodohan yang disempurnakan. Ayo kita merenungkan…… waktu SD saja kita akan menemukan ada siswa-siswi yang sudah berani pacaran….nanti putus…..ketika SMP pacaran lagi……putus lagi…….waktu SMA pacaran lagi…..putus lagi……belum di Perguruan tinggi…..dasar cinta monyet makanya orangnya seperti monyet…..suka menyeringai. Anda bayangkan, Ya, kalau selama SMP itu pacarnya satu, kalau berkali-kali putus nyambung?????? Belum di SMA. Belum di Perguruan Tinggi. Ya!!!!kalau hanya sekedar ngomong doank! Kalau setiap kali punya pacar dia selalu dicium, dipegang, diraba, ditrawang. Saya menjadi ingat pelajaran fiqh, tentang macam-macam air yang bisa digunakan untuk bercuci. Pertama, Air itu ada air yang suci dan bisa digunakan untuk bersuci contoh air sumur, air sungai, air laut, air hujan dll. Air-air ini dijamin suci dan bisa digunakan untuk wudlu. Kedua, air itu ada yang suci, tetapi tidak bisa dipakai untuk bersuci (berwudlu) contoh air kopi, air susu, air kelapa…..meskipun suci tetapi tidak bisa dipakai untuk wudlu. Termasuk yang sering dijadikan contoh dalam kitab fiqh pada contoh air suci tetapi tidak mensucikan adalah air musta’mal yaitu ketika anda berwudhu, sisa dari percikan air yang membasuh muka anda itu tidak bisa digunakan untuk berwudhu lagi. Kenapa? Karena airnya telah terpakai untuk bersuci sehingga tidak bisa digunakan untuk bersuci. Kalau tetap digunakan maka wudhunya batal alias tidak sah. Karena menggunakan air sisa. Ketiga, air najis, yang tidak suci dan tidak bisa digunakan untuk mensucikan contoh kencingnya kuda, kencingnya Pak Ngademo, dll. Sama dengan wanita, jika mereka itu termasuk wanita yang menjaga kehormatannya berarti dia adalah wanita suci dan bisa digunakan untuk mensucikan cinta dan pernikahan mereka. Dia (wanita) bisa mensucikan qolbu suaminya. Mensucikan kotoran-kotoran suaminya. Sedangkan kedua, apabila wanita telah terpakai maka dia tidak mampu untuk mensucikan. Dia telah terpakai dengan dicium, dipeluk, dipegang, diraba dan ditrawang…..maka ibarat air tadi tidak bisa mensucikan meskipun dia masih suci. Silahkan anda tafsiri sendiri. Ketiga adalah (maaf) wanita ibarat air tadi “wanita najis”, wanita yang sudah tidak suci lagi. Karena tidak suci maka dia tidak mungkin bisa mensucikan. Mensucikan apa saja? Bagaimana bisa mensucikan wong dirinya saja tidak suci.????
Nah kira-kira anda termasuk golongan wanita bertipe apa????? Maaf kalau tulisan ini berbau ketidakadilan gender. Sampean tinggal ngrubah saja, wanita menjadi laki-laki saja. Soalnya juga banyak laki-laki yang musta’mal dan laki-laki najis. Mungkin termasuk saya.!!!!!!!
3 komentar:
Assalamu'alaikum.Wr. Wb
Pak, seandainya wanita musta'mal itu bertaubat dan saat ini, Insya ALLOH, telah berusaha berjalan di jalannya ALLOH, apakah wanita ini tidak bisa mensucikan suaminya kelak??????????
dan si Wanita musta'mal ini ingin kembali ke jlannya ALLOH, bagaimana jalan yg harus ditempuh?????
ia pak setuju...
banyak teman2 saya yang seperti itu...
astaghfirullah...
taubat diterima atukah tidak itu urusannya Alloh. karena berurusan dengan Alloh maka taubatnya harus benar-benar. sedikit saja taubat anda tidak benar mesti Alloh tahu. karenanya butuh keseriusan dalam bertaubat. ibarat cairan tinta hitam dalam gelas kalau terus menerus diberi air mesti akan hilang dengan sendirinya. itulah!!!!!
sudah jelas bahwa taubat yang serius itu langkahnya.
1. menyadari kesalahan
2. berjanji tidak akan melakukan kesalahan
3. benar-benar meninggalkan kesalahan.
Posting Komentar